KUPANG, TIMEXKUPANG.FAJAR.CO.ID-Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) Cabang Kupang Komisariat FISIP Undana, menggelar pelatihan jurnalistik selama tiga hari, terhitung tanggal 30 September - 2 Oktober 2022. Pelatihan yang berlangsung di Graha Insan Cita Flobamorata (GICF), Jalan Bunda Hati Kudus, Kelurahan Oesapa, Kecamatan Kelapa Lima, Kota Kupang, Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) itu bertajuk “Meningkatkan dan Mengembangkan Potensi Kader dalam Menganalisis Fakta, Menulis Judul, Seni Menulis, dan Fotografi."
Ketua Panitia Pelaksana, Ade Putra kepada media ini, Jumat (30/9) menjelaskan, pemilihan tema ini didasarkan pada pandangan bagaimana seorang jurnalis bekerja mulai dari mendengarkan, menulis, menganalisa fakta, hingga penulisan berita.
"Satu hal yang paling penting adalah bagaimana muncul kepekaan kita terhadap feeling news atau berita-berita yang dekat dengan kehidupan kita, kemudian bagaimana kita mampu menjadi kader-kader yang memliki kemampuan menuangkan ide lewat tulisan sebagai perpanjangan suara rakyat," tutur Ade Putra.
Ade menyebutkan, dalam pelatihan ini, para peserta yang merupakan utusan tiap komisariat di lingkup HMI Cabang Kupang dibekali pengetahuan serta keterampilan di bidang jurnalistik oleh narasumber mumpuni, baik itu para dosen, senior HMI , Kominfo, jurnalis Pos Kupang, ZonalineNews, dan TVRI.
“Kami berusaha membangun koneksi dengan para narasumber yang merupakan orang-orang hebat di bidang media dan akademisi. Kehadiran para narasumber ini dapat memberikan nilai lebih dalam dunia jurnalistik. Baik dalam bentuk pengalaman maupun penyajian pandangan dari basic teori," jelas Sabri Hidayatullah, Ketua Umum HMI Cabang Kupang Komisariat FISIP Undana.
Sabri meyakini, para narasumber yang dihadirkan dalam pelatihan ini merupakan orang-orang kredibel dan berkualitas sehingga diharapkan setelah kegiatan ini, para peserta bisa memahami dan mengenal lebih jauh bahkan mengaplikasikan ilmu jurnalistik itu ke depan.
Ketua Umum HMI Cabang Kupang, Ibnu Tokan, mengatakan, baginya pelatihan ini sangat penting. Menurutnya, semua orang punya pengetahuan dan kecerdasan intelektual, namun tidak semua orang mampu menuangkan ide dalam tulisan. Karena itu, lanjutnya, melalui pelatihan ini, kader-kader HMI dibentuk agar bisa menuangkan gagasan-gagasannya lewat tulisan.
"Kiranya para peserta pelatihan ini tidak sekadar hadir mendengar kemudian disimpan tapi bagaimana dari apa yang didapatkan dalam pelatihan ini mampu diaplikasikan, yakni kemampuan menuangkan ide-ide dalam tulisan,” harap Ibnu Tokan.
Ibu menyebutkan, orang dapat dikenal karena warisan tulisan-tulisannya. "Hari ini kita menulis opini dan buku, walaupun jasad kita sudah tidak ada lagi suatu saat nanti, tapi karya-karya yang kita hasilkan itu nyata. Saat ini zaman berkembang sangat pesat, dan kalau kita sekadar hanya menjadi manusia yang instan, siap menerima apa yang sudah ada lalu kita mengadopsinya, maka kita akan tetap menjadi penonton. Dengan pelatihan jurnalistik ini, para kader HMI dapat berproses menuangkan ataupun menyajikan gagasan-gagasan cemerlangnya lewat tulisan," harap Ibnu Tokan. (*)
Penulis: Nita Sari
Editor: Marthen Bana