KUPANG-Sekolah Menengah Kejuruan Pertanian Pembangunan (SMK PP) Negeri Kementan Kupang kedatangan tamu dari luar negeri, yakni jajaran Kementerian Pertanian dan Perikanan Timor Leste.
Kunjungan ini dalam rangka menjalin kerjasama bidang pendidikan di sekolah vokasi pertanian, dimana SMK PP Negeri Kementan Kupang merupakan sekolah di bawah naungan Kementerian Pertanian (Kementan), tepatnya Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia Pertanian (BPPSDMP). Selain itu, kunjungan ini juga bertujuan meningkatkan kompetensi sumber daya manusia dalam bidang pertanian di Timor Leste.
Menteri Pertanian (Mentan) Syahrul Yasin Limpo menjelaskan kerja sama yang dilakukan dengan pihak manapun perlu dilakukan untuk mendukung pengembangan kualitas pembelajaran untuk meningkatkan kompetensi milenial muda pertanian.
Senada dengan Mentan, Kepala BPPSDMP, Dedi Nursyamsi menyatakan bahwa dukungan dari SDM Pertanian adalah pengungkit terbesar produktivitas pertanian. Maka pendidikan vokasi menjadi salah satu kunci terhadap cikal bakal lahirnya petani milenial.
Bertempat di Aula Nico’olas Bait, Kamis (13/10), Kepala SMK PP Negeri Kementan Kupang, Ir. Stepanus Bulu, MP mengenalkan struktur organisasi dan sarana dan prasarana pendukung di lembaga itu.
Stepanus juga menjelaskan terkait tatanan kelembagaan lembaga pertanian yang kredibel, dimana SMK PP Negeri Kupang memiliki visi dan misi secara umum untuk meningkatkan penyelenggaraan pendidikan berbasis menejemen mutu.
Stepanus mengungkap rasa bangga atas kehadiran tim dari Kementerian Pertanian Timor Leste. “Kami sangat berterima kasih semoga pertemuan awal ini bisa ditindaklanjuti untuk hal-hal yang positif demi menghasilkan SDM di bidang pertanian yang maju,” tutupnya.
Direktur Teknis Pendidikan dan Pelatihan Nasional Timor Leste, Eng. Ipolito da Costa mengatakan, selain mengunjungi SMK PP Negeri Kupang, pihaknya telah mengunjungi Politani untuk mengadopsi yang hal positif dari sekolah atau institusi berbasis pertanian yang telah memiliki banyak pengalaman.
“Hal ini dimaksudkan agar kami dapat menyadur karakter baik dari sekolah pertanian di Indonesia sebagai referensi bagi sekolah kami. Ke depan kita bisa melakukan teacher training dalam implementasi bahasa untuk peningkatan skill agar output kita mampu bersaing di pasar global,” tambahnya.
Teacher training yang dimaksud adalah para guru duduk bersama bertukar pikiran terkait teaching method dan pedagogic sehingga harapannya dengan sharing ini kedua belah pihak dapat mengambil sisi positif dari kurikulum yang ada di masing-masing sekolah vokasi dalam meng-update kompetensi yang menjadi referensi guru demi meningkatkan kapasitas siswa dalam bidang pertanian.
Tidak menuntup kemungkinan bahwa harapan kedepannya kerja sama ini berlanjut sehingga keduanya dapat melakukan pertukaran guru (teacher exchange) ataupun pertukaran peserta didik (student exchange).
"Ini demi tercapainya tujuan kita yaitu agar output lulusan pertanian semakin berkualitas terutama di sektor pertanian," kata Ipolito da Costa. (*)
Penulis: Luluk Juan