KUPANG, TIMEXKUPANG.FAJAR.CO.ID-Irjen Pol. Drs. Johanis Asadoma, M.Hum telah resmi menyandang jabatan sebagai Kapolda Nusa Tenggara Timur (NTT). Rangkaian kegiatan pelantikan dan serah terima jabatan telah dilakukan.
Mantan Kapolda NTT, Irjen Setyo Budiyanto telah menyerahkan Pataka Polda NTT kepada Irjen Johni Asadoma sebagai pengganti Kapolda. Penyerahan pataka ditandai dengan upacara bersama di Lapangan Ricky Sitohang, Jumat (21/10).
Kapolda NTT, Irjen Pol Johni Asadoma mengatakan dengan amanah yang diberikan kepada pimpinan sungguh merupakan kehormatan yang luar biasa. Namun disisi lain harus pertanggung jawabankan kepada masyarakat NTT dalam menjaga keamanan serta mendukung program pemerintah membangun NTT.
"Tugas ini sangat berat untuk dijalankan, namun saya meyakini dapat dengan mudah dilakukan jika ada dukungan dari semua stakeholder," katanya.
Sebagai Kapolda baru, Johni menyebut terdapat hal-hal yang ingin diperioritaskan dalam menjalankan tugas sebagai Kapolda NTT. Johni menegaskan akan melakukan penataan internal dalam memperkuat budaya Polri.
"Budaya yang menyadari bahwa Polri adalah pelayanan masyarakat. Kalau pelayanan maka ada yang dilayani dan pelayan memiliki tuannya. Tuannya itu yakni masyarakat. Polri adalah milik masyarakat maka harus memberikan pelayanan terbaik sehingga mengembalikan kepercayaan publik terhadap polri," tegasnya.
Bidang tugas kedua yang menjadi perioritasnya adalah membuka pola komunikasi yang seluas-luasnya kepada masyarakat di Polda dan jajaran agar bisa diakses semua orang. Masyarakat bisa mempertanyakan segala hal yang berkaitan dengan tugas kepolisian.
"Kami mengakui tidak bisa memberikan kepuasan terhadap semuanya tetapi setidaknya jawaban itu ada. Kita akan membangun profesionalitas, kapasitas daripada anggota polri karena selama ini sibuk tugas tapi mengabaikan aturan dan SOP," ujarnya.
Dikatakan, jika semuanya sudah berjalan baik, maka tugas pokok dan fungsi itu dapat dijalankan secara tulus, ikhlas, empati, dan senang hati.
Kondisi Kamtibmas juga terus dipelihara dan ditingkatkan. Sedangkan pada bidang penegakan hukum juga diutamakan restorative justice karena tidak semua kasus bermuara di pengadilan, namun bisa diselesaikan antara kedua belah pihak. "Kita bisa mereduksi dan menekan konflik sosial ditengah masyarakat," katanya.
Mantan Wakapolda NTT ini juga menegaskan agar dalam penanganan perkara harus cepat dan tidak boleh memperhambat jika alat bukti, tersangka serta saksi sudah lengkap.
"Semuanya harus dikerjakan dengan cepat sehingga tidak perlu menahan tersangka selama 60 hari. Kalau bisa secepat mungkin. Contoh seperti pelanggaran lalu lintas. Barang bukti tidak perlu ditahan lama. Jika sudah selesaikan langsung keluarkan. Menahan lama membuat suasana tidak nyaman karena fasilitas penampung kecil di Polres dan Polsek," tandas Irjen Johni.
Irjen Johni menegaskan, komunikasi sangat penting untuk itu dirinya sangat terbuka dan siap dikritik dan menerima masukan untuk kepentingan pelayanan yang selaras dengan keinginan masyarakat.
"Saya siap dikritik dan menerima masukan dari berbagai pihak dalam meningkatkan pelayanan dan menjalankan tugas di Polda NTT," ucapnya.
Sebelumnya, Irjen Pol Setyo Budiyanto dalam kesempatan tersebut mengatakan penyerahan Pataka merupakan salah satu rangkaian kegiatan dari pelantikan dan pergantian kepemimpinan yang dilakukan di Jakarta.
Dalam kepemimpinannya, ia menyampaikan terima kasih kepada Kapolda NTT sesuai amanah yang diberikan. Ia juga menyampaikan selamat kepada Irjen Johni dan Ibu Vera Asadoma, dengan harapan kedepan dapat menjalankan tugas yang lebih baik dari kepemimpinannya.
Dikatakan, dirinya menjabat selama 9 bulan, 19 hari mendapat dukungan penuh dari Forkopimda, anggota polri di Polda hingga Polsek. Selain itu diingatkan bahwa tugas Polri saat ini tentu semakin berat walau sudah melakukan berbagai hal.
"Saya berharap seluruh stakeholder dan seluruh anggota dimana saja berada agar mendukung dan melaksanakan tugas secara baik, berprestasi serta mendukung Kapolda NTT yang juga adalah mantan Wakapolda dan juga sebagai putra daerah NTT," pintanya.
Ia juga menyampaikan permohonan maaf kepada seluruh masyarakat melalui Gubernur NTT karena belum bisa memberikan yang terbaik kepada pembangunan di daerah ini.
"Perpisahan bukan akhir tapi silaturahmi terus terjalin meski saya tidak berada di NTT, namun saya bisa dianggap sebagai bagian dari Polda NTT dan bagian dari masyarakat NTT," tuturnya.
Hadir dalam kegiatan tersebut, Gubernur NTT, Viktor Bungtilu Laiskodat (VBL) yang diwakili Kepala Dinas Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Zeth Sony Libing, Penjabat Wali Kota Kupang George Melkianus Hadjoh, para tokoh agama, tokoh masyarakat dan perwakilan dari Forkopimda NTT. (r3)
Editor: Marthen Bana