KUPANG, TIMEXKUPANG.FAJAR.CO.ID-Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Pelayaran Lasiana Kupang menggelar Masa Dasar Bimbingan Mental (Madabintal) bersinergi dengan Lantamal VII Kupang. Kegiatan ini berlangsung pada 25-29 Oktober 2022.
Tujuannya untuk membentuk karakter para siswa, mulai dari pembinaan fisik hingga mental. Kegiatan ini juga merupakan langkah akhir menuju proses pelantikan dari calon Taruna-taruni menjadi Taruna-taruni Angkatan ke-30.
Kegiatan ini juga dimaksudkan menyiapkan generasi siap pakai dan bersaing di dunia kerja dan usaha, terutama untuk bisa terjun menjadi bagian untuk membantu masyarakat.
Ada sebanyak 86 orang calon taruna-taruni SMK Pelayaran Kupang yang akan dilantik ini akan diberi materi dasar dan praktik langsung, dan diakhiri dengan pemberian bantuan di pondok pesentren.
Kepala SMK Pelayaran Lasiana Kupang, Jesica Sonabella mengatakan, terimakasih kepada Danlamatal VII Kupang, Laksamana Pertama (Laksma) TNI Dr. Heribertus Yudho Warsono, S.E., M.M., M.Tr.Opsla., CHRMP., CIQnR., CIQaR., CRMP., yang sudah menyetujui kegiatan ini berlangsung dan juga bersedia memberikan materi dan berbagi ilmu terhadap calon Taruna/i SMK Pelayaran Lasiana Kupang.
Terimakasih juga kepada Aspotmar, Kol. Laut Joni Effendi., M.Tr.Han, Danyonmarhanlan VII, Letkol Marinir Wira Dharma S. Lumban Gaol, Kadispotmar Mayor Laut Bendot Ariyatno S.P., M.H, para pelatih, marinir juga team medis Angkatan Laut yang memberikan ilmu, waktu juga selalu sigap ketika ada yang sakit.
"Terim kasih juga untuk Ibu Ketua Yayasan yang sudah mendukung rangkaian kegiatan tersebut. Semua pihak terkait yang terlibat dalam pelatihan untuk menjadikan taruna-taruni ini menjadi lebih tangguh," katanya saat diwawancarai Sabtu (29/10).
Jesica mengungkapkan, kegiatan ini baru pertama kali dilakukan di SMK Pelayaran Kupang. "Tak pernah membayangkan hal ini terjadi, anak-anak dilatih bukan hanya fisik tapi mental pun demikian dalam kurun waktu lima Hari saja," kata Jesica.
Hari pertama dimulai dengan begitu banyak materi, mulai dari wawasan kebangsaan, kejuruan, etika dan moral serta bertoleransi dalam beragama.
Di hari berikutnya, lanjut Jesica, dilanjutkan dengan kegiatan baris berbaris, yel-yel, malam api unggun, long March, berbagi sembako ke Pondok Pesantren Dahrul Auliah, pungut sampah di pesisir pantai hingga pengambilan baju seragam yang disertai dengan jalan jongkok, tradisi mencium bendera merah putih dan bendera yayasan hingga harus merayap untuk mendapatkan pakaian juga atribut sekolah lainnya.
"Banyak cerita yang di alami oleh calon taruna-taruni tersebut, dimana mana mereka harus jauh dari orang tua. Rasa senang, tawa, sedih, takut terpancar dari wajah mereka. Banyak pengalaman dan ilmu yang mereka dapatkan dan sudah pasti menjadi bekal masa depan untuk mereka nantinya," ujarnya.
"Saya salut dan bangga atas kegigihan pelatih dan juga semangat catar atau calon taruna-taruni tidak pudar dengan semua pelatihan dan ilmu yang diberikan," tambahnya.
Jesica mengaku, dirinya juga memberi kesempatan untuk calon staf batalyon mengikuti pelatihan tersebut sehingga fisik mereka dibentuk, mental mereka menjadi kuat dan tentunya dapat bersaing dalam ilmu pelajaran. (r2)
Editor: Marthen Bana