Sosok Brigjen TNI Imam Budiman di Mata Danlantamal VII Kupang: Komunikatif, Peduli Anggota dan Ringan Tangan

  • Bagikan
Danlantamal VII Kupang, Laksma TNI, Dr. Heribertus Yudho Warsono ketika ditemui di ruang pemulasaraan jenazah RSUD Prof. Dr. W. Z. Johannes Kupang, Senin (14/11). (FOTO: INTHO HERISON TIHU/TIMEX)

KUPANG, TIMEXKUPANG.FAJAR.CO.ID-Danrem 161/Wira Sakti Kupang, Brigjen TNI Iman Budiman menghembuskan napas terakhirnya pada Senin, 14 November 2022 sekira pukul 15.45 Wita.

Jenderal TNI bintang satu ini diduga meninggal karena serangan jantung dan jatuh di kamar mandi. Ia lalu dilarikan ke RSUD Prof. Dr. W. Z. Johanes Kupang untuk mendapat pertolongan, namun nyawa putra dari mantan Menhankam/Pangab, Edy Sudrajat ini tidak tertolong.

Untuk diketahui, Brigjen Iman baru bertugas lebih kurang 10 bulan di NTT. Meski demikian, sosoknya dikenal sangat peduli dengan kesejahteraan anggota. Selain itu, anak dari pasangan suami istri, Jenderal TNI (Purn) Edi Sudrajat dan ibunda Kapten Pnb (Purn) Lulu Lugiyati juga sangat komunikatif dalam menangani persoalan kemasyarakatan.

Hal itu disampaikan Danlantamal VII Kupang, Laksamana Pertama (Laksma) TNI, Dr. Heribertus Yudho Warsono ketika ditemui di ruang pemulasaraan jenazah RSUD Prof Dr. W. Z. Johannes Kupang, Senin (14/11) petang.

Menurut Laksma Yudho, keduanya mendapat penugasan dan kepercayaan menjabat sebagai Danrem dan Danlantamal VII hampir bersamaan di NTT.

Dalam menjalankan tugas semasa hidupnya, Yudho mengenal sosok Brigjen Iman sebagai orang yang sangat peduli dengan anggota dan masalah sosial kemasyarakatan.

"Almarhum ini memang sangat konsen dengan kesejahteraan anggota dan masalah sosial. Dan untuk urusan ini, dia sangat komunikatif langsung berkoordinasi dengan lihak-pihak terkait," kata Yudho.

Menurutnya, komunikasi kepada semua matra TNI-Polri maupun pemerintah juga sangat aktif dilakukan. Diakui, memang sudah ada instruksi dan fokus kerja dari pimpinan sehingga dilanjutkan di daerah dengan kekuatan yang ada, namun Brigjen Iman begitu sangat peduli.

"Komunikasi dan koordinasi dilakukan untuk semua pihak. Intinya beliau itu sangat ringan tangan dan peduli," tandasnya.

Yudho mengisahkan, keduanya baru selesai melakukan operasi SAR bersama dalam rangka pencarian anggota yang hilang di Pulau Batek. Almarhum langsung mengarahkan satu unit helikopter untuk upaya pencarian. "Bagi saya dia sangat peduli, ringan tangan terhadap sesama maupun kelompok masyarakat," ungkap Yudho. (r3)

Editor: Marthen Bana

  • Bagikan