KUPANG, TIMEXKUPANG.FAJAR.CO.ID-UPTD SMP Negeri 6 Kota Kupang terus melakukan berbagai terobosan dan inovasi pembelajaran agar dapat membentuk dan meningkatkan karakter siswanya.
Melalui bimbingan Project Penguatan Profil Pelajar Pancasila pada kurikulum Merdeka Belajar, siswa dan guru bekerjasama mengelar Festival Literasi dan Pentas Seni (Pensi) Budaya NTT.
Festival melibatkan seluruh siswa dan juga menghadirikan karya pangan lokal dan menampilkan tenun ikat dari berbagai daerah. Acara dibuka secara resmi oleh Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kota Kupang, Dumuliahi Djami dan dihadiri Ketua dan anggota Komisi IV DPRD Kota Kupang.
Acara yang berlangsung selama dua hari, yakni 11 - 12 November itu sedianya melibatkan pihak wings dan sejumlah UMKM untuk pasar murah serta gelaran peningkatan ekonomi masyarakat sekitar, namun bertepatan dengan penerapan PPKM level 1 di Kota Kupang, terpaksa kegiatan itu dibatalkan.
Kepala SMP N 6 Kota Kupang, Aryandi Beny Mauko mengatakan, kegiatan sekolah yang dipimpinnya itu bukan sekolah penggerak namun pihaknya menerapkan kurikulum Merdeka Belajar dengan sasaran siswa kelas VII secara mandiri.
Dijelaskan, dalam kurikulum Merdeka Belajar, terdapat Project Profil Pelajar Pancasila. Dan berbagai kegiatan dilakukan untuk pengembangan diri siswa.
"Kegiatan ini merupakan kali kedua. Pertama itu pada pertengahan semester dengan mengusung tema kewirausahaan dengan memproduksi vokasi lalu dijual ke orangtua. Dan saat ini bertemakan kearifan lokal," bebernya.
Selain itu, kata Benny, dalam kegiatan tersebut dikolaborasikan guru dan siswa terkait pengolahan pangan lokal. "Sebenarnya acaranya lebih ramai karena akan melibatkan mitra untuk pasar murah tapi karena adanya PPKM level 1 sehingga mitra membatalkan itu. Kami berharap kedepan kegiatan seperti ini terus ditingkatkan dan gaunnya lebih besar lagi," harapnya.
Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kota Kupang, Dumuliahi Djami dalam kesempatan tersebut menyampaikan terima kasih kepada para siswa, guru-guru dan kepala sekolah yang mengelar kegiatan tersebut.
Kreativitas kepala sekolah dan guru membangun mengunakan limbah untuk membuat berbagai karya sangat bagus dan perlu dipertahankan serta ditingkatkan.
Dikatakan, terkait kegiatan tersebut agar siswa dapat mencintai budaya NTT dan kedapan lebih nampak dari sisi budaya. SMP N 6 bukan sekolah penggerak tetap mampu menerapkan kurikulum sekolah penggerak dan tentu ini sangat luar biasa.
"Ini menggambarkan motivasi peningkatan pendidikan maka kami dinas Pendidikan sangat memberikan dukungan penuh kepada sekolah dan siswa karena pengembangan diri siswa ini," sebutnya.
Kerja sama kepala sekolah, guru dan lingkungan masyarakat juga diingat Dumuliahi Djami, bahwa perlu dikembangkan, dipelihara agar tidak terjadi hal-hal yang di inginkan.
"Kepala sekolah membangun hubungan yang mesra dengan warga sekitar agar fasilitas sekolah terus dijaga. Kami yakin semua itu sudah dilakukan dan terbukti masyarakat yang menjaga sekolah ini," katanya.
Disebutkan, terdapat dana dari pemerintah pusat sebanyak 40 miliar dan pihaknya akan fokuskan kepada pembangunan fasilitas pendukung untuk tahun 2023 mendatang.
Ia juga berpesan agar semua sekolah harus satu kebersihan dan saat ini SMP 6 sudah mulai bersih dan memberikan suasana yang aman di sekolah. (r3)
Editor: Marthen Bana