Salurkan Bantuan TJSL Integrasi Pengembangan Hutan Energi dan Peternakan Terpadu bersama Undana dan Pemprov NTT
Gubernur Apresiasi Program Transformasi PLN Berkolaborasi dengan Perguruan Tinggi, Dunia Usaha, BUMDes dan Masyarakat
KUPANG, TIMEXKUPANG.FAJAR.CO.ID-Salah satu upaya mengakselerasi pengurangan emisi karbon dunia adalah dengan mengurangi penggunaan energi fosil. Untuk itu, PLN mempercepat program transformasi energi hijau dengan teknologi Co-firing yang juga berbasis ekonomi kerakyatan menggandeng Pemerintah dan civitas akademika Undana dalam pengembangan hutan energi di Desa Oetuke, Kabupaten Timor Tengah Selatan (TTS), NTT.
Gubernur NTT, Dr. Viktor Bungtilu Laiskodat, SH., M.Si, mengatakan, dirinya sangat berbangga dan berterima kasih karena selama menjabat sebagai gubernur, baru kali ini dirinya menemukan adanya kolaborasi yang baik antara masyarakat, perguruan tinggi, BUMN PLN, Pemerintah, dan dunia usaha beserta BUMDes.
"NTT tidak lama lagi cepat bertumbuh. Satu hari bisa 300 ton, jadi mendapat 180 juta perhari. Jadi kita harus tanam dengan baik, karena pohon lamtoro makin dipangkas makin subur. Undana sudah mendesain hutan dengan baik jadi kita harus beradaptasi dengan renewable energy dan mendukung net zero karbon karena masyarakat mendapat multiplier effect," ucap Viktor yang hadir pada acara pengembangan hutan energi di Desa Oetuke.
Gubernur Viktor mengajak masyarakat untuk berkomitmen mendukung perwujudan energi hijau di NTT. "Jadi kalau kita bisa menambah mesin lagi untuk energi, lalu ada bantuan sapi di desa ini, maka angka kemiskinan harus turun. Di sisi lain, pemahaman tentang listrik sebagai infrastruktur stimulus terhadap pertumbuhan ekonomi, sehingga kelompok rumah tangga bisa memanfaatkan. Jadi apabila bulan Mei 2023 bisa mencapai 200 ton perhari, maka EBT di Pulau Timor akan sangat mudah untuk didapat. Saya harapkan bisa berjalan dengan baik program transformasi hijau ini," harap Gubernur Viktor.
Tranformasi energi hijau di NTT ini merupakan tindak lanju dari penandatanganan Memorandum Of Understanding (MoU) antara PT PLN Unit Induk Wilayah (UIW) NTT dengan Pemprov NTT dan Undana yang dilakukan di Labuan Bajo pada 24 Juni 2022 lalu. Saat itu Pemprov NTT sendiri telah menyediakan tambahan lahan 3.600 hektare di kawasan Pulau Timor untuk program penggerakan ekonomi energi kerakyatan lewat co-firing tersebut.
Disamping itu, Transformasi Energi dan Cofiring PLTU menjadi perhatian dalam pertemuan tingkat dunia di Mesir, yaitu konferensi perubahan iklim atau COP27 pada 6 – 12 November 2022.
Direktur PLN, Darmawan Prasodjo menyampaikan komitmen 8 inisiatif dalam tranformasi energi dan telah melakukan berbagai akselerasi di berbagai proyek energi bersih.
Sejalan dengan inisiatif tersebut, PLN Unit Induk Wilayah Nusa Tenggara Timur menginisiasi program integrasi pengembangan hutan energi, dan peternakan untuk mendukung ekosistem penyediaan bahan baku cofiring sekaligus meningkatkan ekonomi masyarakat di NTT khususnya pulau Timor yang di “trigger” dengan program TJSL kepada masyarakat Desa Oetuke, Kabupaten TTS.
Bantuan Program Tanggung jawab Sosial dan Lingkungan (TJSL) PLN dengan tajuk Integrasi Pengembangan Hutan Energi dan Peternakan Terpadu untuk kebutuhan Biomasa Cofiring PLTU Bolok di Pulau Timor yang berbasis Ekonomi Kerakyatan bersama Universitas Nusa Cendana (Undana) dan Pemerintah Provinsi Nusa Tenggara Timur di Desa Oetuke, Kecamatan Kolbano, Kabupaten TTS pada Selasa (22/11/2022).
Penyerahan bantuan berupa bantuan bibit tanaman produksi Biomassa Co-firing dan Peralatan Pengolah Lahan Energi, Bantuan Mesin Pencacah dan Konservasi Satwa di kawasan Ekowisata Hutan Energi.
General Manager PLN Unit Induk Wilayah NTT, Fintje Lumembang mengatakan, kegiatan tersebut merupakan bukti bahwa NTT mempunyai hutan energi yang sangat cukup sebagai perwujudan merubah Pulau Timor menjadi Biomass Island.
Sinergi antara PLN dengan Undana telah terjalin dengan baik, dan Undana siap melestarikan hutan dan memberi nilai tambah terhadap hutan dan di Desa Oetuke. Melalui program ini, PLN siap mendukung pertumbuhan industri di desa.
“Untuk pembangunan tempat pengolahan woodchip, PLN telah menyediakan lsitrik sebesar 197 kVA. Ini berarti PLN siap mendukung pertumbuhan industri bukan hanya di kota tapi juga di desa. Kami berharap industri lainnya dapat bertumbuh di Oetuke dan desa-desa lainnya di NTT,” imbuhnya.
Desa Oetuke dipilih sebagai pusat pegembangan hutan energi sebagai bahan baku co-firing karena memiliki topografi yang strategis. Daerah berbukit seluas 150 hektare dipenuhi dengan tanaman liar khususnya lamtoro dan gamal.
Dari hasil penelitian, lamtoro mempunyai nilai kalori kurang lebih 3.900 kkal/kg yang cukup untuk dijadikan bahan baku cofiring yang efisien. Salah satu mata pencaharian penduduk yaitu beternak dimana ternak diberikan makanan memanfaatkan daun dan ranting pohon lamtoro yang ada. Hal ini menjadi pendukung penyediaan sapi sebagai bagian dari program pengembangan hutan energi di Oetuke.
Daun menjadi pakan ternak sapi, ranting dan batang pohon dicacah menjadi woodchip untuk bahan baku co-firing, sehingga bukan saja bahan baku co-firing tersedia secara berkelanjutan akan tetapi juga meningkatkan kesejahteraan masyarakat di Desa Oetuke.
Sementara itu, Civitas Akademika Undana dalam pengembangan hutan energi berbasis ekonomi kerakyatan ini. Untuk menjaga sustainability Feed Stock, Undana punya obat, yaitu ekonomi kerakyatan/ekonomi gotong royong sebagai jawaban tantangan di 2023. BUMN hadir untuk rakyat melalui program TJSL di Desa Oetuke, Undana dan PLN berhasil membuat suatu miniatur sistem Hutan Energi berbasis kerakyatan dengan melibatkan BUMDes pertama di NTT bahkan nasional sebagai penyedia pasokan biomass.
Sementara itu, Rektor Undana, Dr. drh. Maxs U. E. Sanam, M.Sc mengapresiasi acara yang mendorong ekonomi kerakyatan. "Kami dari perguruan tinggi sangat bangga dengan hadirnya acara ini, dan Desa Oetuke menjadi pilot project desa cofiring PLTU Bolok milik PLN. Jadi peran desa dalam pengembangan energi suplai biomassa dari Lamtoro adalah tanggung jawab Undana seperti adanya penggunaan pupuk. Sebagai perwujudan Tridharma Perguruan Tinggi, Undana berkewajiban menyelenggarakan pendidikan, penelitian, dan pengabdian kepada masyarakat seperti acara hari ini," jelasnya.
Penyerahan TJSL di Desa Oetuke berupa 40.000 anakan lamtoro, ternak sapi sebanyak 25 ekor dan 1 unit mesin cacah kapasitas produksi 3-4 ton per jam.
Kegiatan ini dihadiri oleh berbagai elemen pemerintah dan masyarakat. Selain PLN, Gubernur NTT dan Undana, turut hadir Asisten I Setda TTS, Direktur PT. Timor Bio Energy sebagai pionir industri woodchip di Oetuke, perangkat desa, masyarakat Desa Oetuke dan sekitarnya.
Pada kesempatan ini juga dilakukan penanaman pohon lamtoro sebagai simbolis dan penyerahan bantuan sapi kepada Kepala Desa Oetuke, Kot'olin, Noelunat, dan Oebeti. Penanaman anakan lamtoro ini untuk kelangsungan Hutan Energi di Pulau Timor. (*/aln)