Terindentifikasi Korban Tenggelam di Pantai Lelendo Ternyata Kakak Beradik, Keluarga Tolak Autopsi

  • Bagikan
Tim Basarnas dan Lantamal VII Kupang saat mengevakuasi tiga jenazah yang ditemukan terapung di Pantai Lelendo, Desa Bolok, Kecamatan Kupang Barat, Kabupaten Kupang, Minggu (27/11). (FOTO: IMRAN LIARIAN/TIMEX)

KUPANG, TIMEXKUPANG.FAJAR.CO.ID-Tiga jenazah yang ditemukan terapung di Pantai Lelendo, Desa Bolok, Kecamatan Kupang Barat, Kabupaten Kupang, Minggu (27/11) berhasil diidentifikasi.

Dua dari jasad yang telah teridentifikasi merupakan saudara kandung (kakak beradik) yakni Ardy Puay (22), merupakan warga RT 46 Kelurahan Liliba dan Defrit Puay (32), warga RT 46 Kelurahan Liliba. Sedangkan Nino Marten Puay (35), warga RT 10/RW 05 Desa Baumata, merupakan bapak kecil (paman) dari kedua korban lainnya.

Kapolres Kupang AKBP FX Irwan Arianto S.I.K, M.H, membenarkan adanya penemuan mayat tersebut. " Benar ketiganya ditemukan dini hari tadi sekitar jam 02.30 wita, dan saat ini kami tengah melakukan penyelidikan penyebab kematiannya," jelasnya.

Ketiga jenazah ini ditemukan pertama kali oleh Andro Hatan, warga RT 03 RW 05 Desa Bolok. Lalu, kejadian tersebut dilaporkan kepada aparat keamanan setempat dan Basarnas Kupang.

Mendapat informasi tersebut aparat Kepolisian Polres Kupang bersama Basarnas Kupang, Tagana Dinsos NTT, Polairud, BPBD Provinsi NTT, Lantamal VII Kupang dan Relawan K2S langsung mendatangi TKP.

Dikatakan tim kepolisian melakukan olah TKP dan selanjutnya ketiga jenazah tersebut dievakuasi ke RSB Titus Uly Kupang untuk di lakukan visum et repeertum.

"Dilokasi kejadian juga ditemukan dua unit sepeda motor milik para korban yakni Suzuki Matic dengan nomor polisi DH 4622 HU dan sepeda motor Yamaha Mio dengan nomor polisi DH 2918 HV. Selain itu, ditemukan beberapa kartu identitas yang merupakan milik para korban," katanya.

Sementara Mery Puay-Abuk (32), istri dari korban Ardy Frenki Pusat saat ditemui di RSB Titus Uly Kupang, mengatakan bahwa awal mendapat informasi dari Ketua RT 46 Kelurahan Liliba, Kris Saluk menyampaikan kalau suaminya tenggelam di laut.

"Saya dengar langsung kaget dan mau pingsan saja. Saya langsung peluk tiga anak saya lalu saya sampaikan bapak sudah jalan kasih tinggal kita semua," sebut Mery sembari meneteskan airmata.

Mery menambahkan bahwa suaminya itu berangkat bersama-sama dengan korban Defry satu motor, sedangkan Nino Marten Puay sendiri satu motor.

Mereka semua itu bersaudara kandung. Korban Ardy (suaminya) dan Defrit Puay adalah kakak adik kandung, sedangkan Nino Marten Puay adalah bapak kecil. Mereka semua sehari-hari bekerja sebagai tukang bangunan. "Kami keluarga terima sebagai musibah dan kami tolak untuk autopsi," ujarnya.

Sementara Ketua RT 46 Kelurahan Liliba, Kris Saluk, mengatakan bahwa ada dua korban itu merupakan warganya, sedangkan korban yang satunya itu warga Desa Baumata.

Berdasarkan keterangan keluarga korban bahwa para korban ini pergi mencari ikan di laut sejak pukul 17.00 Wita, dari hari Sabtu (26/11). "Lokasi itu mereka sudah sering pancing ikan, diduga mereka tenggelam saat air laut naik," pungkasnya. (r1)

  • Bagikan