Pertamina Pastikan Stok Minyak Tanah Memenuhi Kebutuhan Akhir Tahun
KUPANG TIMEXKUPANG.FAJAR.CO.ID-Kelangkaan bahan bakar minyak (BBM) jenis minyak tanah di Kota Kupang beberapa pekan terakhir menimbulkan keresahan dari masyarakat Kota Kupang. Masyarakat harus berburuh minyak tanah dipangkalan dengan antrian panjang, dari pagi hingga siang hari.
Menyikapi persoalan ini, Polda NTT langsung membentuk tim dan melakukan penyelidikan namun tidak menemukan adanya penyalahgunaan BBM.
Hal itu dipastikan Kapolda NTT, Irjen Pol Johni Asadoma, ketika melakukan konferensi pers terkait kelangkaan minyak tanah di Lobi Humas Polda NTT, Selasa (29/11).
Didampingi Kabid Humas Polda NTT Kombes Pol Ariasandy dan Ahmad Tohir, Sales Area Manager Pertamina NTT, Kapolda NTT menjelaskan peranan dan upaya-upaya Polri dalam kelangkaan minyak tanah telah dilakukan.
"Berbagai upaya telah kami lakukan terkait kejadian kelangkaan minyak tanah di wilayah NTT, yaitu dengan melakukan penyelidikan terkait distribusi penyalahgunaan BBM minyak tanah yang ada di wilayah Provinsi NTT dan melakukan koordinasi dengan stakeholder terkait yaitu Pertamina," ujar Kapolda NTT.
"Dan hasil yang kami peroleh bahwa tidak didapati penyalahgunaan BBM jenis minyak tanah di wilayah hukum Provinsi NTT dan kondisi kelangkaan yang terjadi, murni karena adanya pengurangan jumlah kuota tahunan BBM jenis minyak tanah sebesar 3,48 persenuntuk wilayah NTT," tambahnya.
Kapolda juga menyebut, antrian minyak tanah ini disebabkan ada peningkatan aktivitas ekonomi dan masyarakat membutuh minyak tanah sehingga untuk mendapatkan minyak terpaksa berebutan.
"Aktifitas ekonomi normal lagi pasca covid-19 dan Seroja sehingga terjadi peningkatan kebutuhan minyak tanah," sebutnya.
Melalui kesempatan tersebut, Irjen Johni meminta masyarakat agar tidak perlu resah dengan kondisi ini karena Pertamina telah memastikan kebutuhkan akan minyak tanah tercukupi.
Ahmad Tohir, Sales Area Manager Pertamina NTT mengaku telah terjadi kelangkaan minyak tanah sejak awal bulan November. Hal ini dikarenakan adanya pengurangan kuota dari BPH Migas sebesar 3,84 persen.
"Sejak awal November kuota minyak tanah dikurangi sehingga terjadi kelangkaan," katanya.
Disebutkan, berkat komunikasi dan koordinasi dengan pemerintah daerah, bisa menambah kembali kekurangan kuota. BPH Migas telah menyetujui penambahan kuota pada tanggal 25 November.
Untuk itu, kata Ahmad pihaknya tengah berupaya menormalkan kembali pendistribusian minyak kepada masyarakat kepada masyarakat.
"Selama ini distribusi minyak tanah di NTT per hari sebesar 200 KL. maka distribusinya digandakan untuk mencukupi kebutuhan masyarakat saat ini," tambahnya.
Ia menjamin kondisi segera normal karena Pertamina akan all out. Masyarakat tidak perlu panik karena Pertamina jamin tidak akan ada kelangkaan minyak tanah menjelang natal dan tahun baru.
Ahmad juga membantah jika kelangkaan ini sebagai upaya pengalihan pengguna minyak tanah ke pengguna gas. "Masyarakat tidak perlu kuatir. Tidak ada yang sengaja mengalihkan ke gas. Ada informasi juga bawa tahun 2023 tidak ada lagi minyak tanah, itu semua tidak benar. Kelangkaan ini terjadi karena kurangnya kuota minya," tandasnya. (r3)