KUPANG, TIMEXKUPANG.FAJAR.CO.ID-Majelis Ulama Indonesia (MUI) Kabupaten Kupang, memberikan penguatan wawasan kebangsaan kepada anak-anak Pondok Pesantren Tarbiyatul Mu'allafin, Desa Tesbatan, Kecamatan Amarasi, Kabupaten Kupang, Sabtu (26/11).
Kegiatan penguatan tersebut mengusung tema “Menjalin Persatuan dalam Bingkai Kebhinekaan guna Mencegah Radikalisme Terorisme dan Intoleransi” berlangsung aman, lancar dan tertib.
Ketua MUI Kabupaten Kupang, H. Jamal Mustafa, pada kesempatan tersebut mengungkapkan bahwa dalam menjalankan kehidupan manusia tidak terlepas dari suku dan bangsa.
Dikatakan, Allah SWT berfirman dalam Q.S. Al Hujurat ayat 13 yang artinya, 'Hai manusia, sesungguhnya kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling kenal-mengenal.
Lanjunya, sesungguhnya orang yang paling mulia di antara kamu di sisi Allah ialah orang yang paling takwa di antara kamu. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui dan Maha Mengenal.
" Tidak boleh ada permusuhan dan jangan bercerai berai. Persaudaraan dan persatuan adalah karunia Allah SWT. Jalankan perintah Allah SWT dan meneladani Rasulullah SAW," jelas H. Jamal Mustafa.
Cara memandang bangsa ini dengan suku, bahasa, adat istiadat yang banyak dengan selalu menjaga persaudaraan dan persatuan antar sesama manusia. Sesuai dengan hadist Nabi Muhammad SAW, yakni 'Khoirunnas Anfauhum Linnas, artinya sebaik-baik manusia adalah orang yang paling bermanfaat bagi manusia'.
" Kita harus tingkatkan keimanan dan ketakwaan kepada Allah SWT dan menjaga persaudaraan, persatuan dan keamanan sesama manusia," ungkapnya.
Tugas menjaga keamanan bukan hanya TNI-POLRI tetapi tugas semua masyarakat demi menciptakan situasi yang kondusif, aman tentram dan damai.
Ketua MUI Kabupaten Kupang ini menambahkan bahwa penguatan wawasan kebangsaan untuk anak-anak pesantren. Tujuannya agar generasi penerus bangsa ini harus cinta tanah air dan menjaga keutuhan bangsa dan negara Indonesia.
Selain itu penguatan kepada anak-anak pesantren bahwa tindakan radikalisme itu sangat berbahaya sehingga anak-anak dapat saling menghormati, menghargai dan saling menjaga sesama anak bangsa.
Kemudian penguatan spiritual untuk selalu meningkatkan keimanan dan ketakwaan kepada Allah SWT dan selalu menjaga hubungan baik antar sesama.
"Generasi pemuda yang siap menjadi pemimpin ke depan maka kami sebagai tokoh agama MUI menjadi tanggungjawab memberikan kewajiban mendidik dan membina anak-anak Pondok Pesantren bisa memahami wawasan kebangsaan dan mencegah radikalisme terorisme sehingga mereka bisa menjadi garda terdepan dalam menjaga NKRI," tandasnya.
Pimpinan Pondok Pesantren Tarbiyatul Mu'allafin, Ahmad S. Horsan, mengaku sangat bersyukur sekali atas kegiatan wawasan kebangsaan yang digelar oleh MUI Kabupaten Kupang.
Dengan kegiatan ini anak-anak Pondok Pesantren diberikan pemahaman yang baik tentang wawasan kebangsaan serta menjauhi radikalisme terorisme. Kegiatan wawasan kebangsaan ini sangat penting karena anak-anak santri diberikan penguatan tentang kebangsaan. Jumlah anak-anak Pondok Pesantren sebanyak 106 orang yang berasal dari Kabupaten Alor, TTS dan lainnya.
"Kami di Desa Tesbatan dinobatkan sebagai desa pancasila dan desa toleransi antar umat bergama berjalan dengan baik. Kami sudah ajarkan kepada anak-anak untuk berpegang teguh pada NKRI, Pancasila, UUD 1945 dan Bhineka Tunggal Ika," pungkasnya. (r1)