DJPb Beri Piagam WTP, Gubernur NTT: Itu Bukan Prestasi

  • Bagikan
PIAGAM WTP. Kepala DJPb NTT, Catur Ariyanto Widodo, menyerahkan piagam penghargaan Opini WTP kepada Wakil Gubernur NTT Josef Nae Soi yang disaksikan oleh Gubernur NTT Viktor Bungtilu Laiskodat, di Aula Fernandez Kantor Gubernur NTT, Jumat (9/12). (FOTO: FENTI ANIN/TIMEX)

KUPANG, TIMEXKUPANG.FAJAR.CO.ID-Direktorat Jenderal Perbendaharaan (DJPb) Provinsi NTT mengapresiasi Pemerintah NTT yang kembali meraih opini Wajar Tanpa Pengecualian (WTP).

Kepala DJPb NTT, Catur Ariyanto Widodo, menyerahkan piagam penghargaan itu kepada Wakil Gubernur NTT Josef Nae Soi yang disaksikan oleh Gubernur NTT Viktor Bungtilu Laiskodat.

Piagam ini diserahkan usai Penyerahan Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran (DIPA) dan Buku Alokasi Transfer ke Daerah (TKD) Tahun Anggaran (TA) 2023 di Aula Fernandez Kantor Gubernur NTT, Jumat (9/12).

Penghargaan dari Kementerian Keuangan atas capaian kinerja Wajar Tanpa Pengecualian (WTP) kepada Pemprov NTT. Untuk diketahui Pemprov NTT telah meraih opini WTP selama 7 tahun berturut-turut.

"Kami mewakili kementerian keuangan menyampaikan apresiasi karena pengelolaan keuangan di NTT telah sesuai prinsip-prinsip yang baik," sebutnya.

Gubernur NTT dalam arahannya menanggapi hal tersebut bukan sebagai prestasi namun merupakan kewajiban yang harus dilakukan oleh pemerintah daerah.

"Itu bukan prestasi. Terima WTP bukan prestasi tapi keharusan karena belanja maka terjadi kesejahteraan. Tujuan APBN dan APBD adalah untuk mensejahterakan masyarakat Indonesia khususnya juga NTT," kata Gubernur Viktor Laiskodat.

Ia melanjutkan, tujuan administrasi keuangan yang benar dan baik adalah keharusan tetapi yang terpenting adalah dapat mencapai kesejahteraan masyarakat.

"Karena kita ada yang administrasinya saja tapi tujuan pembangunan kesejahteraan tidak jalan," sebutnya.

Ia juga menyinggung modernisasi pada proses perlu dilakukan terutama terhadap sektor pertanian di NTT yang lebih besar 60 persen dari sektor lainnya.

"Bila tidak ada modernisasi maka bisa dipastikan kita tetap miskin," ucapnya.

Ia meminta mindset pemimpin berubah terutama soal modernisasi bidang pertanian baik itu dalam penanaman, penyiangan hingga dengan pangan. (r2)

  • Bagikan