Manusia Harus Kembali Merawat Bumi, Minimalisir Penggunaan Hiasan Natal Berbahan Plastik

  • Bagikan
Ketua Majelis Sinode GMIT, Pdt Mery Kolimon (IST)

KUPANG, TIMEXKUPANG.FAJAR.CO.ID-Majelis Sinode GMIT telah menetapkan tema Natal 2022 dan Tahun Baru 2023. "Maka Pulanglah Mereka ke Negerinya melalui Jalan Lain" (Matius 2:12). Tema ini ditetapkan bersama oleh Persekutuan Gereja-Gereja di Indonesia (PGI) dan Konferensi Wali Gereja Indonesia (KWI) sebagai tema ekumene untuk perayaan Natal 2022.

Seperti biasa, GMIT menggunakan tema ini untuk menegaskan identitas GMIT sebagai bagian dari gereja Kristus yang kudus, am, dan rasuli.

"Sesuai teks Matius 2:12, karena diperingatkan dalam mimpi agar jangan kembali kepada Herodes, mereka kembali ke negerinya melalui jalan lain. Tema ini menuntun kita untuk merayakan Natal sebagai perayaan bersama seluruh umat manusia dan seisi dunia," kata Ketua Majelis Sinode GMIT, Pdt Mery Kolimon.

"Sebagaimana para Majus yang diingatkan untuk menempuh jalan lain demi keberlanjutan hidup dan karya Kristus, sang Bayi Natal, kita pun perlu mencari jalan-jalan alternatif untuk menjawab berbagai pergumulan kehidupan dan kemanusiaan di tengah dunia sekarang ini," tambahnya.

Pdt Mery mengatakan, tema ini mengemuka dalam situasi sekarang, di mana akibat bencana berlapis yang menghantam jemaat pada beberapa tahun terakhir masih sangat terasa.

Pandemi Covid-19, siklon tropis Seroja, serangan virus Afrika terhadap ternak, El Nino dan La Nina, melengkapi beberapa jenis bencana musiman yang rutin terjadi akibat daya tahan lingkungan yang makin tergerus.

"Kealpaan manusia merawat alam menyebabkan kekeringan, kebakaran, banjir, longsor, abrasi, serangan hama, dan lain-lain. Semua itu bertemali dengan berbagai masalah sosial kemanusiaan seperti kemiskinan, putus sekolah, pengangguran, krisis pangan dan stunting, kekerasan dalam rumah tangga, buruh migran, perdagangan orang, dan lain-lain," ujarnya.

Pdt Mery menjelaskan, banyak negara di dunia sedang menghadapi masalah serius berupa kelangkaan pangan dan energy, yang mengarah kepada krisis ekonomi global di tahun 2023.

"Menghadapi situasi ini kami menghimbau agar perayaan kita berlangsung secara sederhana dan kreatif dengan mengutamakan pesan perdamaian demi memberi harapan, kasih dan sukacita kepada dunia yang sedang mergumul dengan berbagai kesulitan. Misalnya, dengan membuat pohon natal dari tanaman hidup (natal hijau) dan menggunakan hiasan dari bahan daur ulang," ajaknya.

Dia juga mengharapkan agar jangan membeli hiasan natal dari bahan plastik, tidak menggunakan energi listrik berlebihan dan tidak melakukan pawai kendaraan bermesin yang dapat menyebabkan pemborosan bahan bakar dan menambah polusi udara.

Peristiwa natal menyaksikan kasih Allah yang merendahkan diri, demi membawa damai bagi dunia. "Marilah memaknai Natal dengan menghentikan konflik dan mengupayakan perdamaian," katanya.

Dikatakan, Minggu Adven pertama harus dirayakan dengan spirit pengharapan. Sinode GMIT mendorong jemaat-jemaat untuk merangkul kaum disalibitas. Pada minggu ini kaum disabilitas dilibatkan dalam kebaktian. (r2)

  • Bagikan