Tingkatkan Produktivitas Petani Indonesia
KUPANG, TIMEXKUPANG.FAJAR.CO.ID-Kementerian Pertanian (Kementan) Republik Indonesia (RI) akan menggelar Harmonisasi dan Apresiasi SDM Pertanian kepada Penyuluh Pertanian, Petani Milenial, P4S serta SDM Pertanian berprestasi, bertempat di Polbangtan Bogor, Kamis (15/12).
Kepala Badan Penyuluh dan Pengembangan Sumber Daya Manusia Pertanian (BPPSDMP), Prof. Dedi Nursyamsi mengatakan, harmonisasi digelar dalam rangka penyelarasan atau penyesuaian secara internal dan eksternal. Harmonisasi internal dilaksanakan secara personal dan struktural dalam setiap program maupun kegiatan.
“Harmonisasi internal menjadi kunci keberhasilan artinya persepsi harus sama dulu mulai dari pusat hingga sampai tingkatan paling bawah,” ujarnya saat pressconference daring Rabu (14/12).
Harmonisasi sangat penting dalam menyukseskan program yang berimplikasi pada kemajuan para petani. Seperti, program pelatihan sejuta petani. Selain itu, perlu adanya harmonisasi eksternal yang dilakuakn dengan Eselon I Kementan, para petani milenial, stakeholder mulai dari Dinas Pertanian di daerah, Dinas Ketahanan Pangan dan Dinas Peternakan di seluruh kab/kota.
“Kita harus selaras, mungkin ada sedikit beda araha, tetapi harus satu koordinasi untuk menghasilkan simponi indah,” tuturnya.
Selain itu, Badan SDM juga melakukan apresiasi SDM Pertanian tahun 2022 kepada para penyuluh, petani milenial, P4S sekaligus pegawai pertanian. Apresiasi yang akan dihadiri oleh Menteri Pertanian, Syahrul Yasin Limpo tersebut berguna untuk mendorong produktivitas pertanian. Sebab, Dedi menyampaikan bahwa berbicara tentang produktivitas maka, berhubungan dengan inovasi dan teknologi serta sarana prasarana, ditambah peraturan perundangan.
Menurutnya, hal-hal tersebut memanglah penting dalam meningkatkan produktivitas, tetapi yang paling berpengaruh adalah SDM pertanian yang memberikan kontribusi luar biasa.
Karena itu, lanjutnya, adanya apresiasi tersebut diharapkan dapat mendorong daya saing untuk meningkatkan produktivitas, profesionalitas, daya saing, dan jiwa kewirausahaan yang tinggi.
Untuk kriteria pemenang yang berhak mendapatkan apresiasi tersebut harus melaksanakan tupoksinya masing-masing.
“Untuk penyuluh intinya mampu mengkristalkan berbagai inovasi teknologi, kemudian mampu menyampaikan dan mendampingi petani sehingga berhasil meningkatkan produktivitas pertanian,” terangnya.
Sementara untuk petani milenial, harus mampu membangun agribisnisnya, yang dapat diukur dengan peminjaman modal Kredit Usaha Rakyat (KUR). Kemudian, berkewajiban melakukan resonansi aktivitas petani lainnya.
Melalui kegiatan pelatihan, SDM Pertanian berhasil membangun petani milenial yang berhasil dikukuhkan oleh Presiden RI, Joko Widodo sebanyak lebih dari 200.000 petani.
“Dari itu ternyata ada 39.000 sudah mendapatkan KUR dengan total lebih dari Rp 2.2 triliun. Salah satu indikator membangun wirausaha muda pertanian kan dinilai dari berapa KUR yang didapatkan dan bagaimana pemanfaatan KUR tersebut,” jelas Dedi.
Pelatihan petani dan penyuluh yang dilaksanakan pun telah menghasilkan 3 juta petani dengan lebih dari 660.000 orang telah mengakses KUR dengan total Rp 40 triliun. “Kalau sudah meminjam KUR berarti sudah serius membangun wirausahanya. Petani harus untung dan KUR adalah solusi untuk mendorong petani termasuk petani milenial membangun wirausahanya,” tuturnya.
Dikatakan, untuk P4S sendiri harus dilihat sejauh mana agribisnis, modal, dan asetnya. Tugasnya untuk melakukan pelatihan termasuk magang kepada petani. “Berapa banyak petani yang berlatih dan magang disitu, kemudian berapa banyak yang sudah menjadi petani sukses,” kata Dedi.
Badan PPSDMP melakukan deseminasi secara gencar dengan pelatihan serta pendidikan vokasi dan penyuluhan, serta yang terpenting adalah menyampaikan implementasi teknologi guna menggenjot produktivitas pertanian.
BPPSDMP, kata Dedi, juga mendapatkan sertifikat MURI sebab berhasil melaksanakan satu kali pelatihan dengan lebih dari 1,7 juta peserta. Sehingga, tahun 2022 ini, BPPSDMP mendapatkan lebih dari 20 penghargaan. “Karena kita aktif membangun petani milenial di seluruh Indonesia,” jelas Dedi.
Dedi berharap, dapat terus meningkatkan kapasitas petani dengan memberdayakan serta membangun petani menjadi profesional melalui pelatihan offline dan online. Terutama, pihaknya akan mendorong para petani untuk mengakses KUR. (Cr1)
Editor: Marthen Bana