KUPANG,TIMEXKUPANG.FAJAR.CO.ID-Jemaat GMIT Kaisarea BTN merayakan Natal dan Tahun Baru dengan cara berbeda. Perayaan kali ini ditandai dengan pelayanan kasih melalui program diakonia yang diberikan dalam bentuk sembako kepada lansia, janda, dan jemaat kurang mampu.
Total jemaat penerima diakonia tahun ini sebanyak 206 kepala keluarga. Pembagian bantuan diakonia ini diantarkan langsung oleh para Pendeta yang melayani di GMIT Kaisarea BTN.
Pdt Stefanus Pandie, Pdt Eleida Yovita Salean-Sola berkesempatan berbagi bersama jemaatnya di tiga rayon yakni Hermon, Galilea dan Firdaus. Sedangkan Pdt Aplonia Gasper juga membagikan bantuan di tiga rayon yaitu Yeriko, Betania dan Elroi.
Sebelum menyerahkan bantuan, diawali dengan ibadah singkat yang dipimpin oleh pendeta yang hadir.
Jeffry Pelt selaku Ketua Panitia Natal dan Tahun Baru Gereja GMIT Kaiseria BTN, mengatakan, ada beberapa agenda yang dilakukan dalam peringatan hari besar atau kelahiran Yesus Kristus dan menyambut tahun baru.
Dia menyebut ada perlombaan bagi anak-anak untuk lomba dance, menyanyi dan fashion show. Sedangkan untuk kelompok dewasa ada perlombaan paduan suara dari 10 rayon yang ada di Gereja itu. Sistem lomba khusus paduan suara dilakukan tiap Minggu Adven atau tiap kali ibadah.
"Hal yang paling utama dalam rangakaian kegiatan ini adalah pelayanan diakonia, pelayanan kasih," katanya saat diwawancarai di Gereja Kaisarea BTN, Jumat (16/12).
Paket sembako yang ada didistribusikan bagi 206 jemaat atau keluaraga tidak mampu, janda atau yatim piatu. Jeffry Pelt jelaskan, bantuan ini merupakan konsep dasar dan makna dari melayani. Apalagi kondisi saat ini banyak masyarakat berada dalam kesulitan ekonomi.
Panitia ingin bergerak agar membantu sesama dalam berbagi kasih. Menurutnya, metode pembagian langsung ini baru pertama dilakukan, bila dibanding sebelumnya, dimana jemaat akan datang ke Gereja untuk mengambil.
Menariknya distribusi paket sembako itu didampingi juga oleh Pendeta yang melakukan pelayanan di Gereja Kaiseria. Memang kegiatan itu terlihat sederhana. Tetapi, Jefry menyebut, itu merupakan upaya pelayanan atau 'natal kecil' oleh pendeta bersama jemaatnya.
"Jadi ingin menggerakkan jemaat Kaiseria bahwa mari kita peduli dengan saudara-saudara kita yang berkekurangan, itu konsep dasar untuk memaknai kelahiran Yesus," jelasnya.
Jeffry menambahkan, puncak kegiatan di tanggal 24 Desember 2022, tidak semata semarak acara, tetapi Gereja harus lebih meriah. Sehingga jemaat harus lebih aktif dalam perayaan liturgi malam Natal. (r2/gat)