KUPANG, TIMEXKUPANG.FAJAR.CO.ID-Utusan Presiden Republik Demokratik Timor Leste (RDTL), Jose Ramos Horta kembali mengadakan pertemuan bersama Forum Komonikasi Pejuang Timor-Timur (FKPTT) kembali membahas upaya rekonsiliasi.
Pertemuan yang dihadiri Longginus Monteiro selaku staf khusus presiden RDTL anggota dan Ketua Umum FKPTT, Eurico Guterres bersama anggotanya.
Pertemuan kedua yang berlangsung di Sekretariat FKPTT, Rabu (21/12) itu membahas upaya rekonsiliasi. Dan kedua belah pihak sepakat membentuk tim percepatan rekonsiliasi. Tim tersebut diberi nama "Komite Persaudaraan Oan Timor".
"Ini adalah kali kedua kita bertemu untuk membahas rekonsiliasi. Ada kemajuan dalam menindak lanjuti niat baik dari kedua belah pihak ini. Kami sepakat bentuk tim dengan jumlah anggota 15 orang," ungkapnya usai penandatanganan kesepakatan pembentukan tim.
Dijelaskan tim tersebut sebagai lembaga yang nanti, akan mempersiapkan segala sesuatu dengan proses rekonsiliasi antara masyarakat Indonesia dan masyarakat Timor Leste.
Menurut Eurico, pertemuan ini guna menindaklanjuti pertemuan sebelumnya dalam rekonsiliasi. Komite Persaudaraan Oan Timor, yang terbentuk itu merupakan gabungan antara tim dari Timor Leste dan Indonesia, yang diwakili oleh FKPTT.
"Lembaga ini, kita kasih waktu kepada mereka selama satu bulan, untuk menyusun kepengurusannya dan diharapkan di Januari 2023 sudah selesai. Sehingga sesuai pembahasan, di bulan April atau Mei 2023 sudah mulai dilakukan sosialisasi kepada masyarakat agar rekosiliasi ini dapat berjalan dengan baik," tandasnya menindak lanjuti pertemuan ketika pertemuan 27 Oktober 2022 lalu.
Disebutkan bahwa pada bulan Januari 2023, tim akan memperdalam acuan dalam rekonsiliasi dengan mengirimkan tim dari Indonesia ke Timor Leste untuk dibahas.
Setelah itu, kata Erico, jika semuanya sudah selesai akan serahkan kepada presiden kedua negara itu untuk memutuskan rekonsiliasi tersebut. "Apapun keputusan pimpinan, kita siap menjalankan," terang Eurico Ketua Umum FKPTT itu.
Erico mengaku konsep yang dibangun harus sesuai pemikiran bersama, karena tim ini dibentuk untuk mempunyai keinginan yang sama, termasuk bebas dari kepentingan-kepentingan apapun, untuk menyelesaikan persoalan-persoalan masa lalu sampai saat ini masih ada, yaitu perdamaian.
"Dengan adanya tim ini, kita harapkan dapat menjalankan tugas untuk perdamaian ini dengan baik," terangnya.
Eurico menegaskan, rekonsiliasi yang dibangun untuk mempererat tali silahturahmi antara keluarga. "Rekonsiliasi ini lebih kepada mempererat tali persaudaraan antara warga Timor Leste maupun warga Timor-Timur yang ada di Indonesia tidak untuk dipulangkang ataukah warga eks tim-tim akan kembali ke Timor Leste," tegas Eurico. (r3)