KUPANG, TIMEXKUPANG.FAJAR.CO.ID-Ketika berbicara tentang emansipasi perempuan, yang terlintas di benak banyak orang adalah sosok Raden Ajeng Kartini. Dari sosok ini, lahir banyak sosok perempuan yang mendedikasikan diri dengan menjadi pemimpin atau berkarya untuk masyarakat dengan caranya masing-masing.
Mereka menjadi contoh bahwa perempuan bisa setara dengan laki-laki di berbagai bidang. Khusus dibidang politik, masih minim keterlibatan kaum perempuan walau sudah disediakan kuota 30 persen untuk menjadi legislatif.
Bertepatan dengan hari ibu, terdapat empat srikandi hebat asal Timor Tengah Selatan (TTS) mencoba berdiskusi santai dan saling berbagi pengalaman kepada kawula muda tentang peran perempuan dan politik di Kupang, Kamis (22/12).
Keempat orang srikandi itu yakni Emelia Nomleni (Ketua DPRD NTT), Inche Sayuna (Wakil Ketua DPRD NTT), Reny Marlina Un (Anggota DPRD NTT) dan Wakil Walikota Darwin, Amye Un.
Perempuan yang berperan dalam mendukung pembangunan di NTT dan Indonesia ini menginginkan agar generasi penerus perjuangan kaum perempuan lebih banyak terlibat politik, karena posisi dan peran seorang perempuan sangat dibutuhkan.
Dalam kesempatan tersebut, mereka saling berbagi tentang perjalanan politik, dan pengalaman masing-masing terutama Wakil Walikota Darwin Emey Un. Ia merupakan perempuan pertama yang menjadi pejabat di negeri kanguru.
Bahkan, dengan berlatar belakang aktivitas dan pekerja sosial, kehadiran srikandi asal TTS ini terbukti menjadi ancaman bagi pesaing-pesaingnya di dunia perpolitikan. Hal ini tidak terlepas dari peran perempuan yang sangat strategis saat ini.
Ketua DPRD NTT, Emelia Nomleni menganggap kesempatan tersebut sebagai kesempatan luar biasa karena bisa bertemu dengan perempuan penerobos batas asal pedalaman TTS yang tengah diperhitungkan di perpolitikan luar negeri.
Ia mengaku bersyukur karena bisa menjadi bagian dari orang-orang hebat asal TTS saat ini. Keberhasilannya dunia politik tidak terlepas dari proses panjang yang sudah dilewatinya.
Melalui politik, kata Ketua DPD PDIP NTT itu, energi perempuan itu sangat luar biasa dalam membangun. Ketika pembangunan hanya dilakukan laki-laki itu tidak akan sempurna.
"Perempuan diciptakan untuk melengkapi maka ini refleksi penting bagi kaum perempuan. Hari ini kami ada sebagai bagian dari proses panjang yang sudah dilewati dan perempuan harus terlibat dalam pembangunan," sebutnya.
"Hari ini kami buktikan bahwa TTS juga bisa menghasilkan perempuan-perempuan hebat, walau ditengah budaya patriarki. Banyak ruang yang diberikan tetapi dalam implementasinya ada tekanan-tekanan sehingga tidak bisa mengekspor kemampuan perempuan," tambahnya.
Lanjut Emi, politik sering dipandang sebagai sesuatu yang negatif, terutama pemuda. Pada hal ruang politik harus dipergunakan sebagai seni dalam mengelola berbagai kepentingan. Kalau politik itu tidak berjalan baik maka tidak terwujudnya kesejahteraan.
"Kita tidak bisa hidup jauh dari politik karena sebenarnya kita hidup saja sudah politik. Untuk itu, perempuan bisa belajar dari proses yang ada agar bisa mengambil alih tongkat estafet karena perempuan tetap ada untuk menghindari ketimpangan," ungkapnya.
Wakil Ketua DPRD NTT, Inche Sayuna mengaku pertemuan tersebut sebagai bentuk silaturahmi dan saling menguatkan sebagai perempuan-perempuan Timor dalam momen hari ibu agar lebih kuat danampu menjalankan tugas masing-masing.
Dikatakan perempuan dan laki-laki itu memiliki kesamaan mulai dari kesamaan kekuatan, hikmat dari Tuhan. Sehingga dengan prestasi yang dimiliki saat ini diharapkan dapat memotivasi perempuan-perempuan lainnya agar tidak perlu takut berpolitik
"Tidak perlu takut berpolitik karena kita memiliki talenta masing-masing. Jika ingin melakukan sebuah perubahan dan mewujudkan impian atau hak-hak bisa didengar maka tidak perlu takut. Di dunia politik bisa mewujudkan semuanya itu," katanya.
Menurut politisi Partai Golkar ini, pertemuan tersebut merupakan yang pertama kalinya dan dengan pertemuan itu dapat memberikan energi positif untuk berbuat lebih banyak lagi dalam mewujudkan kesejahteraan masyarakat.
Sementara Reny Marlina Un yang juga Anggota DPRD NTT menyebut diskusi tersebut menjadi cambukan untuk dirinya agar terus berjuang seperti ketiga seniornya yang telah menorehkan prestasi politik.
"Banyak hal, banyak pengalaman yang saya dapat dari pertemuan spesial ini. Dan ini tentu menjadi motivasi agar saya terus berjuang seperti senior-senior saya ini," katanya.
Kedepan, dirinya terus berjuang dan menjadi inspirasi bagi perempuan-perempuan NTT yang hingga saat ini terkungkung dalam budaya patriarki maupun aturan keagamaan lainnya.
Masih ada batasan-batasan yang belum bisa diterobos. Tetapi dipesankan kepada mereka bahwa politik itu penting dan perlu karena melalui politik bisa mewujudkan apa yang diinginkan.
"Tidak ada kaki-laki yang memahami kebutuhan perempuan. Hanya sesama perempuan sajalah yang mengetahui kebutuhannya. Sehingga diharapkan perempuan lebih banyak menduduki jabatan baik legislatif maupun eksekutif. Karena kebijakan yang diambil akan lebih responsif gender," katanya.
Sedangkan, Wakil Walikota Darwin, Amye Un mengaku banyak mendapatkan ilmu dari perempuan hebat TTS di pertemuan tersebut.
Dalam konteks hari ibu, ia menitip pesan kepada kaum perempuan yang sedang merantau agar tidak hanya menjadi orang biasa, tepat terus belajar agar menjadi perempuan mandiri.
Ia juga mengingatkan agar tidak boleh menyia-nyiakan setiap kesempatan yang ada. Manfaatkan waktu secara baik dan menunjukan bahwa perempuan NTT memiliki kemampuan seperti orang lain.
"Jangan membuat orang lain terbuai dengan masakan kita saja tetapi membuat mereka terbuai dengan kemampuan politik kita. Saya berjuang selama 18 Tahun untuk menjukukan kepada laki-laki kalau perempuan memiliki kemampuan luar biasa dan mendapatkan," terangnya. (r3)