KUPANG, TIMEXKUPANG.FAJAR.CO.ID-Kebaktian malam Natal di Gereja Koinonia Kuanino berjalan lancar dan aman. Kebaktain dijaga oleh aparat keamanan, Kepolisian, Dinas Perhubungan Kota Kupang dan organisasi masyarakat lainnya.
Pemuda Gereja Koinonia juga ikut ambil bagian menjaga keamana dan ketertiban serta kelancaran lalu-lintas. Kebaktian yang digelar dua kali ini, dipenuhi oleh jemaat yang beribadah dengan hikmat menyambut hari Natal kelahiran Sang Juru Selamat.
Kebaktian dipimpin oleh Pdt Amelia Siokain dan Pdt Diana Oematan-Siahaya. Tampak ribuan jemaat memadati gedung kebaktian hingga ke halaman depan gereja, kebaktian diiringi oleh paduan suara, tarian, drama dan lainnya.
Sebelum khotbah, didahului dengan penyalaan lilin natal. Semua jemaat memegang satu lilin di tangan, pembakaran api didahului oleh oleh Pdt Amelia, dibagikan kepada semua majelis dan diteruskan ke semua jemaat.
Mulai dari anak-anak hingga orang dewasa, memegang lilin tanda menyambut kelahiran sang Juru Selamat. Penuh sukacita.
Dua anak laki-laki kembar berusia enam tahun, Aska dan Aksa, ikut ambil bagian bertugas membantu membagikan api dari lilin mereka kepada jemaat lain. Dengan mengenak baju berwarna putih, mereka tampak asyik dan menikmati tugad yang diembankan.
Khotbah ibadah malam natal dipimpin Pdt Diana Oematan-Siahaya. Dalam khotbahnya mengatakan, tema yang diambil adalah, Allah Hadir Dalam Kerapuhan Manusia, bacaan diambil dari injil Lukas.
Pdt Diana menyebut, semua manusia pernah rapuh, karena kehidupan yang selalu berubah. Kekuasaan dan keserakahan juga bentuk kerapuhan manusia. Kuasa yang diberikan kepada manusia asalah anugerah dari Tuhan, tetapi kenapa manusia menjadi rapuh dan serahkah. Kerapuhan menjadi bagian realita manusia.
Keserakan juga tanda manusia tidak peduli dengan sesamanya. Di tengah konteks ini, Natal terwujud, Allah hadir untuk membalut kerapuhan manusia.
"Allah memilih tempat yang tidak dipilih oleh banyak orang, Natal adalah bukti Allah hadir dalam kerapuhan manusia. Allah hadir dalam kesederhaan tetapi Allah memiliki kuasa yang dasyat, tempat dilahirkan sang Juru Selamat menjadi bukti kepedulian Allah yang penuh kasih," ujarnya.
Dia mengatakan, beberapa waktu terakhir ini banyak yang telah dilalui, ada masalah stunting, gizi buruk, Badai Seroja dan pergumulan untuk mengantarkan anak-anak menuju masa depan.
"Tetapi ingatlah bahwa ketika kita masih merayakan Natal, maka Tuhan selalu hadir dalam kerapuhan kita. Tuhan selalu memperhitungkan hidup kita, saat lemah dan tidak berdaya, dia menopang, sehelai rambut pun tak akan jatuh kalau Tuhan tak berkehendak," kata Pdt Diana.
Dia meminta jemaat menjalani pergumulan-pergumulan dengan Tuhan, jangan merasa kuat sendiri, yakinlah bahwa kehadiran Tuhan selalu menguatkan.
"Kita diingatkan dalam merayakan Natal, bagaimana Allah lahir dalam kesederhanaan, agar manusia bereuforia berlebihan. Jangan sampai pulang gereja, jemaat langsung berpesta, lalu besok tidak datang lagi ke gereja," katanya.
Sukacita jemaat haruslah sukacita yang memuliakan Allah. Kehadiran Gereja, organisasi dan lembaga, termsuk kehadiran pribadi, haruslah menjadi berkat bagi setiap orang. Jangan biarkan mata hati tertutup, melihat orang-orang membutuhkan uluran tangan.
"Gereja harus periksa kembali pelayanan-pelayanan kita, diakonia kita, apakah sudah berdampak pada orang-orang sekitar, bermakna bagi alam kita, dan bagi mereka semua yang sungguh-sungguh harus dipedulikan. Jangan hidup untuk diri sendiri, tetapi hiduplah dan berharga bagi banyak orang," tandasnya. (r2)