KUPANG, TIMEXKUPANG.FAJAR.CO.ID-Warga di tiga kecamatan wilayah Amfoang terpaksa merayakan Natal dalam kondisi terisolir setelah dua jembatan yang menghubungkan wilayah itu putus diterjang banjir.
Banjir terjadi akibat hujan yang mengguyur sebagian Pulau Timor, khususnya di wilayah Kabupaten Kupang dan sekitarnya sejak Sabtu (24/12) malam hingga hari ini, Minggu (25/12). Akibat banjir ini, dua jembatan tak bisa dilintasi kendaraan, yakni Jembatan Noelbisnaen di wilayah Siumolo, Kecamatan Fatuleu Barat, Kabupaten Kupang dan Jembatan Kapsali di Desa Manubelon, Kecamatan Amfoang Barat Daya.
Bhabinkamtibmas Polsek Amfoang Utara, Polres Kupang, Johanis Gareths Lerrick saat dihubungi TIMEX, Minggu (25/12) membenarkan peristiwa itu. "Untuk sementara akses jalan dari Kupang ke wilayah Amfoang Barat Daya, Amfoang Barat Laut, Amfoang Utara, dan Amfoang Timur terputus. Kejadiannya tadi pagi (Minggu, 25/12, Red). Ini kami terisolir seperti bulan April tahun lalu saat Badai Seroja itu," kata Johanis Lerrick.
Selain jembatan tersapu banjir, kata Johanis, gunung putih di wilayah Amfoang juga mengalami longsor, dan materialnya masih menutup badan jalan. Untuk itu, Johanis berharap bantuan Pemkab Kupang dan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) dapat memberi bantuan agar warga tidak mengalami kesulitan akses.
Sebelumnya diberitakan, hujan lebat yang mengguyur wilayah Kota Kupang dan Kabupaten Kupang sejak malam hari hingga saat ini membuat sejumlah wilayah terendam banjir.
Ketinggian air mencapai satu meter dan luapan sejumlah sungai hingga ke jalan raya mengganggu aktivitas pengendara. Jalan dan jembatan di wilayah Amfoang juga dilaporkan putus akibat banjir.
Kepala BPBD Provinsi NTT, Ambrosius Kodo mengatakan, sesuai laporan yang ia terima, wilayah yang terendam banjir adalah di Kabupaten Kupang, tepatnya di Desa Pariti dan Takari.
Setelah menerima laporan bencana alam tersebut, pihaknya telah melakukan koordinasi dengan Karo Ops Polda NTT dan Pasi Ops Korem 161/Wirasakti untuk membantu evakuasi warga di wilayah terdampak ke titik aman.
"Di Pariti, Kepala Desa dengan bantuan Bhabinkamtibmas sudah mengevakuasi warga yang terdampak banjir," katanya.
Ia menyebut, untuk data korban, pihaknya sedang melakukan pendataan karena curah hujan juga tak kunjung reda. Sementara Kabupaten lain sedang dikoordinasikan.
Terhadap ancaman bencana alam di musim penghujan ini, Ambros mengimbau agar warga selalu waspada dengan cuaca ekstrim yang memicu bencana banjir saat ini.
"Kita imbau warga untuk selalu waspada dengan cuaca ekstrim yang memicu banjir. Yang pertama dan utama lakukan evakuasi mandiri ke titik aman, selamatkan diri terlebih dahulu," ungkapnya.
Sebelumnya, Badan Meterologi Klimatologi Geofisikan (BMKG) Stasiun Meterologi El Tari Kupang, NTT mengeluarkan peringatan dini waspada banjir dan longsor selama tiga hari ke depan, 25 - 27 Desember 2022.
Dalam surat peringatan dini yang ditandatangani Kepala BMKG El Tari Kupang, Agung Sudiono Abadi menyebutkan wilayah NTT berada di periode musim hujan dengan kondisi suhu muka laut yang hangat dan kelembapan yang cukup basah di tiap lapisan atmosfer.
Adanya seruakan dingin dari Benua Asia yang dapat meningkatkan kecepatan angin permukaan serta meningkatkan potensi awan hujan di NTT. Aktifnya gelombang atmosfer Rossby di sekitar Nusa Tenggara dan MJO turut mempengaruhi terjadinya peningkatan hujan dengan intensitas sedang-lebat disertai petir serta angin kencang berdurasi singkat.
Karena itu, warga diimbau waspada akan potensi dampak hujan dan angin kencang yang dapat menyebabkan bencana hidrometeorologi seperti banjir, banjir bandang, banjir rob (banjir di wilayah pesisir), tanah longsor, pohon tumbang, jalanan licin, dan sambaran petir.
Khusus untuk daerah bertopografi curam/bergunung/tebing patut waspada akan potensi longsor dan banjir bandang pada saat terjadi hujan dengan durasi yang panjang. (aln/r3)