KUPANG, TIMEXKUPANG.FAJAR.CO.ID-Kebaktian malam Natal, Sabtu (24/12), di Gereja Koinonia Kuanino berjalan lancar dan aman. Aparat keamanan gabungan, baik kepolisian, Dinas Perhubungan Kota Kupang, dan organisasi masyarakat lainnya bersiaga mengamankan gereja-gereja di Kota Kupang, termasuk GMIT Koinonia.
Pemuda Gereja Koinonia juga ikut ambil bagian menjaga keamanan dan ketertiban serta kelancaran lalu-lintas. Kebaktian yang digelar dua kali ini dipenuhi oleh jemaat yang beribadah dengan hikmat menyambut hari Natal, kelahiran Sang Juru Selamat.
Pdt Amelia Siokain dan Pdt. Diana Oematan-Siahaya bergantian memimpin dua kali kebaktian di gereja itu. Ratusan bahkan ribuan jemaat memenuhi gedung kebaktian hingga halaman depan gereja, kebaktian diiringi oleh paduan suara, tarian, drama dan lainnya.
Sebelum khotbah, didahului dengan penyalaan lilin natal. Semua jemaat memegang satu lilin, pembakaran api didahului oleh oleh Pdt. Amelia, dibagikan kepada semua majelis dan diteruskan ke semua jemaat.
Mulai dari anak-anak hingga orang dewasa, memegang lilin tanda menyambut kelahiran sang Juru Selamat. Suasana kebaktian malam Natal penuh dengan sukacita.
Dua anak laki-laki kembar berusia enam tahun, Aska dan Aksa, ikut ambil bagian bertugas membantu membagikan api dari lilin mereka kepada jemaat lainnya. Mengenakan baju berwarna putih, mereka tampak asyik dan menikmati tugas yang diberikan kepada keduanya.
Usia mereka masih 6 tahun, Aksa dan Aska memenuhi tanggung jawab mereka, tanpa peduli anak-anak lain yang asyik bermain lilin.
Pdt. Diana Oematan-Siahaya dalam khotbahnya bertema "Allah Hadir dalam Kerapuhan Manusia", mengatakan, semua manusia pernah rapuh, karena kehidupan yang selalu berubah. Kekuasaan dan keserakahan juga bentuk kerapuhan manusia. Kuasa yang diberikan kepada manusia adalah anugerah dari Tuhan, tetapi kenapa manusia menjadi rapuh dan serahkah. Kerapuhan menjadi bagian realita manusia.
Pdt Diana menyatakan, keserakan juga tanda manusia tidak peduli dengan sesamanya. Di tengah konteks ini, Natal terwujud, Allah hadir untuk membalut kerapuhan manusia.
"Allah memilih tempat yang tidak dipilih oleh banyak orang. Natal adalah bukti Allah hadir dalam kerapuhan manusia. Allah hadir dalam kesederhaan tetapi Allah memiliki kuasa yang dahsyat, tempat dilahirkan sang Juru Selamat menjadi bukti kepedulian Allah yang penuh kasih," ujarnya.
Dia mengatakan, beberapa waktu terakhir ini banyak yang telah dilalui, ada masalah stunting, gizi buruk, badai Seroja dan pergumulan untuk mengantarkan anak-anak menuju masa depan.
"Tetapi ingatlah bahwa ketika kita masih merayakan Natal, maka Tuhan selalu hadir dalam kerapuhan kita. Tuhan selalu memperhitungkan hidup kita, saat lemah dan tidak berdaya, dia menopang, sehelai rambut pun tak akan jatuh kalau Tuhan tak berkehendak," khotbah Pdt. Diana.
Pdt. Diana meminta jemaat menjalani pergumulan-pergumulan dengan Tuhan, jangan merasa kuat sendiri, namun yakinlah bahwa kehadiran Tuhan selalu menguatkan.
"Kita diingatkan dalam merayakan Natal, bagaimana Allah lahir dalam kesederhanaan, agar manusia tidak bereuforia berlebihan. Jangan sampai pulang gereja, jemaat langsung berpesta, lalu besok tidak datang lagi ke gereja," katanya.
Sukacita jemaat haruslah sukacita yang memuliakan Allah. Kehadiran gereja, organisasi dan lembaga, termsuk kehadiran pribadi, haruslah menjadi berkat bagi setiap orang. Jangan biarkan mata hati tertutup. Lihatlah orang-orang yang membutuhkan uluran tangan.
"Gereja harus periksa kembali pelayanan-pelayanan kita, diakonia kita, apakah sudah berdampak pada orang-orang sekitar? Bermakna bagi alam kita, dan bagi mereka semua yang sungguh-sungguh harus dipedulikan. Jangan hidup untuk diri sendiri, tetapi hiduplah dan berharga bagi banyak orang," tandasnya. (r2)
Editor: Marthen Bana