BORONG, TIMEXKUPANG.FAJAR.CO.ID-Bupati Manggarai Timur (Matim), Agas Andreas, melantik sebanyak 11 pejabat Eselon II dan III di Pantai Cepi Watu Borong, Kamis (29/12). Dalam momen itu, Bupati Agas menyampaikan kekecewaannya dengan cara kerja jajaran pemerintahan di Matim tahun 2022 yang dinilainya lamban.
"Kalian dilantik bukan untuk gagah-gagahan, tapi harus dibuktikan dengan kerja dan langkah lebih cepat. Jangan seperti tahun 2022 ini, banyak pekerjaan yang terlambat. Semua proyek terlambat. Tentu hal ini yang saya kecewa, karena tidak sesuai tagline kita, langkah lebih cepat," ujar Bupati Agas saat melantik 11 pejabat itu.
Lihat saja proyek yang dibiayai dari pinjaman daerah, lanjut Bupati Agas, hingga saat ini belum juga selesai tender. Selama ini selalu saja tunda. Untuk itu, Bupati Agas meminta, mulai Januari 2023, seluruh proyek dari pinjaman daerah itu harus dilaksanakan. Termasuk yang bersumber dari Dana Alokasi Khusus (DAK) juga harus ditender Januari 2023.
"Saya minta tahun 2023, jangan ada lagi yang terlambat. Semua program kerja di setiap dinas atau kantor. Jangan selalu buat tunda dan tunda. Perlu diketahui bahwa jabatan yang saudara sekalian terima itu adalah sebuah tanggung jawab," tegasnya.
Jabatan itu, lanjut Bupati Agas, sebenarnya adalah kesempatan untuk mengabdi pada kehidupan. Kesempatan untuk membuktikan bahwa bisa melakukan hal-hal hebat. Selain itu bisa melakukan terobosan, melakukan inovasi, serta bisa melakukan hal-hal biasa dengan cara yang luar biasa.
Bupati Agas menegaskan bahwa semua pejabat yang dilantik ini adalah promosi, tentu dengan banyak pertimbangan. Pertimbangan itu, baik dari segi kapasitas, kompetensi, kinerja, loyalitas maupun rekam jejak.
Jadi promosi ini sebenarnya adalah kesempatan untuk memberikan kepada semua tanggung jawab lebih. Ketika setia pada perkara kecil, maka padamu diberikan perkara yang lebih besar. Sehinga buktikan itu kepada publik.
"Kehadiran Anda di posisi yang baru, harus mampu memberi warna berbeda dan tentu harus lebih progresif. Kalian semua ini promosi. Bupati tidak ikut campur pada hasil lelang jabatan, tapi murni hasil penilaian asesor. Jadi tidak ada pilih kasih, begitu juga yang Eselon III, tapi melalui sebuah diskusi dengan banyak orang dan pertimbangan. Mungkin tidak obyektif itu benar, tapi kita mendekati obyektifitas," tandas Bupati Agas.
Semua yang dilantik, menurut Bupati Agas, sebenarnya dirinya sedang mendistribusikan tanggung jawab yang diberikan rakyat Matim kepada Bupati dan Wakil Bupati, agar semua berbagi peran. Tanggung jawab jabatan itu sebenarnya kepada rakyat. Maka jangan sekali-sekali menghianati kepercayaan itu.
Rakyat sudah memberikan mandat secara politik dan secara ekonomi, maka mereka berhak untuk dilayani. Pejabat itu adalah pelayan. Jadi jangan minta dilayani. Ketika hari ini yang dilantik menerima tanggung jawab, maka pada saat yang sama menyediakan diri semua untuk menjadi pelayan.
Selain itu, melayani masyarakat dengan pelayanan publik juga merupakan bentuk tanggung jawab dan tanda otentik hadirnya negara di tengah masyarakat. Sehingga pemerintah wajib melayani dan bukannya minta dilayani
"Yang ditunjuk dari jabatan itu kemampuan. Bukan untuk menekan orang lain, tetapi unjuk kerendahan hati. Bukan untuk unjuk kekuatan, tetapi unjuk kebaikan. Selalu tunjukan kesetian pada sumpah. Panglima dan kitab suci kita sebagai ASN adalah aturan. Maka pegang aturan, laksanakan semua tugas sesuai aturan yang berlaku," pinta Bupati Agas.
Selain itu Bupati Agas juga kepada semua yang dilantik untuk dapat segera menyesuaikan diri dengan tugas jabatan yang baru. Jangan terlena dengan eforia jabatan yang diterima. Segera identifikasi permasalahan yang menghambat percepatan pencapaian target kinerja, urai, dan cari alternatif solusi serta lakukan inovasi untuk pencapaian target yang lebih optimal.
Bupati Agas menambahkan, tantangan terberat untuk semua yang dilantik itu adalah prediksi bahwa tahun 2023 akan terjadi resesi. Dimana anggaran sangat terbatas. Maka yang dibutuhkan adalah pimpinan yang memiliki sense of crisis. Dalam keterbatasan tentu dituntut untuk lebih berinisiatif mencari cara dan terobosan yang efektif.
Syarat utama seorang pemimpin adalah kerendahan hati. Sebab kerendahan hati itu sepaket dengan keiklasan, ketulusan, kejujuran, kesetiaan, kesopanan, dan selalu mau belajar. Pemimpin itu orang yang tidak berhenti belajar. Belajar pada ilmu pengetahuan dan belajar pada kehidupan. Jadi hari esok itu sangat tergantung sikap dan tindakan atau pikiran pada hari ini.
Acara pelantikan 11 pejabat itu berlangsung di Pelataran Pantai Cepi Watu Borong, Desa Nanga Labang. Hadir saat itu, Wakil Bupati Matim, Siprianus Habur bersama istri, pimpinan DPRD Matim, Ketua TP PKK Matim, Theresia Wisang Agas, saksi rohaniwan Katolik dan Islam, pimpinan OPD, para istri dari pejabat yang dilantik, dan undangan lainya.
Ke-11 pejabat yang dilantik itu terdiri dari 4 pejabat Eselon II, untuk mengisi jabatan yang selama ini lowong di Dinas Pariwisata, Dinas Lingkungan Hidup, Badan Pertanahan, dan Dinas P2KB. Sementara ada 7 pejabat Eselon III, untuk mengisi 5 jabatan sekertaris dan mengisi dua jabatan Kepala Bagian (Kabag), yakni Kabag Hukum, dan Kabag ULP. (*)
Penulis: Fansi Runggat
Editor: Marthen Bana