SOE, TIMEXKUPANG.FAJAR.CO.ID-Paguyuban Apinat Kabupaten Timor Tengah Selatan (TTS) menggelar workshop wirausaha kreatif bagi Orang Muda Katolik (OMK) di wilayah itu, Jumat (6/1). Kegiatan yang diselenggarakan oleh komunitas para Pastor, Biarawan/i dan Bruder yang berasal dari TTS ini bertempat di aula Paroki Sta. Maria Mater Dolorosa SoE.
Workshop wirausaha kreatif bagi perwakilan OMK yang tersebar di paroki maupun stasi dalam wilayah TTS ini menghadirkan tiga pembicara, yakni Robi Selan, S.Sos selaku Kepada Dinas Parekraf TTS, P. Vincentius Wun, SVD selaku penasihat paguyuban Apinat TTS, dan Christian Dicky Senda sebagi orang muda yang bergiat dalam komunitas masyarakat Lakoat Kujawas.
Kegiatan yang berlangsung selama hampir tiga jam itu diikuti dengan antusias oleh para peserta juga keluarga besar Apinat TTS yang hadir. Rm. Siprianus Senda selaku Ketua Paguyuban Apinat TTS mengatakan bahwa kegiatan ini dilaksanakan semata-mata untuk mendukung dan mendorong OMK di wilayah TTS agar memiliki wawasan berwirausaha secara kreatif demi kesejahteraan hidup.
Ketiga pembicara yang hadir dalam workshop ini memberikan wawasan wirausaha kreatif yang tidak hanya menunjang kesejahteraan hidup tetapi juga motivasi untuk menggali potensi diri serta lokalitas sebagai nilai jual yang unggul di paroki atau stasi masing-masing.
Kadis Parekraf TTS, Robi Selan dalam pemaparannya menegaskan kembali maksud wirausaha kreatif sebagai upaya-upaya yang diciptakan secara inovatif dalam rangka mengembangkan diri dan kesejahteraan hidup. Baik secara pribadi maupun bersama-sama. Satu hal yang ditekankan ialah kemampuan dan kebijaksanaan mempergunakan media-media digital sebagai sarana untuk mendorong wirausaha agar makin kreatif.
P. Vincentius Wun, SVD selaku pembicara kedua menekankan pentingnya mengenal diri dalam membangun wirausaha kreatif. Mengenal diri dengan segala kelebihan dan kekurangan menjadi bekal bagi langkah-langkah besar, yakni memulai dari usaha-usaha kreatif.
Pembicara terakhir, Dicky Senda, membagikan pengalaman tujuh tahun merintis dan berproses dalam komunitas masyarakat Lakoat Kujawas. Dicky menekankan pentingnya menggali lokalitas sebagai nilai unggul kebudayaan dan kekuatan dari narasi-narasi yang melatari budaya itu sendiri.
Kegiatan workshop ini juga diisi dengan sharing antara para pemateri dengan peserta OMK yang hadir mewakili paroki-paroki dan stasi yang ada di wilayah TTS. Sharing dibagi dalam empat kelompok kecil untuk menggali potensi-potensi lokal yang ada dan bagaimana rencana tindak lanjut untuk merealisasikannya secara kreatif guna mewujudkan wirausaha untuk kesejahteraan hidup.
Dari sharing dalam kelompok-kelompok kecil para peserta antusias mengemukakan berbagai potensi di wilayah masing-masing dan membuat rencana aksi untuk realisasi. Penemuan ini bahkan mendorong usaha kerja sama antara orang muda Katolik dari paroki-paroki dan stasi-stasi.
Sebagai follow up dari kegiatan ini, paguyuban Apinat TTS juga merencanakan program pendampingan lanjutan bagi kelompok-kelompok wirausaha kreatif yang akan atau sudah dibentuk oleh komunitas-komunitas OMK di paroki dan stasi di wilayah TTS.
Salah satu yang direncanakan adalah mendorong orang-orang muda Katolik untuk mengikuti program magang di Komunitas Warga Lakoat-Kujawas yang dikelola oleh Dicky Senda bersama warga di Desa Taiftop, Kecamatan Mollo Utara.
Workshop ditutup dengan penyerahan cendera mata dan penghargaan bagi para pembicara, foto bersama dan santap siang. (*)
Penulis: Fr. Gabriel Benu
Editor: Marthen Bana