Bupati Belu Gandeng Masyarakat Adat Lestarikan Lingkungan

  • Bagikan
TANAM POHON. Bupati Belu, Agustinus Taolin didampingi Wabup Aloysius Haleserens bersama masyarakat adat menyatakan komitmen melestarikan lingkungan dengan menanam pohon di kawasan sumber mata air Wefulan, Desa Dafala, Kecamatan Tasifeto Timur, Jumat (6/1) lalu. (FOTO: PETRUS USBOKO/TIMEX)

Wujudan Belu Hijau dan Belu Produktif

ATAMBUA, TIMEXKUPANG.FAJAR.CO.ID-Pelestarian lingkungan bukan hanya menjadi tanggung jawab pemerintah, namun semua lapisan masyarakat. Agar kesadaran itu dimiliki, Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Belu melalui Dinas PUPR mengggandeng berbagai elemen masyarakat untuk melakukan penanaman pohon bersama di kawasan Sumber Mata Air Wefulan, Desa Dafala, Kecamatan Tasifeto Timur, Jumat (6/1) lalu.

Pantauan langsung TIMEX, gerakan menanam 1.500 anakan pohon seperti mahoni, jambu air, dan beringin ini dihadiri Bupati dan Wakil Bupati Belu, pimpinan perangkat daerah, staf khusus Bupati Belu, jajaran Dinas PUPR, tokoh adat, tokoh masyarakat, Kepala Desa Dafala dan masyarakat adat setempat.

"Gerakan menanam tersebut dilakukan sebagai bentuk keterlibatan masyarakat adat dalam pelestarian lingkungan," kata Bupati Belu, Agustinus Taolin, Jumat (6/1). Ia mengatakan, dalam waktu dekat, Pemkab Belu bersama tokoh agama dan tokoh adat akan membahas penataan kelembagaan adat di daerah ini.

"Kita akan mengembalikan marwah lembaga adat sebagai satu kekuatan sosial di tengah-tengah masyarakat. Kita tahu bahwa sejak nenek moyang kita dahulu, adat ini sangat menghargai alam, sehingga dari dulu kita juga jarang dengar bencana, seperti longsor, dan lainnya," ucap Bupati Belu.

Bupati Agustinus mengatakan, dewasa ini kita mengalami kemunduran yang luar biasa dalam mempertahankan keseimbangan alam dan masyarakat. "Sehingga yang terjadi adalah longsor dan jalan putus terjadi dimana-mana. Alam itu akan marah jika kita tidak berupaya melestarikan lingkungan ini dan salah satu kekuatan untuk menggerakan aksi pelestarian ini adalah masyarakat adat," tandasnya.

Oleh karenanya, lanjut Bupati, berbagai produk hukum adat yang ada diharapkan dapat ditindaklanjuti dengan pengakuan terhadap masyarakat hukum adat, termasuk peraturan-peraturan di dalamnya.

"Perda inisiatif tentang kelembagaan adat sudah ada, sehingga lembaga-lembaga adat ini akan menjadi satu kekuatan untuk bersama-sama memelihara konservasi hutan, lahan pertanian, dan lain-lain. Semoga tanaman yang kita tanam ini terus dijaga dan dipelihara untuk kelangsungan hidup anak cucu kita," jelasnya.

Pada kesempatan itu juga, Bupati Belu mengajak seluruh pimpinan perangkat daerah dan jajaran untuk terus menggiatkan gerakan menanam setiap bulan, demi perwujudan Belu Hijau dan Belu Produktif.

"Gerakan menanam yang terus digalakkan di daerah ini menjadi perhatian Kementerian Agraria dan Tata Ruang RI. Kita bersyukur bahwa Belu termasuk salah satu kabupaten di Indonesia, khususnya Nusa Tenggara Timur (NTT) yang meraih penghargaan RTH, sebagai komitmen dalam membangun ruang terbuka hijau," ungkap Bupati Agustinus dihadapan seluruh masyarakat Desa Dafala.

Saat ini, ucap Bupati Agustinus, Pemkab Belu terus berupaya membangun ruang terbuka hijau di tengah-tengah kota. "Mudah-mudahan tahun ini kita akan menambah lagi dan membenahi setiap titik RTH yang ada, sehingga dapat memberikan kenyamanan kepada para pengunjung," katanya.

Selain berfungsi sebagai paru-paru kota, sambung Bupati Agus, RTH dapat memberikan suasana sejuk serta menjadi resapan air. "Baik taman-taman yang sudah ada, maupun yang belum agar kita terus mengupayakan dengan berbagai jenis tanaman untuk memperindah wajah kota ini," ujarnya.

Bupati Belu juga berpesan agar masyarakat di wilayah berpenduduk 400 kepala keluarga ini dapat merawat dan menjaga sumber air dan saluran di kawasan yang ditengarai mampu mengairi lahan basah seluas 500 hektare ini.

"Setelah tanam nanti, masyarakat disini harus merawat dan menjaga, agar tanaman tersebut tetap tumbuh. Saya minta kepada kepala desa agar mewajibkan masyarakat menanam pohon yang bisa menyimpan air dan menahan longsor," pintanya. (Kr5)

Editor: Marthen Bana

  • Bagikan