KUPANG, TIMEXKUPANG.FAJAR.CO.ID-Sejumlah ruas jalan di Kota Kupang tampak menunjukkan pemandangan yang berbeda. Terdapat baliho yang terpampang rapi dengan tulisan penolakan.
Penolakan tersebut disampaikan untuk Bakal Calon (Balon) Presiden yang diusung Partai Nasdem, Anis Baswedan. Baliho berukuran 1x2 meter ini dipajang di pertigaan Oepura (Kantor Lurah Oepura) dan Bundaran Tirosa.
Pantauan Timor Express, baliho pertama bertuliskan "NTT Tidak Membutuhkan Anis Baswedan" dan baliho kedua "Kami Menolak Dengan Keras!! Anis Baswedan Bapak Politik Identitas".
Lif (33), Penjual Gulali di Bundaran Tirosa mengaku tidak mengetahui siapa orang yang memasang baliho tersebut. Ia baru melihat baliho itu pada Minggu (8/1).
"Sabtu malam itu saya pulang dari jualan, belum terlihat. Kemungkinan mereka pasang hari Minggu," katanya.
Sebagai warga negara, Lif berpendapat tidak sepantasnya pesan-pesan tersebut disampaikan karena negara merupakan negara demokrasi yang mesti dijaga bersama.
"Pemilihannya masih lama tapi kita sudah mulai menjatuhkan dengan cara yang tidak benar. Sebenarnya kita saling menghargai supaya pemilihan ini bisa berlangsung baik, aman dan mendapatkan pemimpin bagi rakyat Indonesia," ungkapnya.
Menanggapi beredarnya pesan penolakan tersebut, Sekretaris Nasdem NTT, Yusak Meok mengaku sudah mendapat informasi tersebut namun pihaknya belum menanggapi secara serius.
"Menanggapi baliho-baliho penolakan Anis di NTT, Nasdem tidak mau ambil sikap yang terlalu serius," katanya.
Dalam politik, menurut Yusak, selalu ada kampanye hitam yang dilakukan lawan-lawan poliiltik. Bagi Nasdem ini menbuktikan bahwa Anis ditakuti. Artinya popularitas dan elektabilitas Anis mulai menanjak.
"Kami melihat positifnya saja, semakin ditolak artinya ditakuti. Kampanye hitam berati dia (Anis) punya potensi menangkan Pilpres," katanya.
Dia mengaku suhu politik mulai memanas menjelang Pilpres 2024. Itu hal yang lumrah dalam politik. "Jadi Nasdem tidak mau ambil sikap yang terlalu emosional atau tanggapi dengan positif. Itu perbuatan oknum-oknum yang sudah mulai takut, atau lahir juga banyak pengecut dalam politik. Itu biasa saja," tegasnya. (r3)