KUPANG, TIMEXKUPANG.FAJAR.CO.ID-Gempa bumi dengan magnitudo 7,5 mengguncang Pantai Utara Maluku Barat Daya pada pukul 00.47 WIB, Selasa (10/1) berdampak hingga ke NTT. Dua kali gempa menimbulkan patahan struktur tanah dan merusak ruas jalan di Kabupaten Timor Tengah Selatan (TTS).
Jalan dengan status jalan provinsi itu diketahui menghubukan Kecamatan Kie dan Oinlasi, TTS. Akibatnya, masyarakat tidak bisa mengakses jalan tersebut menggunakan kendaraan roda empat maupun enam atau lebih.
Kepala BPBD TTS, Yerry Nakamnanu ketika dikonfirmasi, membenarkan adanya patahan tanah yang mengakibatkan ruas jalan tersebut rusak berat.
Dikatakan dari identifikasi awal, diduga ruas jalan tersebut rusak akibat dari gempa bumi tadi malam. "Kerusakan ini terjadi tadi malam dan diduga akibat gempa bumi Maluku karena sebelumnya tidak ada patahan ini," katanya.
Lanjutnya, gempa bumi ini sangat dirasakan di Kabupaten TTS. namun sesuai laporan yang diterima hanya jalan yang rusak. "Kami terus berkoordinasi dengan pemerintah desa di TTS untuk memastikan kerusakan lain yang dialami masyarakat tapi sejauh ini belum ada," sebutnya.
Yerry menyebut, patahan pada jalan provinsi tepatnya di Kecamatan Kie ini sepanjang 303 meter. "Sementara yang bisa lewat hanya kendaraan roda dua dan akan dilakukan perbaikan untuk bisa dilalui kendaraan roda empat atau roda enam," pintanya.
Terpisah, Kepala BPBD NTT, Ambrosius Kodo dikonfirmasi terkait kejadian tersebut menyebut hingga sejauh ini laporan kerusakan akibat gempa bumi Maluku yang sempat berpotensi tsunami hanya dari TTS.
Ia juga sudah melakukan koordinasi dengan pemerintah setempat melalui BPBD untuk melakukan penanganan segera. Selain itu, BPBD Kabupaten TTU juga diminta mengecek kondisi wilayahnya karena turut terdampak gemba bumi tersebut. "Saya sudah koordinasi dengan (BPBD, Red) TTS dan TTU untuk memastikan penanganannya," tegasnya.
Sebelumnya Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) RI secara resmi mengakhiri peringatan dini tsunami akibat gempa bumi dengan magnitudo 7,5 di Pantai Utara Maluku Barat Daya pada pukul 00.47 WIB.
Kepala BMKG Dwikorita Karnawati, menyebut peringatan dini tsunami diakhiri berdasarkan proses permodelan dan pengamatan pada area yang terdampak oleh gempa.
“Setelah dua jam dikeluarkannya peringatan dini tsunami, maka BMKG mengakhiri peringatan dini tersebut. Namun, kami tegaskan bahwa peringatan ini bukan dicabut, hanya diakhiri. Kami imbau agar masyarakat tetap waspada dan tetap beraktivitas seperti biasa,” kata Dwikorita dalam konferensi pers virtual di Jakarta, Selasa (10/1).
Dengan demikian, kata Dwikorita, peringatan dini tsunami tersebut dinyatakan telah berakhir pada pukul 3.43 WIB.
Dwikorita menjelaskan, pengakhiran peringatan dini tersebut didasarkan pada standar perhitungan waktu kedatangan tsunami hingga dua jam setelah peristiwa gempa.
“Berdasarkan observasi dengan metode ‘tide gauge’ di empat lokasi sekitar gempa yaitu Seira, Adaut, Lirang dan Larat tidak menunjukkan adanya anomali atau perubahan tinggi muka air laut yang signifikan,” kata Dwikorita.
Episenter gempa bumi terletak pada koordinat 7,37° Lintang Selatan (LS) ; 130,23° Bujur Timur (BT) atau tepatnya berlokasi di laut pada jarak 136 km arah barat laut Maluku Tenggara Barat, Maluku pada kedalaman 130 km.
BMKG menyimpulkan gempa tersebut terjadi akibat aktivitas subduksi di Laut Banda dan berdasarkan hiposenter gempa tergolong kategori menengah dengan mekanisme gempa berupa pergerakan naik. (r3)