KUPANG, TIMEXKUPANG.FAJAR.CO.ID-CT Arsa Foundation yang terafiliasi dengan CT. Corp melalui program Pi Mengajar (Pijar) kembali mengirim guru muda untuk dua sekolah di Kabupaten Lembata dan Flores Timur, Nusa Tenggara Timur (NTT).
Guru Muda tersebut nantinya akan bertugas di dua sekolah di NTT selama satu tahun sebagai tenaga pengajar.
"Iya, kali ini kita dari CT. Arsa Foundation melalui program Pijar mengirim tambahan guru muda ke NTT sebagai bentuk dukungan terhadap pendidikan," Kata Project Remote Area Pijar, CT Arsa Foundation, Didie Putri, saat diwawancarai di Kupang, Rabu (18/1).
Menurut Didie, dua sekolah di NTT yang menjadi sasaran bantuan guru muda dari CT. Arsa kali ini adalah SD Inpres Hamahena di Kabupaten Lembata dan SDK Gayak Fillial Nobo di Pulau Adonara, Kabupaten Flores Timur.
"Penyerahan dua relawan guru muda tersebut telah dilaksanakan pada Jumat (13/1) itu kita serahkan ke SD Inpres Hamahena, kalau di SDK Gayak Fillial Nobo diserahkan pada Selasa (17/1)," ujarnya.
Dia menyebutkan, alasan pengiriman dua relawan guru tersebut karena di kedua sekolah tersebut adalah sekolah terdmpak bencana Siklon Tropis Seroja pada April 2021 lalu.
"Kedua sekolah tersebut adalah termasuk sekolah yang pernah terdampak banjir bandang akibat (siklon tropis) seroja pada 2021 lalu," ujarnya.
Disampaikan Didie, kedua guru muda yang direkrut untuk menjadi relawan pijar di daerah bencana tersebut juga bukan saja membantu tenaga pengajar di SD Inpres Hamahena dan SDK Gayak Fillial Nobo tapi juga akan melakukan asesment apa saja yang menjadi kebutuhan para siswa dan masyarakat yang masih dibutuhkan.
"Sehingga sebisa mungkin nantinya akan menjadi perhatian dari CT. Arsa untuk membantu dalam meningkatkan kualitas para siswa dan masyarakat yang berada di sekitar kedua sekolah tersebut," kata Didie.
Dia menjelaskan, saat ini para siswa SD Inpres Hamahena masih menjalani pendidikan di sekolah darurat di tempat hunian baru di Desa Tanah Merah, Kecamatan Ile Ape.
Sebelumnya gedung SD Inpres Hamahane yang terletak di Desa Waimatan, Kecamatan Ile Ape Timur, Lembata hancur akibat diterjang banjir bandang. Dan seluruh warga Desa Waimatan juga telah direlokasi ke tempat hunian tetap baru.
Begitupun dengan SDK Gayal Fillial Nobo di Desa Nobo, Kecamatan Ile Boleng juga hancur akibat tertimpa material saat terjadi banjir bandang.
"Kawasan Desa Waimatan adalah salah satu daerah rawan bencana sehingga masyarakat desa tersebut telah direlokasi, ke Desa Tanah Merah," kata Didie
Didie menjelaskan, pengiriman dua relawan guru muda ke Lembata dan Flores Timur ini sekaligus kolaborasi dengan Program Mega Berbagi dari Bank Mega yang juga terafiliasi dengan CT. Corp yang saat ini sedang membangun tiga gedung sekolah yang hancur akibat bencana alam.
Ketiga gedung sekolah bantuan Mega Berbagi tersebut adalah SDK Lewotolok dan SD Inpres Hamahena di Kabupaten Lembata dan SDK Gayak Fillial Nobo di Kabupaten Flores Timur.
CT Arsa Foundation adalah cSR dari CT. Corp yang sangat konsen untuk memutus mata rantai kemiskinan melalui peningkatan kualitas pendidikan. Sehingga pengiriman relawan guru akan terus dilakukan ke sekolah-sekolah yang berada di pelosok negeri.
Saat ini ada sembilan relawan guru muda yang di tempatkan di beberapa daerah di Indonesia. Dari sembilan ada lima yang ditempatkan di NTT yakni dua di Kabupaten Kupang Satu di Sumba Barat Daya, Satu di Flores Timur dan satu di Lembata.
Sedangkan empat relawan guru muda lainnya ditempatkan di Jawa Barat yakni di Ciroyom, Kabupaten Sukabumi, Muara Gembong Kabupaten Bekasi dan Siparayo Kabupaten Pasaman, Sumatera Barat. (r2)