ASF Masuk Kota Kupang, 37 Ekor Babi Mati Mendadak, Ini Upaya Distan Kota Kupang

  • Bagikan
Tampak babi milik warga Kelurahan Manutapen yang terpapar virus ASF, Rabu (25/1). (FOTO: INTHO HERISON TIHU/TIMEX)

KUPANG,TIMEXKUPANG.FAJAR.CO.ID-African Swine Fever (ASF) terindentifikasi masuk kota Kupang. Sedikitnya 37 ekor babi dilaporkan mati mendadak akibat terserang virus tersebut.

Kasus babi mati terdeteksi sejak Desember 2022 lalu dan tersebar di lima kelurahan, yakni Kelurahan Lasiana 8 ekor babi, Kelurahan Oepura 1 ekor, Liliba 1 Ekor, Belo 12 dan Manutapen 15 ekor babi.

Kepala Dinas Pertanian (Distan) Kota Kupang, Obed Kadji, mengatakan kasus babi mati mendadak karena terserang virus ASF ini terjadi pada Desember 2022, sampai dengan 18 Januari 2023, dan dalam beberapa waktu terakhir ini tidak ada laporan lagi.

Untuk mengantisipasi lonjakan kasus, Distan Kota melakukan upaya pencegahan lanjutan dengan menyemprotkan disinfektan.

"Upaya dari dinas sendiri yaitu dengan melalukan desinfektan, yang juga didapat dari Pemerintah Provinsi NTT dalam hal ini Dinas Peternakan," ungkapnya, saat diwawancarai di ruang kerjanya, Rabu (25/1).

Obed menjelaskan, hingga kini, pemerintah pusat sampai ke daerah, belum memiliki vaksin untuk virus ini, sehingga kasus ini sudah beberapa kali terjadi di daerah, termasuk Kota Kupang, akibatnya banyak peternak yang merugi.

"Vaksin untuk virus ini tidak ada. Awalnya informasi yang kita dapat, virus demam babi ini sudah muncul kembali terjadi, semua paramedik kita langsung bergerak di lapangan," ungkapnya.

Dia menjelaskan, ketika babi terserang virus ini, sangat cepat reaksinya dan dalam waktu beberapa hari saja, babi langsung mati. "Hal ini akhirnya menimbulkan ketakutan dari para peternak karena akan merugi dan berdampak terutama pada inflasi, di mana salah satu penyebab inflasi adalah daging babi," jelasnya.

Menurut Obed, pemerintah provinsi juga memberikan desinfektan 1.000 liter untuk disemprotkan ke kandang babi, baik dilakukan langsung oleh tenaga paramedik maupun ke kelompok ternak atau kelompok tani.

Dia meminta para peternak untuk menjaga kebersihan kandang, memastikan makanan yang diberikan kepada ternak, dimasak dengan baik, yang paling penting jangan memberikan makanan hasil olahan daging babi.

Dia juga mengimbau masyarakat agar jangan membeli daging babi yang dijual di pinggir jalan, karena dinas sendiri tidak bisa menjamin kebersihan dan layak konsumsi daging, disarankan agar masyarakat membeli daging babi di pasar atau yang sudah ada sertifikat atau surat dari dinas. (r2)

Editor: Intho Herison Tihu

  • Bagikan