KUPANG, TIMEXKUPANG.FAJAR.CO.ID-Kabupaten Sabu Raijua akan diusulkan menjadi kawasan geopark nasional. Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) akan menyiapkan rencana induk untuk menjadikan kawasan tersebut menjadi kawasan geopark.
Guna mewujudkan maksud tersebut, Bupati Sabu Raijua, Drs. Nikodemus N. Rihi Heke, M.Si bersama Institut Teknologi Bandung (ITB) telah menjalin kerja sama untuk mewujudkan hal tersebut.
Untuk diketahui, geopark merupakan suatu wilayah geografi yang memiliki warisan geologi dan keanekaragaman geologi bernilai tinggi, termasuk keanekaragaman hayati dan budaya yang menyatu didalamnya, dan dikembangkan dengan tiga pilar utama, yaitu konservasi, edukasi, dan pengembangan ekonomi lokal.
Geopark merupakan basis bagi pengembangan geowisata. Dalam perbincangannya dengan TIMEX di Kupang, Jumat (27/1), Bupati Nikodemus menjelaskan, pihaknya telah lama mempersiapkan Sabu Raijua sebagai kawasan geopark atau taman bumi dan hal itu sudah disampaikan ke Bappenas. Adapun alasannya karena alam Sabu Raijua masih “perawan” mulai dari alam, budaya, dan sebagainya sehingga bisa terjaga dengan baik. “Ada 10 kawasan geopark di Indonesia, dan di NTT belum ada. Dan yang layak untuk dijadikan kawasan geopark di NTT adalah Sabu Raijua,” ungkapnya.
Dikatakan, kalau ini terlaksana dengan baik maka kawasan itu akan terjaga dengan baik dan semua stakeholder terlibat menjaga Sabu Raijua mulai dari laut, darat, dan udara,” tambah Bupati Nikodemus.
Untuk kesiapan kawasan geopark sendiri, lanjutnya, selama ini ITB sudah melakukan survei menggunakan biaya sendiri dan ide tersebut digagas oleh ITB. Bahkan ITB sendiri telah membuat perencanaan dan disampaikan ke Pemkab Sabu Raijua.
“Sebagai Pemerintah kita sangat mendukung apalagi berhubungan dengan pariwisata. Dalam presentasi di Kemenparekraf dan Bappenas, kita minta agar pemerintah pusat mendukung ide ini,” katanya.
Mengenai kesiapan Pemkab Sabu Raijua sendiri, menurut Bupati Nikodemus, dari segi kebijakan, pihaknya sudah sangat siap dan berharap kawasan geopark tidak hanya pada titik destinasi tertentu melainkan meliputi seluruh Pulau Sabu Raijua.
"Tentunya semua itu dilakukan step by step karena tidak mungkin satu kali. Ini sangat baik untuk berkembangnya pariwisata ke depan. Tentu ini harus didukung oleh infrastruktur lain seperti bandara," ujar bupati yang akrab disapa Nick Rihi Heke ini.
Terkait bandara, sambung Bupati Nick, saat di Bappenas pihaknya sudah menyampaikan bahwa keberadaan bandara sangat penting apalagi ada sejumlah kegiatan yang dilakukan di tahun 2023. "Jadi alasan ini tentu bisa menjadi pemicu bagi mereka untuk mendukung,” kata Bupati Nick.
Di Bappenas, Bupati Sabu Raijua dan rombongan diterima Plt. Deputi Bidang Kemaritiman dan Sumber Daya Alam, Dr. Vivi Yulaswati, M.Sc. Dalam pemaparannya yang dilakukan oleh Direktur SDEMP Bappenas, disebutkan bahwa Pemerintah Pusat telah memiliki Perpres tentang pengembangan kawasan geopark.
Penentuan sebuah daerah menjadi kawasan geopark setelah melalui proses perencanaan dan tahapan pengembangan geopark. Kendati sebuah kawasan telah ditetapkan sebagai kawasan geopark nasional/UNESCO, namun tetap menjadi tanggung jawab dari Pemda setempat untuk mengelolanya.
Untuk itu, Bappenas siap mendukung jika kawasan Sabu Raijua menjadi kawasan geopark dengan melakukan asistensi penyusunan rencana induk (Renduk) Geopark Sabu Raijua. Untuk itu, Pemda Sabu Raijua perlu memiliki inisiatif, seperti melakukan inventarisasi warisan geoheritage, membentuk badan pengelola yang isinya mewakili seluruh stakeholder yang mendukung pengembangan geopark.
Pemda juga perlu menyusun renduk yang akan dibantu oleh Bappenas menyesuaikan dengan time line perencanaan dan sesuai dengan RPJMD Sabu Raijua. Inti dari pengembangan geopark adalah bagaimana bisa memiliki nilai tambah dan manfaat yang besar terhadap pengembangan ekonomi di daerah tersebut. (*/yl)
Editor: Marthen Bana