Sarai Gelar Festival Taman Langit Sambut Gerhana Matahari Hibrid

  • Bagikan
PRESENTASI DI BAPPENAS: Bupati Sabu Raijua, Nikodemus Rihi Heke bersama para ahli dari ITB ketika mempresentasikan pelaksanaan Festival Taman Langit dan Pengembangan Kawasan Geopark Sabu Raijua dihadapan Plt. Deputi Bidang Kemaritiman dan SDA Bapenas, Dr. Vivi Yulaswati. M.Sc. Festival Taman Langit rencananya akan digelar 20 April 2023 mendatang. (FOTO: ISTIMEWA)

KUPANG, TIMEXKUPANG.FAJAR.CO.ID-Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Sabu Raijua (Sarai) akan menggelar Festival Taman Langit bertepatan dengan terjadinya Gerhana Matahari Hibrid pada 20 April 2023 mendatang. Festival ini terbilang sangat unik karena baru pernah dilakukan, terutama di Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT).

“Kita akan menggelar festival pariwisata dengan nama yang agak unik dan baru petama dilakukan di NTT, yakni Festival Taman Langit. Kenapa Taman Langit? Karena kita laksanakan bertepatan dengan terjadinya gerhana matahari hibrid yang terjadi pada 20 April 2023 mendatang,” jelas Bupati Sabu Raijua, Drs. Nikodemus N. Rihi Heke, M.Si dalam perbincangannya dengan TIMEX di Kupang, Jumat (27/1) lalu.

Sekadar untuk diketahui, Gerhana Matahari Hibrid adalah peristiwa astronomi yang sangat langka dan terjadi hanya beberapa kali dalam satu abad. Selain peristiwa langka, gerhana ini merupakan gerhana matahari paling menarik dan bisa dibilang paling spektakuler serta menarik secara global.

Bupati Nikodemus menjelaskan, Festival Taman Langit digelar di Kabupaten Sabu Raijua karena kabupaten yang dipimpinnya itu merupakan salah satu kabupaten yang bisa menyaksikan langsung terjadinya Gerhana Matahari Hibrid, jika dibandingkan dengan Timau di Amfoang-Kabupaten Kupang, tempat dibangunnya Observatorium dan Cibinong di Jawa Barat.

“Yang paling bagus itu salah satunya Sabu Raijua, karena udaranya sangat bersih, dan jika dibandingkan dengan Timau masih di bawah, dan Sabu masih lebih jernih sekitar 76,9 persen. Sementara untuk di Cibinong lebih rendah lagi. Di Sabu juga kita bisa melihat jajaran bintang Bima Sakti dengan mata telanjang dan di tempat lain tidak bisa,” urai bupati yang akrab disapa Nick Rihi Heke ini.

Demi menyukseskan festival tersebut, lanjut Bupati Nick, Pemkab Sarai sejak lama telah menggandeng Institut Teknologi Bandung (ITB) dan sangat mendukung digelarnya kegiatan itu. Dan ketika melakukan presentasi di Kementrian Ekonomi Kreatif (Kemenkraf) dan Bappenas, perwakilan ITB juga turut hadir dan mempresestasikan hasil kajiannya.

“ITB merupakan lembaga yang sudah melakukan kerja sama dengan Pemkab Sabu Raijua dan sangat mendukung kegiatan ini. Mereka bersama kami sudah melakukan presentasi hasil penelitian mereka di Sabu. Sehingga ini sangat memungkinkan untuk kita akan lakukan di bulan April 2023 mendatang,” ujarnya.

Festival Taman Langit, demikian kata mantan wakil bupati ini, juga akan dirangkai dengan sejumlah kegiatan olah raga, salah satunya adalah sepeda tour melibatkan sejumlah komunitas sepeda yang ada di Sabu maupun dari luar Kabupaten Sarai.

Ketua Umum KONI Sabu Raijua ini menyebutkan, komunitas sepeda yang akan mengambil bagian dalam kegiatan ini akan menuju ke Sabu Raijua menggunakan armada ferry dari Kupang sekitar tanggal 18 atau 19 April 2023.

“Acara puncaknya tanggal 20 April 2023, sehingga sebelum hari puncak, kita sudah selenggarakan kegiatan lain. Pada 21 atau 22 April para peserta sudah kembali dari Sabu,” terangnya.

Dengan Festival Langit Biru tersebut, Bupati Nick berharap bisa membantu pengembangan ekonomi masyarakat Kabupaten Sabu Raijua. “Kita doakan agar festival ini terlaksana dengan baik sehingga masyarakat Sabu Raijua bisa terbantu dari segi pengembangan ekonomi dan membantu pariwisata Sabu Raijua, karena sektor pariwisata kita tetapkan sebagai primemover atau penggerak utama bagi sektor lainnya,” pungkasnya. (*/yl)

Editor: Marthen Bana

  • Bagikan