Serukan War on Drugs, SMK PP Kementan Tangkal Narkoba Bagi Petani Milenial

  • Bagikan
Plt. Kepala BNN NTT, Mohammad Nasrun foto bersama perwakilan peserta workshop bagi Penggiat Anti Narkoba di Kota Kupang, bertempat di Hotel Sahid-T-More Kupang, Rabu (1/2). (FOTO: Dok. SMK PP NEG. KUPANG)

KUPANG-Narkoba telah menjadi masalah global yang mempengaruhi banyak aspek kehidupan, termasuk kesehatan, sosial, dan ekonomi. Terlebih lagi bagi generasi muda yang sangat rentan terhadap penyalahgunaan narkoba.

Penggunaan narkoba pada masa remaja dapat mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan mereka. Baik secara fisik maupun mental. Pada awalnya mereka hanya tertarik dengan rasanya, kemudian mencobanya juga. Ketika generasi muda merasakan kenikmatan mengonsumsi narkoba, akhirnya mereka aktif mengonsumsi barang terlarang tersebut.

Banyak pengguna obat ini yang awalnya tergiur untuk merasakan kenikmatan sesaat atau melarikan diri dari masalah yang mereka hadapi. Padahal, efek narkoba dapat membahayakan kesehatan, baik secara fisik maupun mental.

Mengantisipasi bahaya narkoba, Badan Narkotika Nasional (BNN) Provinsi NTT menggelar workshop bagi Penggiat Anti Narkoba di Kota Kupang. Workshop yang dilaksanakan di Hotel Sahid T-More Kupang, Rabu (1/2) ini menghadirkan perwakilan dari Sekolah Menengah Pertama (SMP), Sekolah Menengah Atas (SMA), dan Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) termasuk SMK Pertanian Pembangunan (SMK-PP) Negeri Kupang.

Mengusung tagline “War on Drugs”, workshop ini bertujuan memberikan informasi dan edukasi tentang pencegahan, pemberantasan, penyalahgunaan, dan peredaran gelap narkoba (P4GN) dalam rangka menumbuhkan kepedulian dan kesadaran bagi sekolah akan tanggung jawabnya terhadap peserta didik. Ini penting dilakukan karena bagaimanapun, peserta didik merupakan generasi penerus bangsa. Khususnya generasi petani milenial.

Di sektor pertanian, Menteri Pertanian (Mentan) Syahrul Yasin Limpo berulang kali menjabarkan bahaya narkoba untuk generasi muda. “Narkoba sangat berbahaya karena dapat merusak masa depan anak bangsa. Kita tidak mau ada narkoba beredar di lingkup Kementerian Pertanian (Kementan). Narkoba harus dihindari,” tegas Mentan Syahrul.

Hal senada ditegaskan oleh Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia Pertanian (BPPSDMP) Kementan, Dedi Nursyamsi

“Usaha kita dalam menumbuhkan banyak petani muda tidak boleh gagal karena narkoba. Anak-anak muda yang berada di Unit Pelaksana Teknis (UPT) Kementan, seperti Politeknik Pembangunan Pertanian (Polbangtan), PEPI, termasuk SMK PP sudah sepatutnya menjauhi hal-hal seperti itu,” pesan Dedi.

Kepala Bidang Pendidikan Khusus dan Layanan Khusus (PKLK) Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Dinas P dan K) Provinsi NTT, Yanuarius Laka menyambut baik adanya kegiatan ini. Pasalnya, untuk memberantas narkotika sampai ke akarnya, perlu kerja sama semua pihak yang terlibat, termasuk keluarga, sekolah, dan masyarakat.

“Kami tidak bisa bekerja sendiri untuk ini, maka kami meminta BNN untuk menggandeng semua lini adalah hal yang tepat dalam upaya pemberantasan penggunaan narkoba,” papar Yanuarius.

Plt. Kepala BNN NTT, Mohammad Nasrun menyatakan hal serupa. Bahaya penyalahgunaan narkotika dapat menyebabkan halusinasi dan ketergantungan yang membuat penggunanya menjadi kecanduan.

Menurut Nasrun, ini merupakan upaya awal sebagai tindakan preventif yang kita lakukan pada generasi muda. “Saat ini kami (BNN, Red) sedang berupaya agar mata pelajaran terkait bahaya penyalahgunaan narkoba ini masuk ke dalam kurikulum merdeka belajar minimal satu jam pelajaran,” ujar Nasrun.

Nasrun berharap, melalui kerja sama yang dibentuk dengan pihak sekolah dapat terealisasi bersih dari narkoba. Walaupun sebenarnya di SMK PP Kupang pun sudah menyisipkan materi bahaya narkoba tersebut dalam mata pelajaran Agama dan Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan (PPKn).

Kepala SMK PP Negeri Kupang, Ir. Stepanus Bullu, MP memaparkan, sampai saat ini SMK PP Negeri Kupang secara aktif melakukan sosialisasi P4GN kepada peserta didik di lingkungan sekolah dengan mengundang narasumber langsung dari BNN.

Kemudian kegiatan sosialisasi diakhiri dengan tes urine yang dilakukan untuk pegawai dan peserta didik sebagai wujud nyata dalam mencegah masuknya narkoba di kalangan peserta didik.

“Hal ini kami lakukan tiada lain sebagai bentuk kepedulian pada generasi muda penerus bangsa. Harapan kedepannya tidak ada penyalahgunaan narkoba di lingkungan kita dan misi kita menyiapkan generasi penerus pembangunan pertanian dapat terwujud melalui aksi nyata dalam memerangi narkoba. tandas Stepanus. (*)

Penulis: Luluk Juan

  • Bagikan