Puskesmas Bakunase Sudah Layani 54 Anak
KUPANG, TIMEXKUPANG.FAJAR.CO.ID-Bulan Februari ditetapkan sebagai bulan timbang atau operasi timbang. Dengan berbagai upaya yang sudah dilakukan, baik intervensi pemberian makanan tambahan, pendampingan dan lainnya, termasuk program orang tua asuh, Dinas Kesehatan Kota Kupang optimis angka stunting akan turun.
Kepala Dinas Kesehatan Kota Kupang, drg Retnowati mengak bulan timbang yang digelar Agustus 2022 kemarin, tingkat partisipasi masyarakat dalam hal ini orangtua yang membawa anak-anaknya ke Posyandu, mencapai 97 atau 98 persen.
Untuk itu, diharapkan pada bulan timbang Februari ini, tingkat partisipasi masyarakat meningkat menjadi 100 persen. Dengan begitu maka jumlah dapat diketahui secara pasti di lapangan.
drg Retnowati menambahkan, setelah 2 hari digelar operasi penimbangan, tentunya setiap Posyandu memiliki jadwalnya masing-masing.
"Kalau hari pertama kemarin ada 6 Posyandu," katanya saat diwawancarai di ruang kerjanya, Rabu (2/2).
Dia mengatakan, untuk sasaran sendiri, tentunya sudah ada data. Menggunakan data pada Agustus lalu yang sudah diverifikasi lagi seperti Kelurahan Kelapa Lima, pada Agustus kemarin 65, sekarang bertambah dua anak.
"Semua Puskesmas akan melaporkan kegiatan penimbangan pada sistem Elektronik Program Penanggulangan Gizi Buruk Berbasis Masyarakat atau EPPGBBM," ungkapnya.
Dia menambahkan, jika dilihat dari sasaran pada Agustus, ada pengurangan sekitar 150 anak karena telah lulus dari usia yang ditentukan atau diatas lima tahun, tetapi tidak menutup kemungkinan ada penambahan karena adanya kelahiran baru.
Dinas Kesehatan, kata drg Retnowati, memiliki tugas spesifik yaitu pada penanganan gizi buruk dan gizi kurang. Anggaran untuk pemberian makanan tambahan di setiap Posyandu juga telah disediakan.
Program orangtua asuh, kata drg Retnowati, juga terus didorong agar bisa bersama-sama menangani masalah stunting, dengan kepedulian dan kerja kolaborasi bisa bersama mewujudkan generasi penerus yang sehat dan cerdas.
Sementara untuk masalah mereka yang bukan warga Kota Kupang, tentunya harus tetap dilayani, karena hak setiap warga negara mendapatkan pelayanan. Tetapi untuk datanya harus dipilah, antara warga Kota Kupang dan pendatang saja.
"Pengalaman dari daerah lain, Sumedang misalnya, ketika dilakukan perbaikan data, angka stunting 43 persen turun menjadi 3 persen. Karena memang sebagian besar bukan merupakan warga asli dan merupakan pendatang. Kota Kupang juga akan melakukan perbaikan data ini karena di dalam aksi konvergensi itu, bayi balita harus memiliki identitas yang jelas, baru bisa menggunakan anggaran pemerintah untuk intervensi," ungkapnya.
Untuk diketahui, jumlah Posyandu di Kota Kupang sebanyak 338 Posyandu. Hasil dari bulan timbang sampai dengan pendataan dan sweeping bisa selesai akhir Maret nanti, sehingga nanti bisa dilihat angka secara pasti.
Sementara itu, Kepala Puskesmas Bakunase, dr Sartje Nubatonis mengatakan, selama dua hari ini telah dilakukan penimbangan di dua posyandu di wilayah kerja Puskesmas Bakunase.
Dia mengatakan, ada sebanyak 36 Posyandu, yang akan melakukan penimbangan sampai dengan 18 hari kedepan atau tanggal 18 Februari.
"Tentunya kalau dilihat dari jumlah sasaran tentu sedkit berbeda dari Agustus kemarin, sehingga saat ini jumlah sasaran mencapai kurang lebih 3.000 anak," sebutnya.
dr Sartje mengaku, setelah melakukan penimbangan di Posyandu. Puskesmas juga melakukan sweeping di Kelurahan Airnona, dengan sasarannya 55 anak, tetapi yang datang ke Posyandu hanya 39 anak, selanjutnya langsung dilakukan syuting untuk menemukan anak-anak tersebut, total anak yang melakukan penimbangan sebanyak 54.
Dia mengatakan, untuk penyimpanan sendiri dilakukan sesuai dengan jadwal masing-masing posyandu. "Satu anak belum bisa melakukan penimbangan karena sementara berada di luar daerah," tandasnya. (r2)