Penculikan Anak Hanya Desas-Desus, Masyarakat Jangan Panik yang Berlebihan

  • Bagikan
DIALOG. Kapolda NTT Irjen Pol Johni Asadoma didampingi Wakapolda NTT Brigjen Pol Heri Sulistianto sedang berdialog dengan para pedagang pada acara Jumat Curhat di Pasar Kasih Naikoten, Kota Kupang, Jumat (3/1). (FOTO: INTHO HERISON TIHU/TIMEX).

KUPANG, TIMEXKUPANG.FAJAR.CO.ID-Informasi adanya kasus penculikan anak di berbagai platform media sosial mendapat tanggapan serius dari Kapolda NTT, Irjen Pol Johni Asadoma.

Hal ini dikarenakan membuat masyarakat merasa tidak nyaman dan menimbulkan kepanikan yang berlebihan dari orangtua.

"Saya perlu tegaskan bahwa tidak ada kejadian penculikan anak. Ini hanyalah desas-desus di media sosial," kata Irjen Jhoni Asadoma menjawab pengeluhan salah satu warga pada kegiatan Jumat Curhat di Pasar Kasih Naikoten, Jumat (3/2).

Ia mengingatkan kepada masyarakat terutama orangtua agar tidak perlu panik yang berlebihan terhadap informasi penculikan anak karena sejauh ini belum terjadi di NTT.

"Tidak pernah terjadi di NTT jadi jangan panik yang berlebihan. Namun tentu kita tetap waspada. Kita memastikan anak kita agar terhindar dari bujuk rayuan orang baru atau orang yang tidak dikenal," ungkapnya.

Irjen Johni Asadoma yang didampingi Wakapolda NTT Brigjen Pol Heri Sulistianto itu menyinggung terkait surat himbauan yang sempat dikeluarkan Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kota Kupang.

Dikatakan surat tersebut memiliki tujuan yang baik agar masyarakat tetap waspada, tetap ada kekeliruan yang mengakibatkan masyarakat panik yang berlebihan.

Ia menyebut, akan mengoptimalkan kekuatan personil yang ada untuk terus berada bersama-sama dengan masyarakat karena jumlah personil Polda NTT masih sangat kurang.

"Kita akan optimalkan untuk menjaga dan melindungi masyarakat. Saat ini kita masih kekurangan personil. Kita baru memiliki kurang lebih 11.000 personil dari kebutuhan yang sebenarnya 25.000 personil," katanya.

Dilanjutkan, telah terjadi kasus penjabretan di Flores Timur dengan sasaran anak-anak. Barang-barang milik anak diincar oleh para pelaku karena gampang didapat.

"Ketika ke sekolah atau hendak bepergian, barang berharga tidak perlu diberikan kepada anak. Misalnya seperti HP dan barang emas. Jangan dibawah ke sekolah atau dibawah saat sendirian karena mudah dirampok oleh pelaku," sebutnya.

"Untuk menghindari semua hal yang berpotensi terjadi ini diharapkan agar ada kerjasama dari semua stakeholder, terutama orangtua," pintanya.

Sebelumnya, Albert Koana, warga Naikoten mengharapkan kepada pihak kepolisian untuk memperketat penjagaan dan oprasi di wilayah Kota Kupang karena beredar informasi adanya kasus penculikan anak.

Permintaan tersebut disampaikan lantaran banyak anak-anak yang pulang sekolah berjalan kaki serta mudah dirayu. "Pihak kepolisian meningkatkan pengamanan dan mengantisipasi terjadinya kasus penculikan. Saat ini kami merasa terancam sekali," ujarnya kepada Kapolda NTT ketika menghadiri acara Jumat Curhat.

Jumat curhat kali ini, selain masalah keamanan, masyarakat juga mengadu kondisi fasilitas pasar yang terkesan tak terus oleh Pemerintah Daerah Kota Kupang mulai dari jalan hingga sampah.

Masyarakat juga meminta agar dapat dibangun Pos Penjagaan dan menempatkan personil polri agar menjaga keamanan dan ketertiban ditengah pasar. (r3)

  • Bagikan