Krisis Hati Nurani jadi Refleksi FT UKAW Kupang dalam Berteologi

  • Bagikan
POSE BERSAMA. Pengurus Fakultas Teologi UKAW Kupang dan mahasiswa pose bersama para pemateri usai menggelar seminar, Rabu (8/2). (FOTO: ISTIMEWA).

Perayaan Dies Natalis FT UKAW Kupang ke-52

KUPANG, TIMEXKUPANG.FAJAR.CO.ID-Fakultas Teologi (FT) Universitas Kristen Artha Wacana (UKAW) Kupang kembali merayakan Dies Natalis ke-52. Beragam kegiatan dilakukan mulai dari pentas seni (pensi), seminar hingga ibadah bersama di Gereja Kota Kupang.

Momentum Dies Natalis kali ini, dosen dan mahasiswa FT UKAW Kupang diajak untuk merefleksi perjalanan panjang pelayanan umat kristian, dikaitkan dengan kehidupan sosial kemasyarakatan saat ini.

Salah satunya adalah masalah krisis hati nurani yang kemudian masalah yang dihadapi umat manusia tidak bisa diselesaikan secara baik. Padahal diyakini, hati nurani sebagai salah satu sumber berteologi.

Dekan Fakultas Teologi UKAW Kupang, Pdt Welfrid F. Ruku menjelaskan perayaan Dies Natalis Tahun 2023 mengusung tema "Hati Nurani Sebagai Sumber Berteologi". Alasan tema tersebut dipilih karena berteologi tidak cukup dengan hati nurani saja namun sebagai orang yang percaya kepada ajaran reformatoris, ada penyertaan Allah di dalam Yesus Kristus dan Alkitab sebagai sumber berteologi.

Disebutkan, saat ini ada semangat kontekstualisasi maka budaya juga menjadi sumber berteologi. "Hati nurani sebagai sumber teologi. Memang tidak bisa dipercaya penuh karena hati nurani sudah dinodai oleh dosa. Iblis juga bisa ada didalam hati nurani tetapi yang dimaksud adalah hati nurani yang telah dibersihkan, dikuduskan dan ini menjadi sumber berteologi," katanya.

Alasan lain memilih tema tersebut karena selama dua tahun terakhir, jemaat dan masyarakat disuguhi dengan berita-berita dugaan pembunuhan yang dilakukan oleh Ferdy Sambo Cs terhadap Brigadir Nofriansyah Yosua Hutabarat alias Brigadir J dan kasus dugaan pembunuhan Astri-Lael dengan terdakwa Randy Badjideh dan Istrinya Irawati Astana Dewi Ua.

Disebutkan, kekerasan terhadap perempuan dan anak serta kasus pembunuhan ini yang terungkap. Sedangkan kasus lain juga terjadi di daerah lainnya. Dan karena itu, pihaknya merefleksi kasus-kasus tersebut termasuk perang Rusia-Ukraina.

"Kami berpikir selain krisis ekonomi, pangan dan lain-lain yang melanda dunia, juga terjadi krisis hati nurani. Hati nurani tidak ada lagi dan orang saling membunuh dan tidak menyelesaikan masalah secara damai. Bahkan, dialog yang kemudian menghasilkan sebuah kesepakatan pun itu tidak berdasarkan hati nurani," sebutnya.

Dibeberkan, secara internal fakultas, pihaknya terus melakukan evaluasi terhadap hati nurani agar dapat menemukan hati nurani yang baik dan yang diinginkan Tuhan.

"Jika hati nurani tidak dipengaruhi oleh hal-hal buruk, tentu hati nurani akan menyumbangkan sesuatu yang baik kepada sosial dan menumbuhkan perilaku yang baik," cetusnya.

Lanjutnya, FT tengah memperkuat konsep kontekstual. Konsep-konsep di dalam Alkitab tidak ditinggalkan saja tetapi tentu kontekstual juga perlu ada penafsiran ulang.

"Kita tidak mengambil teks Alkitab dan menerapkan dalam kontekstual begitu saja namun melalui penafsiran terlebih dahulu. Contoh seperti ada tokoh yang menikah lebih dari satu kali. Dan ini kemudian diambil lalu dipraktekan pada kehidupan saat ini tidak bisa. Untuk itu perlu dihubungkan teks Alkitab lalu dengan masalah sosial saat ini," pintanya

Fakultas Teologi UKAW yang berdiri pada tanggal 08 Februari 1971 itu kini menghasilkan ribuan lukisan yang berkualitas. Animo masyarakat untuk mengenyam pendidikan teologi pun sangat tinggi.

Saat ini, FT memiliki sebanyak 439 mahasiswa aktif. Untuk tahun jaraan baru ini, jumlah peminat yang mendaftar sebanyak 1.016 orang. Sementara yang meng-upload memenuhi persyaratan dan mengikuti seleksi kurang lebih 500 orang.

Dari hasil seleksi yang ketat, hanya 120 orang yang terpilih dengan standar nilai 87 ke atas. Sedangkan yang tidak mencapai dinyatakan gugur.

Ia berharap, kedepan dukungan dari Yayasan dan Rektor UKAW Kupang lebih ditingkatkan karena perlu adanya perbaikan fasilitas fakultas serta dukungan dana atau beasiswa bagi para dosen untuk lanjut doktoral.

"Kami memang cari dana dari luar juga tapi kami sangat berharap dukungan dari pihak kampus," tandasnya. (r3)

  • Bagikan