KUPANG, TIMEXKUPANG.FAJAR.CO.ID-Lebih dari dua tahun Indonesia menghadapi Pandemi Covid-19. Dampak dan gangguan yang timbul meluas pada layanan pendidikan dan layanan esensial lainnya bagi anak-anak di Nusa Tenggara Timur (NTT).
Sekolah dan layanannya harus ditutup. akibatnya, banyak hal-hak anak yang tidak diperoleh. Dalam upaya mengembalikan hak tersebut, pemerintah Jepang dan Unicef bekerja sama dengan pemerintah Indonesia dalam sebuah inisiatif untuk membantu anak-anak usia dini yang rentan agar dapat kembali mengakses layanan PAUD yang terintegrasi dan holistik atau dikenal sebagai PAUD-HI.
Kepala Kantor Unicef Perwakilan NTT dan NTB, Yudhistira Yewangoe mengatakan loka karya tersebut merupakan langkah kolektif yang penting diyakini dapat berbagi pengalaman untuk masa depan anak-anak NTT.
"Saya yakin bahwa saat kita semua berbagi pengalaman, wawasan, dan gagasan, kita akan mampu menciptakan masa depan yang lebih baik bagi semua anak, keluarga, dan masyarakat," ungkapnya.
Unicef kata dia, sangat bangga dapat bekerja sama dalam kemitraan untuk memastikan anak-anak merasakan manfaat dari lingkungan pendidikan dan tumbuh kembang yang aman dari penularan Covid-19.
"Unicef berterima kasih kepada Pemerintah NTT, CIS-Timor, YSSP, akademisi, organisasi masyarakat sipil serta seluruh komponen masyarakat yang telah berkontribusi," bebernya.
Ditegaskan bahwa pihaknya mendukung komitmen para pihak dan Pemerintah Provinsi NTT dalam membuat dampak positif ini menjadi eksponansial.
Menurutnya, kebijakan yang telah dibuat dan pembelajaran praktik baik dalam implementasi ini merupakan sebuah katalisator yang dapat membuat pemangku kebijakan kabupaten dan kota lainnya menciptakan regulasi serupa dan menerapkan pelaksanaan Program PAUD-HI di daerahnya.
Seiring dengan kembali beroperasinya sekolah di NTT, kemitraan ini membantu pemulihan dari dampak pandemi dalam kaitannya dengan pembelajaran dan tumbuh kembang anak. Melalui pendanaan pemerintah Jepang sebesar Rp 3,6 juta dollar Amerika.
Kini, lebih dari 5,000 anak dan orang tua serta lebih dari 500 guru di Kota Kupang dan Kabupaten TTS mendapatkan manfaat dari intervensi layanan penting bagi anak.
"Elemen-elemen dalam naungan 80 PAUD, 40 Sekolah Dasar dan 167 lainnya pada 18 Kelompok Kerja Guru (KKG) merasakan dampak langsung dari kemitraan ini," pintanya.
Serangkaian advokasi dan konsultasi publik juga dilakukan untuk memperluas manfaat dari program ini. Terwujudnya komitmen dapat terihat dari adanya kebijakan terkait dalam bentuk Peraturan Bupati tentang Pedoman Penyelenggaraan PAUD-HI di Kabupaten TTS dan petunjuk teknis leraturan
"Perwalkot dan Pergub tentang PAUD-HI dalam proses finalisasi. Harapannya upaya-upaya tersebut dapat membuat program ini beresonansi dan memberikan dampak positif bagi anak-anak di pelosok daerah lainnya," pintanya.
Wakil Gubernur NTT Josef Nai Soi mengatakan PAUD-HI merupakan upaya Pemerintah Indonesia memastikan setiap anak mendapatkan kebutuhan esensial yang beragam dan saling terkait secara simultan, sistematis dan terintegrasi.
"Anak-anak mendapatkan pelayanan yang terintegrasi dan selaras antar lembaga layanan," sebutnya.
Dukungan yang diberikan pada PAUD-HI bersama mitra pelaksana, CIS-Timor dan Yayasan Sanggar Suara Perempuan (YSSP) membantu keluarga dalam pemulihan tumbuh kembang anak, ketertinggalan pembelajaran dan menjadi lebih siap untuk masuk ke jenjang sekolah dasar.
Dalam perjalanannya, banyak tantangan yang ditemukan pula praktik-praktik baik. Para pemangku kebijakan di Provinsi NTT, Kota Kupang dan Kabupaten TTS, bertemu dan berdiskusi bersama Unicef untuk saling berbagi pembelajaran dalam penyelenggaran PAUD-HI dan memenuhi hak-hak dasar untuk setiap anak.
"Mari bersama kita bangun generasi baru dan anak-anak di NTT untuk masa depan yang lebih baik. Atas nama pemerintah, saya memberikan apresiasi setinggi-tingginya atas dukungan Unicef dan kepada semua yang terlibat dalam PAUD yang holistik dan integratif," ungkap Josef Nae Soi. (*/r3)