KUPANG, TIMEXKUPANG.FAJAR.CO.ID-Pemerintah Kota (Pemkot) Kupang, melalui Dinas Kesehatan Kota Kupang terus melakukan upaya perbaikan kualitas pelayanan kesehatan di semua fasilitas kesehatan (faskes). Salah satu upayanya, yang dilakukan yakni menghadirkan alat USG atau Ultrasonografi dan Antropometri Kit.
Dua alat tersebut bertujuan untuk memudahkan untuk penanganan dini potensi stunting pada anak dan menekan angka kematian ibu dan anak.
Alat kesehatan yang akan diadakan dan ditempatkan di semua Puskesmas di Kota Kupang itu merupakan tindakan lanjut dari arahan Presiden Republik Indonesia, Joko Widodo agar semua puskesmas memiliki alat USG atau Ultrasonografi dan Antropometri Kit.
"Kami sementara proses pengadaan, tentu alat ini juga harus pengadaan sesuai dengan kebutuhan, tahun ini kita pengadaan, sementara proses," ungkap Kepala Dinas Kesehatan Kota Kupang, drg Renowati saat diwawancarai di kantornya, Jumat (10/2).
Dia menjelaskan, total anggaran untuk pengadaan dua alat tersebut sebanyak 4 miliar dengan rincian, Rp 1,6 miliar diperuntukan untuk pengadaan alat USG dan Rp 2,4 miliar untuk alat Antropometri.
Retnowati mengatakan, alat antropometri untuk pengukuran tinggi badan anak dalam penanganan stunting. Alat antropometri ini memang masih kurang di Kota Kupang, sehingga tahun ini bisa terpenuhi.
"Kalau tidak salah kita kekurangan alat antropometri 193 alat dan bisa terpenuhi tahun ini, nantinya akan diberikan kepada puskesmas dan dari puskesmas akan diberikan ke posyandu," katanya.
Dia mengatakan, dua alat ini memang untuk pencegahan stunting dan memastikan anak sehat sejak dalam kandungan. Jadi USG untuk melihat detak janin yang dikandung. Sementara Antropometri untuk mengukur tinggi badan.
"Jadi nanti ibu hamil bisa melakukan USG dua dimensi di puskesmas. Petugasnya akan kita latih, jadi dokter umum juga bisa melayani, nanti akan ada tenaga juga yang dilatih," ungkapnya.
Sementara itu, Kepala Puskesmas Bakunase, dr Sartje Nubatonis mengatakan, Kota kupang mempunyau 11 puskesmas dengan empat puskesmas Poned atau rawat inap bersalin, dan harus punya alat USG minimal usg dua dimensi.
dr Sartje mengatakan, setiap puskesmas Poned memiliki 1 dokter Poned yang sudah terlatih dalam menggunakan alat USG, jadi kalau tentang SDM tentunya ADN di Puskesmas siap.
Disebutkan, sebelumnya Puskesmas Bakunase sudah pernah punya alat USG namun saat ini rusak sehingga dibutuhkan alat USG baru.
"Jadi sebenarnya Puskesmas sudah siap menggunakan alat ini. Sementara untuk Alat antropometri memang menjadi kebutuhan di Posyandu untuk memberikan pelayanan," katanya.
Lanjutnya, jumlah posyandu bayi dan balita di Puskesmas Bakunase sebanyak 36 dan idealnya satu posyandu memiliki satu alat antropometri.
"Jadi masih kurang 21 posyandu yang belum ada alat antropometri, sehingga dengan adanya pengadaan alat ini akan sangat membantu," pungkasnya. (r2)
Editor: Intho Herison Tihu