Banjir Kepung Kota Makasar, 1.869 Jiwa Harus Mengungsi

  • Bagikan
BPBD Kota Makassar mengevakuasi warga dan barang-barang dari banjir, Senin (13/2). (FOTO: Istimewa/JawaPos.com)

MAKASSAR, TIMEXKUPANG.FAJAR.CO.ID-Hujan yeng melanda sejumlah wilayah di Indonesia telah menimbulkan bencana. Di Kota Makassar, Provinsi Sulawesi Selatan (Sulsel) misalnya, sejak kemarin dikepung banjir hingga setinggi pinggang orang dewasa. Akibatnya, sebanyak 1.869 warga terpaksa harus mengungsi ke tempat aman.

Banjir yang melanda ibu kota Provinsi Sulsel itu disebabkan oleh hujan dengan intensitas tinggi, disertai naiknya permukaan air laut yang terjadi pada Senin (13/2).

Pelaksana tugas (Plt) Kepala Pusat Data, Informasi, dan Komunikasi Kebencanaan, Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Abdul Muhari mengatakan, berdasarkan data Pusdalops BNPB menyebutkan wilayah terdampak berada di tujuh kecamatan. Terdiri dari Manggala, Ujung Pandang, Rappocini, Mamajang, Tamalanrea, Biringkanaya, dan Makassar.

“Akibat banjir tersebut sebanyak 554 KK dan 1.869 jiwa mengungsi dan sebagaian besar dievakuasi di 21 titik pengungsian,” kata Muhari dalam keterangannya, Selasa (14/2).

Bencana hidrometeorologi itu juga mengakibatkan kerugian material berupa 554 unit rumah terendam. Selain itu, luapan air juga mengakibatkan akses dan aktivitas warga menjadi terganggu karena kendaraan tak bisa melintas.

Upaya penanganan bencana banjir itu dilakukan oleh tim BPBD Kota Makassar ke lokasi kejadian dengan membantu mengevakuasi warga dan barang-barang, serta melakukan pendataan rumah terdampak dan kebutuhan mendesak BPBD Kota Makasar melaporkan pada Senin (13/2), banjir sudah berangsur surut namun cuaca masih hujan.

Prakiraan cuara per 14 sampai 15 Februari 2023 Berdasarkan Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG), Kota Makasar didominasi cuaca hujan berawan pada siang hari, dan hujan pada malam hari. “Mengantisipasi potensi bencana hidrometeorologi BNPB mengimbau kepada masyarakat dan pemerintah daerah untuk selalu waspada dan siaga. Pastikan saluran drainase bekerja optimal dan perkuat jejaring peringatan dini tingkat komunitas,” pungkasnya. (JPC/JPG)

  • Bagikan