KUPANG, TIMEX-Beberapa elemen yang tergabung dalam Forum Inklusif untuk International Womn Day akan menggelar beberapa kegiatan dalam rangka memperingati hari perempuan yang jatuh pada 8 Maret 2023.
Hal ini dikatakan Ketua Panitia Pelaksana Hari Perempuan, Dr. Lanny Koroh saat mendatangi Graha Pena Timor Express, Kamis (16/2). Lanny dan tim diterima Pemimpin Redaksi Timor Express Kristo Embu di Ruang Rapat Lantai 2 Harian Timor EXpress.
Dijelaskan Lanny, dirinya dan beberapa elemen pemerhati perempuan lainnya akan mememperingati Hari Perempuan Internasional dengan beberapa kegiatan. "Kami gandeng semua elemen untuk sama-sama memaknai Hari Perempuan ini dengan beberapa kegiatan," jelas dosen IAKN Kupang ini. Kegiatan yang dilaksanakan antara lain, kegiatan di Car Free Day (CFD) pada 4 Maret dan talkshow pada 10 Maret. Hari Perempuan tahun ini mengusung tema Kepemimpinan Perempuan melalui Pemanfaatan Teknologi Digital.
Isu yang diangkat, jelas Lanny, adalah perhatian terhadap perempuan khususnya korban kekerasan dan kaum disabilitas yang selama ini kurang mendapat akses dan perhatian dari pemerintah. "Semoga dengan perayaan Hari Perempuan tahun ini makin menggugah pemerintah dan semua elemen untuk lebih memberikan perhatian terhadap kaum perempuan dan kaum disabilitas," harap Lanny.
Sehingga narasumber yang akan dihadirkan saat talkshow adalah Ketua DPRD NTT,
Ketua Bawaslu, Komisioner KIP dan Pdt. Emi Sahertian mewakili aktivis perempuan.
Sementara itu, Koordinator Program UDN - lembaga yang eksis di bidang pemberdayaan perempuan dan kaum disabilitas, Damaris Tnunay pada kesempatan itu mengatakan pihaknya siap menyukseskan kegaiatan dalam rangka peringatan Hari Perempuan Internasional. "Kita mau menggandeng semua elemen yang peduli dengan perempuan dan kaum disabilitas untuk memberi perhatian terhadap isu-isu perempuan dan disabilitas yang kita lihat kurang mendapat perhatian serius," ujar Damaris.
Dirinya mengharapkan perhatian dan keberpihakan terhadap perempuan dan kaum disabilitas, khususnya di desa semakin bagus. Karena fakta menunjukan perhatian terhadap perempuan korban kekerasan fisik, kekerasan seksual dan kekerasan non fisik masih rendah. Demikian halnya perhatian terhadap kaum disabilitas. (ito)