KUPANG-Kementerian Pertanian (Kementan) terus berkomitmen membangun dan melakukan regenerasi petani. Hingga 2024, Kementan menargetkan mencetak 2,5 juta petani milenial. Berbagai program pun dilakukan untuk menarik minat serta kesadaran generasi muda akan potensi sektor pertanian dimasa kini dan masa yang akan datang.
Dalam rangka kegiatan lanjutan program Pembinaan Wirausahawan Muda Pertanian (PWMP), tim Sekolah Menengah Kejuruan Pertanian Pembangunan (SMK-PP) Negeri Kupang melakukan monitoring dan evaluasi (monev) terhadap 10 kelompok PWMP alumni yang tengah mengembangkan usaha di bidang pertanian.
Seperti apa yang selalu disampaikan Menteri Pertanian (Mentan) Syahrul Yasin Limpo bahwa melalui kurikulum pendidikan vokasi dimaksudkan agar alumni ketika lulus dari sekolah pertanian dapat mendirikan bisnis pertanian. “Saat ini bertani bukan untuk memenuhi kebutuhan sendiri, melainkan untuk mendapatkan uang,” tegas Mentan Syahrul.
Selaras dengan hal tersebut, Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia Pertanian (BPPSDMP), Kementan, Dedi Nursyamsi menegaskan bahwa program PWMP ini searah dengan tujuan akhir dari pendidikan vokasi, yaitu dapat mencetak wirausahawan yang memiliki qualified job seekers dan job creator.
Kelompok alumni yang tergabung dalam program PWMP tersebar di tiga wilayah yang ada di Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT), diantaranya 6 kelompok berlokasi di Kabupaten Kupang, 3 kelompok berlokasi di Kabupaten Timor Tengah Utara (TTU), dan satu kelompok berlokasi di Kabupaten Belu.
Semua kelompok telah menerima manfaat program PWMP yang akan mereka kelola untuk mengembangkan usaha. Baik usaha rintisan ataupun yang telah berjalan. Seperti yang dilakukan oleh Kelompok Athero Farm yang bergerak di bisnis ternak babi. Mereka memulai usaha dengan membeli dua ekor babi betina, satu ekor babi jantan, pakan serta vaksin.
Dalam kegiatan monev pertama ini dilakukan beberapa pendampingan, yaitu mengetahui sejauh mana progress yang dicapai oleh masing-masing kelompok dan kesulitan apa yang dihadapi selama kurang lebih satu bulan.
Pendampingan ini juga dilakukan sebagai kontrolling demi kemajuan usaha para alumni. Merekapun diajarkan bagaimana mengelola keuangan bukan hanya secara manual namun diarsipkan dalam bentuk digital.
Dalam perencanaan keuangan, setiap kelompok memiliki estimasi dimana nantinya omzet yang mereka dapatkan bisa mencapai target. Untuk saat ini, sebagian besar kelompok baru saja merintis usahanya sehingga semuanya masih dalam proses.
Kepala SMK-PP Negeri Kupang, Ir. Stepanus Bulu, MP berharap, melalui program PWMP Kementan, para alumni dapat menciptakan regenerasi petani karena sesungguhnya jiwa wirausahawan telah ada pada diri mereka. “Hanya tinggal kita bimbing agar menjadi lebih terarah,” jelasnya. (*/aln)