KUPANG, TIMEXKUPANG.FAJAR.CO.ID-Pemerintah Provinsi dan Balai Pelaksanaan Jalan Nasional (BPJN) Nusa Tenggara Timur (NTT) didesak untuk membuka akses jalan baru pasca bencana longsor yang terjadi di jalan Timor Raya KM 72, Desa Noelmina Kecamatan Takari Kabupaten Kupang.
Desakan tersebut datang dari Forum Pengurangan Resiko Bencana (FPRB) Kabupaten Kupang karena konstruksi tanah semakin labil dan berpotensi kembali terjadi longsor.
Elfrid Saneh, Ketua FPRB Kabupaten Kupang, kepada Timor Express mengatakan kondisi jalan yang sempat lumpuh itu kini sudah bisa dilintasi kendaraan dengan sistem one way.
Hal ini menuntut pemerintah Provinsi NTT dan Pemerintah Pusat melalui BPJN untuk mencari solusi jangka panjang agar dapat menghindari terjadinya korban jiwa.
Menurut aktivitas asal Kabupaten Kupang itu, pilihan relokasi dan membukan jalan baru menjadi solusi terbaik jika melihat kondisi dan pergeseran tanah.
"Pemerintah segera carikan solusi jangka panjang. Usul saya, tinggalkan saja longsoran ini. Fokus di 0,58 KM. Dibuatlah jalan baru," katanya.
Ia mencontohkan seperti riasan jalan Timor Raya tepatnya di Siso Kabupaten Timor Tengah Selatan (TTS).
"Kalau melihat kondisi dan pergeseran tanah terus menerus maka pilihan relokasi adalah yang terbaik," tandasnya.
"Karena kondisi bukit yang tidak stabil dan membuat kerentanan semakin tinggi (bisa meninbulkan korban jiwa) maka sebagai perwakilan masyarakat sipil mengusulkan untuk membuat atau proses relokasi saja. Hal ini dapat meminimalkan risoko terjadinya korban," tambah Elfrid Saneh.
Terkait jalan baru sepanjang 0,58 KM, Elfrid Saneh menyebut sudah dilakukan survei. Jalan tersebut menyesuri sungai.
"Jalan ini sudah dilakukan survei dan titik koordinatnya sudah jadi, tinggal penentuan dari BPJN dan Pemerintah. Jika disetujui, tinggal pembebasan lahan dan buka jalan baru," ucapnya.
Lebih lanjut, Elfrid menegaskan keputusan membuka akses jalan baru segera dilakukan secepatnya, mengingat curah hujan pada musim penghujan tahun ini masih tinggi yang bisa menimbulkan longsor kembali.
Operator Ekskavator Naka, Yorim Selan, ketika ditemui di lokasi longsor, Minggu (19/2) menyebut material longsor masih bergerak.
Menurut Yorim dirinya merupakan operator pertama yang masuk menangani pembersihan material longsor sejak bencana alam itu terjadi.
Ia mengibaratkan seperti belah gunung sehingga progres pekerjaan tidak dipastikan kapan selesai. "Kemarin tanah yang ditumpuk di sekitar sini, tidak ada lagi pas pagi datang kerja. Tanah masih bergerak. Ini belum hujan saja masih bergerak apa lagi hujan," katanya.
"Ini kita gali dibagian tengah. Kalau hujan pasti bagian atas akan turun lagi ke bawah dan menutupi jalur sementara yang kita sudah buka," tambahnya sambil menunjuk ke arah longsor. (r3)