Teken Kontrak Paket Pinjaman Bank NTT, Ini Permintaan Bupati untuk 5 Kontraktor

  • Bagikan
Direktur Kredit Bank NTT, Paulus Steven Messakh, Wabup Matim, Sipri Habur, dan PPK Ibrahim Mubarak Mapawa pose bersama lima kontraktor usai penandatangan kontrak proyek dari pinjaman Bank NTT di rujab Bupati Matim, Selasa (21/2). (FOTO: FANSI RUNGGAT/TIMEX)

BORONG, TIMEXKUPANG.FAJAR.CO.ID-Lima kontraktor pemenang untuk enam paket pekerjaan jalan di Kabupaten Manggarai Timur (Matim) yang bersumber dari dana pinjaman Bank NTT, melakukan penandatanganan Surat Perjanjian Pemborongan (Kontrak) dengan Pejabat Pembuat Komitmen (PPK), Selasa (21/2). Satu dari enam paket pekerjaan itu, yakni jalan Dangka Mangkang-Watu Ngong ditunda penandatanganan kontraknya karena masih dalam proses sanggahan.

Acara penandatangan itu berlangsung di aula Rumah Jabatan (Rujab) Bupati, Golo Lada, Kelurahan Rana Loba, Kota Borong, disaksikan pihak Bank NTT dalam hal ini Direktur Kredit Bank NTT, Paulus Steven Messakh, Bupati Matim, Agas Andreas, Wakil Bupati, Sipri Habur, dan Sekda Matim, Boni Hasudungan. Hadir saat itu, Kadiv Komersil Bank NTT, Detsuhi E. Obisuru.

Selain itu, hadir pula Kepala Dinas PUPR Matim, Yoseph Marto, Kepala Bank NTT Cabang Borong, Nurchalis Tahir, Ketua TP PKK Matim, Theresia Wisang Agas, para Staf Ahli Bupati, para Asisten, pimpinan OPD, Kepala Bidang Bina Marga, Dinas PUPR, Ima Raydais, pegawai Bank NTT, dan para kontraktor. PPK dari Dinas PUPR yang menandatangani kontrak itu adalah, Ibrahim Mubarak Mapawa.

"Hari ini teken kontrak dengan lima kontraktor untuk lima dari enam paket pekerjaan. Sementara satu paket pekererjaan ditunda dan akan dilakukan pada 24 Februari 2023. Hal itu karena ada sanggahan, tapi sanggahan itu sudah ditanggapi dan selesai," jelas Kadis PUPR Matim, Yoseph Marto dalam laporanya.

Menurutnya, paket pekerjaan jalan yang ditunda penandatanganan kontraknya itu, yakni ruas jalan Dangka Mangkang-Watu Ngong dengan pagu anggaran sebesar Rp 30 miliar, dan nilai penawaran sebesar Rp 29.650.030.269. Dalam paket pekerjaan ini, keluar sebagai pemenangnya, yakni PT. Menara Armada Pratama. Dalam kesempatan itu juga, Yos Marto menyampaikan terima kasih kepada Bank NTT, karena sudah menjawab kegalauan Bupati Matim.

Direktur Kredit Bank NTT, Paulus Steven Messakh, mengatakan, Bank NTT menindaklanjut pinjaman daerah untuk Pemerintah Provinsi (Pemrov) NTT dan sejumlah kabupaten di NTT dengan total sebesar Rp 488 miliar.

Kabupaten Matim, kata Steven, merupakan salah satu kabupaten yang meminjam dengan total pinjaman senilai Rp 103 miliar. Tentu proses yang ditindaklanjuti ini bukanlah proses yang biasa. Karena itu, Steven menyampaikan terima kasih kepada Pemkab Matim untuk momentum penandatanganann kontrak tersebut.

"Saya menyampaikan terima kasih kepada tim dari Pemerintah Matim yang luar biasa dengan dikoordinir oleh Bapak Sekda. Sehingga koordinasi yang kita lakukan dapat berjalan dengan baik. Walaupun butuh waktu lama, tapi itu karena masih dilakukan penyesuaian-penyesuain. Sehingga apa yang kita lakukan itu bisa sesuai dengan regulasi pinjaman daerah," kata Steven.

Steven juga menyampaikan terima kasih kepada kepala Bank NTT Cabang Borong yang telah melakukan koordinasi baik dengan Pemkab Matim, sehingga bisa menindaklanjuti pinjaman daerah di Matim. Hasilnya bisa lakukan penandatangan kontrak kerja dengan pemborong. Salut juga untuk kepemimpinan Bupati Matim yang bisa mengambil keputusan yang luar biasa di saat kondisi fiskal.

"Disini Bupati sesuai kesepakatan bersama DPRD, menindaklanjuti itu dengan mengambil pinjaman daerah di Bank NTT. Jadi ini merupakan keterpanggilan dari Bank NTT, bagaimana bisa lebih kontributif dalam pembangunan di Matim. Terima kasih juga kepada PPK untuk kerjasamanya yang baik," ujarnya.

Bupati Matim, lanjut Steven, salah satu selaku pemegang saham terbesar di Bank NTT, terus memberi dukungan yang luar biasa kepada Bank NTT. Sehingga peristiwa penandatangan kontrak bisa dilakukan. Berhubung Bank NTT ada di dalam kegiatan pembangunan jalan yang ada, sehingga dalam pelaksanaanya, Steven meminta kepada pimpinan penyedia jasa agar bisa melaksanakan pekerjaan dengan baik.

"Kalau selama ini doa-doanya untuk pemborong hanya dari pemerintah daerah, tapi kali ini sudah ada dua yang mendoakan untuk kalian, termasuk satunya dari Bank NTT. Sehingga proses pelaksanaan proyek ini bisa ditindaklanjuti dengan baik," ucap Steven.

Dia juga menambah, pihak Bank NTT juga telah menindaklanjuti dengan sejumlah kabupaten untuk pinjaman daerah, dengan membangun ekositem pembiayaan. Jadi setelah penandatangan kontrak ini, masing-masing perusahaan pelaksana bisa berkomunikasi dengan Bank NTT Cabang Borong untuk hal-hal pembiayaan lanjutan.

"Saya kira ini bentuk kontribusi dari Bank NTT, bagaiman bisa mengakselerasi pembangunan setiap kabupaten di NTT, sehingga Bank NTT lebih kontributif dalam memberikan sumbangsinya pembangunan di NTT, kuhsusnya di kabupaten Matim," kata Steven.

Sementara Bupati Agas, mengatakan dalam kegiatan ini menunjukan bahwa Bank NTT punya kontribusi besar untuk bangun daerah ini. Sebut saja selama ini mereka berkontribusi untuk pendampingan UMKM, ada BUMDes di Colol. Kopi-kopi Colol itu berkat binaan Bank NTT. Juga kontribusi untuk pinjaman kepada ASN, dan masih banyak lainya. Sehingga terima kasih kepada Bank NTT.

"Itulah kerangka pikir saya terkait pinjaman di Bank NTT. Target awalnya pinjam Rp 250 miliar, tapi turun Rp 150 milar, dan terakhir Rp 103 miliar. Tapi syukur kita coba memulai dan hari ini sudah bisa lakukan tanda tangan kontrak. Kita juga bersyukur dengan Bank NTT yang sudah memberikan kontribusi bagi pembangunan daerah ini. Jujur saya bangga betul dengan Bank NTT," ujar Bupati Agas.

Kepada para penyedia jasa, Bupati Agas minta untuk semuanya membuka rekening di Bank NTT Cabang Borong. Supaya uang yang keluar dari Borong, mesti kembali ke lagi Borong. Juga uang muka sudah siap, dan setelah kontrak ini sudah bisa cair 30 persen. Sehingga langsung eksekusi di lapangan. Minimal mulai dengan pekerjaan minornya, supaya masyarakat lihat bahwa sudah memulai.

"Karena pekerjaan ini bersumber dari pinjaman Bank NTT, maka saya minta papan proyeknya wajib cantumkan sumber dan logo Bank NTT juga logo Pemda Matim. Supaya mereka tahu bahwa ini proyek bersumber dari pinjaman daerah. Jadi uang utang daerah ini, kita transparan," kata Bupati Agas.

Bupati Agas juga meminta kepada rekanan, agar tenaga kerja yang minor atau yang tidak terlalu membutuhkan keahlian khusus, bisa diberikan kepada anak-anak atau orang di sekitar wilayah kerja. Supaya uang APBD Matim ini menetes juga ke masyarakat. Apalagi sekarang masyarakat lagi musim paceklik.

"Saya minta pekerjaanya harus betul-betul dikontrol. Saya sangat berharap bapak penyedia kerja dengan baik atau kerja bermutu. Tetap pertahankan mutu yang ada. Apalagi dalam waktu dekat, kita akan lakukan tanda tangan paket pekerjaan yang bersumber dari DAK," pintanya.

Lima penyedia pemenang paket yang melakukan penandatangan kontrak ini, masing-masing PT. Kencana Sakti Nusantara untuk paket peningkatan jalan Kembur-Watu Ngiung-Metuk dengan pagu anggaran sebesar Rp 20 miliar. Selain itu, CV. Sarana Karya Utama untuk peningkatan jalan Simpang (SP) Tangkul-Benteng Jawa dengan pagu anggaranya sebesar Rp 13.500.000.000.

Selain itu, PT. Flores Konstruksindo Utama untuk paket peningkatan jalan Kembur-Paka-Nceang dengan pagu anggaran sebesar Rp 14.250.000.000. Juga CV. Tri Sampurna untuk peningkatan jalan Sok-Wae Care dengan pagu anggaranya sebesar Rp 10 miliar, dan CV. Sarana Karya Utama untuk paket peningkatan jalan Benteng Jawa-Satar Teu dengan pagu anggaran sebesar Rp 10 miliar. (*)

Penulis: Fansi Runggat

Editor: Marthen Bana

  • Bagikan