KUPANG, TIMEXKUPANG.FAJAR.CO.ID-Insiden handphone (HP) penumpang yang mengeluarkan asap hingga mengakibatkan pesawat Lion Air dengan nomor penerbangan JT-693 batal terbang telah dilakukan penanganan sesuai standar operasional prosedur (SOP).
Setelah melengkapi semua administrasi dan kelengkapan, para penumpang yang berjumlah 163 orang akhirnya diberangkatkan menggunakan pesawat PK-LQS jenis Boeing 737-900ER.
Communications Strategic of Lion Air, Danang Mandala Prihantoro menjelaskan, sebelum keberangkatan penerbangan pukul 06.15 Wita (GMT+ 08), Lion Air melakukan prosedur untuk memastikan keselamatan dan keamanan penerbangan.
Prosedur keamanan dimaksud, kata Danang, yaitu, pemeriksaan pesawat awal (pre-flight procedure) secara menyeluruh oleh teknisi dan pilot untuk menjamin semua sistem dan komponen pesawat berfungsi dan bekerja dengan baik.
"Hasilnya pesawat laik terbang dan aman dioperasikan (airworthy for flight). Penanganan dan pemeriksaan seluruh penumpang juga dilakukan petugas keamanan serta penanganan kargo dan barang bawaan," ungkapnya.
Dia mengatakan, setelah proses menaikkan penumpang (boarding) selesai, seluruh penumpang telah duduk dan pesawat di dorong mundur (pushback) untuk bersiap menuju landas pacu (runway).
"Berdasarkan laporan awal, salah satu penumpang yang duduk di nomor 9D mengaku ponselnya (HP) mengeluarkan asap, kemudian ponsel tersebut dilempar ke lantai kabin," ungkapnya.
Dikatakan, dalam upaya memastikan keamanan dan keselamatan penerbangan, senior awak kabin segera menghubungi pilot. Keputusan tepat, pilot menghentikan pergerakan pesawat dan memutuskan kembali ke area parkir pesawat pada posisi semula.
Menurut keterangan awal, kata Danang, tiba-tiba salah satu penumpang yang duduk di dekat jendela darurat bagian kiri (emergency exit window) membuka jendela darurat. Atas kondisi tersebut, seluruh penumpang diarahkan turun dari pesawat dan kembali menuju ruang tunggu (boarding gate) guna mendapatkan informasi lebih lanjut.
Insiden tersebut, ungkap Dadang, tidak ada korban luka dalam kejadian ini. Selain itu, tim investigasi dari otoritas penerbangan sipil Indonesia dan Lion Air sedang melakukan proses penyelidikan guna mengetahui penyebab pasti terjadinya insiden ini.
"Saat ini, handphone tersebut dalam tahap pemeriksaan oleh tim ahli untuk menentukan sesuai standar keamanan yang ditetapkan oleh regulator penerbangan," tambahnya.
Danang menambahkan, Lion Air sebagai maskapai yang berkomitmen terhadap keselamatan penumpang, tidak akan berspekulasi mengenai penyebab terbakarnya handphone di pesawat hingga proses penyelidikan sesuai dengan regulasi penerbangan selesai dilakukan.
"Pengecekan pesawat dan investigasi tidak dapat dijalankan secara cepat dan instan. Dampak yang ditimbulkan, terjadi keterlambatan keberangkatan penerbangan rute Kupang ke Surabaya serta Surabaya tujuan Jakarta. Lion Air sangat fokus mengutamakan keamanan dan keselamatan penumpang menjadi prioritas utama (safety first) dalam setiap penerbangan," ungkapnya.
Lion Air mengingatkan kepada seluruh penumpang selalu mengikuti instruksi kru penerbangan dan tidak membawa barang-barang yang berpotensi membahayakan dalam kabin pesawat.
Pesawat Lion Air yang mengalami penundaan penerbangan tersebut telah dilakukan pengecekan oleh engineering dan dinyatakan dalam kondisi normal dan siap diterbangkan kembali.
Penumpang JT693 yang tertunda keberangkatannya telah diberangkatkan kembali dari Kupang tujuan Surabaya pada pukul 14.30 wita.
General Bandara El Tari Kupang, I Nyoman Noer Rohim menyampaikan, pagi sekitar pukul 06.15 Wita sempat ada kejadian dibukanya pintu emergency pada Pesawat Lion Air JT693 sehingga pesawat JT693 ditunda keberangkatannya dan saat ini pesawat sdh dinyatakan dalam kondisi normal dan terkait kejadian tersebut tentu saja berakibat adanya penundaan beberapa penerbangan Lion Air.
“Untuk menghindari kejadian terulang kembali kami menghimbau kepada masyarakat yang bepergian menggunakan pesawat udara untuk berhati-hati membawa hp ke dalam pesawat. Ikuti ketentuan yang ada dan panduan dari crew pesawat udara," himbau I Nyoman Noer Rohim.(r2)
Editor: Intho Herison Tihu