KUPANG, TIMEXKUPANG.FAJAR.CO.ID-Perkumpulan Keluarga Berencana Indonesia (PKBI) Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) sebagai salah satu mitra UNICEF bekerjasama menggelar workshop peningkatan indeks literasi digital. Kegiatan ini melibatkan lintas sektor untuk perubahan perilaku sosial.
Kegiatan bertajuk "Komunikasi Risiko dan Pelibatan Masyarakat dalam Peningkatan Literasi Digital" ini merupakan wujud nyata PKBI NTT dalam mendukung program Kementerian Kominfo, yakni Gerakan Nasional Literasi Digital 2020-2024. Ini juga merupakan upaya nyata dalam membantu transformasi digital di Indonesia.
Kepala Dinas Kominfo NTT, Abraham Maulaka yang hadir sebagai narasumber dalam kegiatan itu menyebutkan, Tahun 2021, NTT termasuk dalam 10 besar provinsi dengan angka Indeks Literasi Digital 3,6 persen. Ini lebih tinggi dari nasional yang hanya berada di angka 3,54 persen. Namun tahun 2022, Indeks Literasi Digital NTT mengalami penurunan, dimana berada diangka 3,39 persen, sementara angka nasional berada di atas, yakni 3,5 persen.
Karena itu, kata Abraham Maulaka, berbagai upaya terus dilakukan untuk meningkatkan angka indeks literasi digital di NTT. "Kami berterima kasih kepada PKBI NTT yang sudah bekerjasama dengan Kominfo NTT menggelar workshop ini," kata Abraham.
Sebagaimana diketahui, selain dengan Kominfo, PKBI NTT juga melibatkan Dinas Kesehatan, Dukcapil NTT, LSM, tokoh masyarakat, akademisi, organisasi profesi, jurnalis, perwakilan remaja, dan tokoh agama dalam kegiatan workshop ini.
Workshop sehari yang berlangsung di Sylvia Hotel, Jumat (24/2) itu hadir dua orang narasumber, yakni Kadis Kesehatan dan Dukcapil NTT, Ruth Laiskodat dan Kadis Kominfo NTT, Abraham Maulaka. Sementara Gusti Brewon tampil sebagai moderator atau pemandu workshop.
Workshop sehari itu berhasil membentuk wadah berupa kelompok kerja (pokja) yang anggotanya terdiri dari peserta workshop. Pokja tersebut akan berfungsi mengidentifikasi, menganalisis, menjadi sumber informasi yang benar, edukasi masyarakat serta ikut memperkuat koordinasi antarlembaga.
Adapun empat pilar literasi digital, yakni digital skill (kemampuan digital), digital kultur ( budaya digital), digital ethics (etika digital), dan digital safety (keamanan digital). (dek/aln)
Editor: Marthen Bana