RUTENG, TIMEXKUPANG.FAJAR.CO.ID-PT Fortress Data Service (FDS) dan PT Sarana Pactindo (PAC) menggelar Roadmap Digitalisasi bersama lima Bank Pembangunan Dearah (BPD) Indonesia, di Hotel Revayah Ruteng, Kabupaten Manggarai, Provinsi NTT, Kamis (2/3). Kegiatan ini bertujuan memperkuat posisi BPD dalam industri finansial di Indonesia.
Lima BPD itu, masing-masing Bank Jambi, Bank Bali, Bank Kalsel, Bank Sulselbar, dan Bank NTT. Sementara tiga BPD yang tergabung dalam group BPD tidak bisa hadir, yakni Bank Papua, Bank Banten, Bank Sultra. Kegiatan itu dihadiri Direktur Utama (Dirut) FDS, Sutjahyo Budiman, Dirut Bank NTT, Alexander Riwu Kaho, dan Dirut Bank Jambi, Yunsak El Halcon.
Sementara tiga BPD lain, masing-masing dihadiri perwakilan direksi. Hadir juga Kepala Bank Indonesia (BI) Perwakilan NTT, Donny H. Heatubun, Kepala Otoritas Jasa Keuangan (OJK) NTT, Japarmen Manalu, Direktur Kepatuhan Bank NTT, Christofel S. M. Adoe, Kepala Bank NTT Cabang Ruteng, Romi Radjalangu, perwakilan dari Badan Siber dan Sandi Negara (BSSN), Balai Sertifikasi Elektronik (BSE)
"FDS secara group, sudah melayani 30-an customer perbankan, dimana sebanyak 13 dari BPD. Komitmen FDS dan PAC Group, berkembang, bertumbuh bersama BPD, dan masyarakat, dengan saling berbagi. Kegiatan hari ini bertujuan memperkuat posisi BPD dalam industri finansial di Indonesia," jelas Dirut FDS, Sutjahyo Budiman, saat itu.
Menurut Sutjahyo, kegiatan BPD group discussion yang berlangsung di Ruteng ini merupakan kegiatan ketiga, dimana sebelumnya telah dilakukan di Kota Jambi pada November 2022. Topiknya saat itu adalah Penerapan Digitalisasi BPD dan Penerapan Standardisasi Digital. FDS sendiri telah mempunyai user group khusus dengan BPD yang dilakukan secara intensif.
Sutjahyo mengatakan, pihaknya melihat bersama BPD bisa melayani masyarakat yang lebih luas, dan hal itu sejalan dengan arahan dari OJK dan BI. Bahwa bagaiman BPD itu bisa menjadi regional champion di daerahnya.
Disini, kata Sutjahyo, FDS merasa perlu adanya Roadmap yang bisa atau mempunyai pola dengan BPD, sehingga dapat bekerja sama dengan baik.
"Tentunya dengan acara seperti ini bisa saling sharing pengalaman yang ada di BPD. Digitalisasi sudah berubah, tidak lagi seperti lima atau tujuh tahun lalu, punya mobile yang dianggap digitaliasi. Tapi sekarang dan sesuai arahan regulator, bahwa ada sistem pembayaran Indonesia 2025, dimana sudah masuk open Application Programming Interface (API), dan kami merasa BPD harus siap sedia," ujar Sutjahyo.
Sutjahyo menambahkan, disini juga OJK telah mengeluarkan platform digitalisasi perbankan. Disitu ada kiat-kiat dan arahan baru, dan tentu BPD harus siap ke sana.
Hal itu karena digital tidak lagi hanya mengenai sistem pembayaraan, tapi perlu diperkuat mengenai tata kelola security dan lainya. Sehingga, lanjut Sutjahyo, forum-forum seperti ini akan banyak membantu BPD untuk siap sesuai arahan regulator yang mana itu menjadi arahan yang ada di dunia.
"Bagi FDS akan mendapat input untuk memberikan pelayanan yang lebih baik dari BPD. Terima kasih juga kepada BI, OJK, BSSN, BSE, yang mau mengisi dalam acara ini untuk memberikan informasi tambahan bagi pihaknya, dan komunitas BPD. Sehingga lebih mantap dalam industri perbankan. Disini tentu banyak mendapat keuntungan untuk semua yang hadir. Terima kasih juga kepada Bank NTT dan Pemda Manggarai yang menjadi tuan rumah," ungkapnya.
Sementara Dirut Bank NTT, Harry Alexander Riwu Kaho, dalam kesempatan itu menyampaikan terima kasih atas insiasi yang digagas FDS group dengan memfasilitasi 8 BPD untuk bisa eksis. Bahkan bisa beradaptasi dengan kemajuan teknologi juga digitalisasi, baik secara global, nasional, maupun regional. Tentu ini memberikan tambahan daya saing, daya tumbuh, dan daya manfaat bagi daerah masing-masing dan masyarakat.
Terutama, sambung Alex Riwu Kaho, fungsi BPD sebagai agen of developman di daerah masing-masing. Menyadari bahwa inisiasi itu melahirkan banyak inspirasi dan motivasi, maka kegiatan kali ini merupakan kali ketiga untuk delapan BPD yang dalam pemanfaatan korp banking yang sama, dengan melakukan harmonisasi berbagai program untuk langkah pasti BPD melihat potensi atau peluang yang ada di daerah masing-masing.
Menurut Alex Riwu Kaho, hal ini untuk dikembangkan dan menjadikan sesuatu produktif, dan profit bagi bisnisnya. Namun dalam pelaksanaanya, dijumpai banyak yang perlu dilakukan harmonisasi, sinergitas, dan kolaborasi. Sehingga dalam pertemuan ketiga ini, BSSN dan BSE yang akan memfasilitasi semua BPD, untuk berada dalam level aman ketika berhadapan dengan cyber crime karena difasilitasi dan disertifikasi beberapa aktifitas digitaliasi dan elektronifikasi perbankan.
"Tentu standar-standar yang akan diterapkan oleh BSSN dan BSE, akan memberikan peringatan secara bisnis, maupun kelembagaan. Juga berterima kasih atas kehadiran pihak BI dan OJK NTT, dimana dalam pengalaman dampak pegawasan secara efektif dan tetap, tidak saja memberikan perubahan terarah, tapi juga berkualitas. Bahkan dalam komunikasi yang efektif terbangun kesepahaman akan bertumbuh bersama," ujar Alex Riwu Kaho.
Menurutnya, dari kegiatan Roadmap Digitalisasi, tentu ada semangat gotong royong, kerja sama kelembagaan. Kehadiran BI dan OJK, BSSN, FDS, dan 8 BPD Group, tentu menjadi satu hal yang patut dijaga dan dikembangkan dalam aktifitas masing-masing. Juga akan dilakukan shering dan informasi, bahwa BPD juga menemukan model bisnis baru pada saat situasi yang penuh tantangan yang sama-sama dihadapi yang berdampak pada pertumbuhan bisnis perbankan.
"Aplikasi-aplikasi berbasis teknologi memberikan ruang-ruang baru bisnis baru BPD yang makin terbuka, karena disitu ada sisi yang postifif, produktif, dan profit bagi pengembangan bisnis baru kedepan. Disini tentu kita membutuhan keselarasan, harmonisasi dengan berbagai regulasi," bilangnya.
Alex Riwu Kaho berharap, diskusi itu tidak hanya makin menguatkan BPD secara internal, tapi juga jalin kerja sama kelembagaan, ekosistem-ekositem kelembagaan yang dibangun, konektivitas interbility, dapat terwujud dengan ide-ide, dan langkah cerdas bersama. Juga pada User Group Discussion kali ini diharap tercipta komitmen bersama untuk mencapai tujuan yang lebih baik.
Dirut BPD Jambi, Yunsak E. Halcon, kepada TIMEX mengatakan, kegiatan Roadmap Digitalisasi, dinilainya sangat bagus, yang merupakan kolaborasi sinergi antar delapan BPD di Indonesia guna menyatukan platform, sehingga mampu membantu masyarakat, khususnya UMKM yang ada di daerah-daerah. Sengaja dilakukan di kota Ruteng, karena melihat potensi ekonomi masyarakat, dan juga karen BPD hadir membangun rakyat kecil.
"Di sinilah kita bersama-sama hadir, sehingga mudah, dan mungkin sudah diterapkan oleh bank NTT begitu juga dengan bank-bank lainnya. Harapan kami memang itu untuk membantu masyarakat lebih khusus UMKM. Praktisnya kita di situ. Kita tidak main besar, tapi kita hanya lebih fokus ke yang kecil-kecil, karena bank ini didirikan untuk membantu masyarakat kecil. Bank Jambi dengan bank NTT itu penerapannya sama," bilang Yunsak (*)
Penulis: Fansi Runggat
Editor: Marthen Bana