BPD Group Bantu Dua Yayasan di Ruteng, Bank NTT Sumbang Rp 100 Juta

  • Bagikan
BANTUAN. Dirut Bank NTT, Harry Alexander Riwu Kajo secara simbolis menyerahkan bantuan untuk dua yayasan yang diterima Bupati Manggarai, Hery Nabit, di SLB Karya Murni, Kelurahan Bangka Nekakang, Kecamatan Langke Rembong, Jumat (3/3). (FOTO: FANSI RUNGGAT/TIMEX)

Bantuan dari Bank NTT, Bank Kalsel, Bank Bali, PT FDS dan PAC

RUTENG, TIMEXKUPANG.FAJAR.CO.ID-Group Bank Pembangunan Daerah (BPD) Indonesia bersama PT. FDS dan PAC, menunjukkan kepeduliannya dengan menyerahkan bantuan sosial atau Corporate Social Responsibility (CSR) senilai Rp 140 juta kepada dua lembaga, yakni Klinik Renceng Mose Ruteng, dan Sekolah Luar Biasa (SLB) Karya Murni Ruteng, Jumat (3/3).

Bantuan tersebut bersumber dari Bank NTT senilai Rp 100 juta, PT FDS dan PAC sebesar Rp 20 juta, Bank Kalimantan Selatan Rp 10 juta, dan Bank Bali senilai Rp 10 juta. Dua lembaga yang mendapat bantuan ini bernaung di bawah Yayasan Karya Bakti Renceng Mose dan Yayasan Karya Murni. Keduanya mendapat bantuan senilai Rp 120 juta.

Penyerahan bantuan secara simbolis dilakukan Direktur Utama (Dirut) Bank NTT, Harry Alexander Riwu Kaho, dan diterima Bupati Manggarai, Hery Nabit. Selanjutnya, Bupati Hery Nabit menyerahkan ke Ketua Yayasan Karya Bakti Renceng Mose sebagai pusat rehabilitasi gangguan jiwa, Bruder Honorius Suyadi, dan Sekretaris Yayasan Karya Murni, Suster Chistine Pasaribu.

Penyerahan bantuan untuk dua lembaga ini berlangsung di SLB Karya Murni, Kelurahan Bangka Nekakang, Kecamatan Langke Rembong. Hadir saat itu Dirut PT. FDS, Sutjahyo Budiman bersama jajaran, Dirut PT. PAC, Ryan Sumadihardja bersama jajaran, jajaran Direksi Lima BPD, Kepala Bank NTT Cabang Ruteng, Romi Radjalangu bersama jajaran, serta para guru dan siswa/i SLB Karya Murni. Kehadiran Rombongan BPD Group, dan Bupati Hery Nabit disambut secara adat Manggarai di pintu gerbang masuk SLB Karya Murni.

"Bersyukur dengan karya-karya hebat Tuhan yang luar biasa. Dimana dalam kesempatan hari ini, kami semua bisa bertemu dan belajar untuk beberapa hal dalam kehidupan setiap orang. Bangga bertemu dengan anak-anak hebat, juga orang-orang yang luar biasa," ujar Dirut Bank NTT, Harry Alexander Riwu Kaho dalam kesempatan tersebut.

Alex Riwu Kaho mengatakan, kebanggaan kepada orang yang luar biasa itu, baik pengurus di lembaga SLB maupun di lembaga Renceng Mose yang memiliki daya kemampuan, daya hebat untuk menemukan talenta luar biasa, yang tentu tidak semua orang miliki.

Alex juga mengaku bangga karena Yayasan Karya Murni begitu besar cintanya kepada alam lingkungan, dan juga kepada sesama manusia.

"Ketika kita masuk dalam halaman lembaga ini, ada satu suasana yang luar biasa. Kita tidak melihat sampah, dan ini satu kondisi dimana kemampuan anak-anak dan guru disini, begitu luar biasa dan hebat. Kami semua bangga, karena memiliki kepedulian begitu besar dengan alam dan lingkungan, apalagi sangat besar cinta kasihnya kepada sesama," ujarnya. 

Alex menjelaskan, bantuan yang diberikan itu, sebagai bentuk kepedulian terhadap mereka yang mempunyai keterbatasan, dan juga memberikan dukungan untuk Yayasan Karya Murni dan Panti Renceng Mose.

Alex berharap kegiatan tersebut dapat memberi motivasi di tempat masing-masing untuk berbuat baik kepada Tuhan, dan sesama.

Rombongan BPD Group dan Bupati Hery Nabit saat diterima secara adat di pintu masuk Yayasan SLB Karya Murni Ruteng, Jumat (3/3). (FOTO: FANSI RUNGGAT/TIMEX)

Bupati Manggarai, Hery Nabit, mengatakan, ada banyak hal yang pemerintah belum bisa lakukan, dan hal itu bisa dilakukan orang-orang terpilih.

Bupati Hery menyampaikan terima kasih karena pintu komunikasi terus terbuka, sehingga komunikasi dengan orang-orang terpilih yang bisa mengurus anak-anak di SLB dan Renceng Mose, bisa mendapat perhatian dan kepedulian. Tentu ada banyak harapan yang belum bisa dijawab atau dipenuhi oleh Pemda Manggarai.

"Saya tahu dalam banyak kasus, pemerintah belum bisa terlibat disitu. Termasuk untuk lembaga SLB dan Renceng Mose, sehingga kami mohon maaf atas semua itu. Disini juga atas nama pemerintah dan masyarakat Manggarai, saya menyampaikan terima kasih kepada PT. FDS dan PAC, juga sejumlah BPD, khususnya Bank NTT atas begitu besar kepedulian bagi lembaga SLB dan Renceng Mose," ucap Bupati Hery Nabit.

Bupati Hery menyebutkan, dalam seluruh dokumen rencana pembangunan di Kabupaten Manggarai, tidak menggunakan kata disabilitas, tapi dengan kata difabilitas. Hal itu karena mereka bukan tidak bisa, tapi bisa dan mempunyai kemampuan yang berbeda.

Sehinga Bupati Hery juga menyampaikan terima kasih kepada guru dan pembimbing di sekolah itu, karena telah menuntun anak-anak di sekolah itu dengan cara yang berbeda.

"Kita berharap, makin banyak perhatian dari semua pihak, apapun motifnya baik pendekatan hak, pendekatan belas kasih. Kita tahu para guru mempunyai tugas yang berat dalam mendidik kaum difabel ini, karena itu kita mendoakan semoga mereka diberikan kesabaran dalam mendidik anak-anak kami ini," kata Bupati Hery Nabit.

Suster Christine Pasaribu dan Bruder Honorius Suyadi, dalam kesempatan itu menyampaikan terima kasih kepada Bupati Manggarai, group BPD Indonesia, PT. FDS dan PAC, dan Bank NTT, yang telah memberi perhatian kepada lembaga tersebut lewat pemberian bantuan.

Khusus Bank NTT, kata Suster Christine, pihaknya selalu mendapat perhatian dan terus menjalin komunikasi. "Terima kasih atas perhatian dan perhatian kepada lembaga kami. Keberadaan lembaga kami ini, ingin mengangkat martabat mereka sebagai manusia seperti kita semua, untuk mendapatkan hak menikmati semua pembangunan yang ada di Manggarai. Selama ini Bank NTT sudah beberapa kali hadir untuk membantu dan melihat secara langsung apa yang kami lakukan di lembaga ini," jelasnya.

Sementara itu, Bruder Honorius menambahkan, klinik Renceng Mose ditempati oleh orang dengan gangguan jiwa (ODGJ). Mereka ini tidak saja dari Kabupaten Manggarai, tapi seluruh daerah di daratan Flores.

Tentu selain dukungan doa, Panti Renceng Mose ini juga membutuhkan obat untuk perawatan demi kesembuhan para ODGJ. 

"Klinik ini memprioritaskan untuk semua ODGJ, bebas pasung atau Manggarai bebas pasung. Hal itu karena pasung sangat tidak manusiawi, sebab semua kebebasan dibatasi," kata Bruder Honorius. (*)

Penulis: Fansi Runggat

Editor: Marthen Bana

  • Bagikan