Bangngu Loni, Nama Kecil El Tari Jadi Nama Bandara Baru Sabu Raijua

  • Bagikan
BANDARA BARU. Bupati Sabu Raijua, Nikodemus Rihi Heke memenuhi undangan Kemenhub RI untuk mengikuti pemaparan kajian pembangunan Bandara Eilode di Sabu. Bandara Eilode rencananya mulai dibangun tahun 2023 mendatang. Bupati Nikodemus saat berjabatan tangan dengan Pejabat Kemenhub. (FOTO: Diskominfo Sarai)

KUPANG, TIMEXKUPANG.FAJAR.CO.ID-Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Sabu Raijua melalui Bupati Drs. Nikodemus N. Rihi Heke, M.Si mengusulkan nama Bangngu Loni sebagai nama bandar udara (Bandara) baru yang akan dibangun di daerah itu, tepatnya di Desa Eilode, Kecamatan Sabu Tengah. Untuk membangun bandara itu, masyarakat adat di Desa Eilode telah menghibahkan tanah adatnya seluas 87,2 Ha. Dari luasan itu, sebanyak 47,81 Ha akan dihibahkan ke Kementerian Penghubungan (Kemenhub) untuk kepentingan membangun bandara.

“Mengenai namanya sudah diusulkan ke Menteri Perhubungan. Sekarang kita tinggal menanti persetujuan menteri untuk penetapan lokasi atau penlok,” kata Bupati Nikodemus kepada Timor Express di Kupang, beberapa hari lalu.

Adapun nama yang diusulkan Pemkab Sabu Raijua adalah Bangngu Loni. Bangngu Loni sendiri merupakan nama Sabu dari mantan Gubernur NTT, El Tari. “Nama Bangngu Loni ini, semua orang Sabu sudah tak asing lagi karena itu adalah nama kecilnya El Tari,” kata bupati.

“Dari situ, masyarakat Sabu Raijua menghendaki nama El Tari harus ada di Sabu. Nama El Tari disulkan sendiri oleh masyarakat dari enam kecamatan yang ada, baik dari tokoh masyarakat, tokoh adat, tokoh agama, tokoh perempuan, dan tokoh masyarakat,” jelas bupati yang akrab dengan sebutan Nick Rihi Heke itu.

Mengenai nama El Tari sendiri yang telah diabadikan sebagai nama Bandar Udara El Tari di Kupang, menurut Bupati Sabu lagi, dalam regulasi yang dikeluarkan Kemenhub, memang tidak diperbolehkan satu nama diabadikan di dua bandara yang berbeda.

“Setelah kita melihat regulasi, tidak boleh dua nama dobel. Makanya banda udara yang ada di Sabu kami beri nama kecilnya, yakni Bangngu Loni. Dan ini tidak menyalahi aturan. Semua orang Sabu kalau sebut Bangngu Loni adalah El Tari. Ini merupakan bentuk kecintaan seluruh masyarakat Sabu Raijua terhadap sosok El Tari,” terang mantan Wakil Bupati Sabu Raijua ini.

Selain diusulkan oleh masyarakat, pemakaian nama El Tari atau Bangngu Loni juga telah mendapatkan persetujuan dari keluarga besar El Tari yang ada di Sabu Raijua. Sebab, tanpa persetujuan keluarga besar, tidak mungkin Pemkab Sabu Raijua mengusulkan nama tersebut.

“Kita juga sudah minta izin keluarga besarnya dan yang sangat dekat dengan silsilah El Tari. Dan persetujuan keluarga besar El Tari tersebut ditandai dengan penandanganan surat persetujuan. Kami sebagai pemerintah sangat berterima kasih kepada keluarga besar El Tari, karena tanpa persetujuan mereka, kami tidak mungkin memakai namanya. Dan kami melihat bahwa keluarga juga sangat menyadari bahwa El Tari bukan lagi milik keluarga tapi sudah menjadi milik seluruh masyarakat NTT, bahkan masyarakat Indonesia karena dia adalah pahlawan nasional,” ujarnya. "Itulah bagian dari rasa cinta kita kepada El Tari,” sambung mantan Assisten II Setda Kabupaten Kupang ini.

Saat ini, demikian Bupati Nick, progres rencana pembangunan bandara pengganti Bandara Seba itu tinggal menunggu persetujuan Menhub karena semua dokumen yang dinyatakan belum lengkap telah dilengkapi.

“Kita harapkan secepatnya dibangun. Dokumen permintaan revisi sudah kita revisi semuanya dan sekarang sudah di Dirjen dan segera diberikan ke Menteri Perhubungan. Kami harapkan dukungan dari Pemerintah Provinsi NTT dan seluruh masyarakat Sabu Raijua dan masyarakat NTT umumnya. Saya optimistis akan berjalan sesuai rencana karena semua dokumen sudah lengkap dan saya percaya pemerintah akan melihat Kabupaten Sabu Raijua sebagai daerah yang merupakan bagian dari Indonesia karena berada di beranda selatan RI,” harap Bupati Nick.

Pakai Kuisioner

Sebelumnya, Kepala Dinas Perhubungan Sabu Raijua, Dra. Utik Wibowati menjelaskan, nama Bangngu Loni didukung oleh masyarakat di enam kecamatan melalui kuisioner.

Utik menjelaskan, terdapat lima nama yang diusulkan dan berdasarkan aspirasi masyarakat, kebanyakan memilih Bangngu Loni sebagai nama bandara baru nanti. Adapun masyarakat yang mengisi kuisioner adalah para tokoh masyarakat, tokoh agama, tokoh pemuda dan tokoh perempuan.

"Berdasarkan itu, maka kami mengusulkan Bangngu Loni yang sesuai dengan aspirasi masyarakat dan sejarah perjuangan nasional," jelas Utik.

Bandara baru direncanakan akan dibangun di Desa Eilode, Kecamatan Sabu Tengah. Banda udara tersebut direncanakan memiliki panjang 3.000 meter. Hasil kajian pembangunannya telah dipaparkan tim konsultan didampingi Bupati Sabu Raijua di Kemenhub RI beberapa waktu lalu.

Keberadaan bandara baru tersebut menurut Bupati Nick, sangat penting. Apalagi, Pulau Sabu merupakan satu pulau kecil yang dikategorikan sebagai daerah 3T dan memiliki ketergantungan pada iklim/cuaca untuk keluar dan masuk. (*/yl)

  • Bagikan