KUPANG, TIMEXKUPANG.FAJAR.CO.ID-Kantor Wilayah Kementerian Hukum dan HAM (Kanwil Kemenkumham) NTT, terus berupaya meningkatkan kualitas pelayanan publik.
Kaitan dengan hal itu, Kanwil Kemenkumham NTT menggelar Focus Group Discussion (FGD) Penyusunan Rancangan Standar Pelayanan Publik yang berlangsung di Aula Multi Fungsi Kanwil Kemenkumham NTT,, Selasa (7/3).
Menariknya, Kanwil Kemenkumham NTT melibatkan pihak eksternal guna memberikan masukan saran yang konstruktif dalam mewujudkan pelayanan terbaik sebagai komitmen melaksanakan pembangunan Zona Integritas Menuju Wilayah Bebas dari Korupsi (WBK) dan Wilayah Birokrasi Bersih dan Melayani (WBBM).
Hadir pada kesempatan itu, perwakilan Ombudsman NTT, akademisi, dan sejumlah penerima layanan di Kantor Wilayah.
Kakanwil Kemenkumham NTT, Marciana D. Jone, menjelaskan bahwa penyusunan dan penetapan standar pelayanan oleh setiap penyelenggara pelayanan publik wajib melibatkan masyarakat dan pihak-pihak terkait.
Kegiatan tersebut juga merupakan bagian dari komitmen melaksanakan pembangunan Zona Integritas menuju WBK/WBBM.
"Salah satunya dengan meningkatkan kualitas pelayanan publik. Standar pelayanan adalah tolak ukur yang dipergunakan sebagai pedoman penyelenggaraan pelayanan dan acuan penilaian kualitas pelayanan sebagai kewajiban dan janji penyelenggara kepada masyarakat dalam rangka pelayanan yang berkualitas, cepat, mudah, terjangkau, dan teratur," jelasnya.
Ia menyebut pihaknya bertugas melaksanakan pelayanan publik di bidang Hukum dan HAM yang berbasis pada hak asasi manusia dan teknologi informasi.
"Secara keseluruhan, terdapat 12 Standar Pelayanan Umum dan 5 Standar Pelayanan Inovasi yang direview dalam FGD," ujarnya.
12 Standar pelayanan umum yakni pelayanan verifikasi kelengkapan berkas pelaksanaan kegiatan bantuan hukum oleh OBH. Selain itu, pelayanan penyuluhan hukum, pelayanan fasilitasi harmonisasi rancangan peraturan daerah dan peraturan kepala daerah.
Pelayanan perpustakaan, pelayanan Pos Pengaduan HAM, pelayanan pengajuan permohonan pewarganegaraan, pelayanan permohonan pelantikan dan pengambilan sumpah/janji notaris, PPNS, dan kewarganegaraan.
Selanjutnya pelayanan surat keterangan terdaftar partai politik, pelayanan pengadaan barang dan jasa, pelayanan e-katalog, pelayanan pemindahan narapidana dan anak didik.
Sedangkan Standar Pelayanan Inovasi yakni Survei Mandiri Kualitas Pelayanan, bantuan hukum gratis bagi warga binaan Pemasyarakatan, pelayanan fasilitasi pendaftaran Perseroan Perorangan, Apostille, dan Kewarganegaraan serta pelayanan publik online hukum dan HAM.
“Masukan dari seluruh peserta akan dijadikan acuan untuk melakukan perbaikan dengan semaksimal mungkin terhadap pelayanan sehingga pelayanan di Kantor Wilayah bisa diterima oleh masyarakat NTT dengan baik,” ungkapnya.
Sementara Ketua Pokja Peningkatan Kualitas Pelayanan Publik, Erni Mamo Li mengatakan bahwa FGD merupakan tahapan pertama dalam penyusunan standar pelayanan publik untuk menyelaraskan kemampuan pegawai Kanwil Kemenkumham NTT dengan kebutuhan masyarakat terkait jenis pelayanan publik yang disediakan.
Dalam FGD tersebut ada masukan terkait pelayanan penyuluhan hukum. Jajaran Kanwil diharapkan tetap turun ke lapangan melaksanakan penyuluhan hukum terpadu walaupun tidak ada permintaan dari masyarakat. Jika lokasi tidak terjangkau, penyuluhan dapat dilakukan secara daring.
Kemudian terkait pelayanan bantuan hukum, ada masukan agar dilakukan pendataan tahanan yang baru masuk di Lapas/Rutan.
Terkait pelayanan perpustakaan, perlu disampaikan kepada masyarakat mengenai layanan ini bersifat terbuka bagi publik.
Untuk pelayanan pengadaan barang dan jasa serta e-katalog, diharapkan ada bantuan pengawasan dari khalayak publik karena proses pengadaan melibatkan pengusaha di lingkungan masyarakat. (r1)
Editor: Intho Herison Tihu