Produk UMKM Kota Kupang Masuk Indomaret, Pemkot Minta Penuhi Standar Kualitas

  • Bagikan
PELATIHAN. Pelatihan kewirausahaan mandiri oleh Indomaret bekerja sama dengan Bank NTT, Pemkot Kupang Lemonilo bagi pelaku UMKM di Kota Kupang di Aula Rujab Walikota Kupang, Kamis (8/3). (FOTO: ISTIMEWA).

KUPANG,TIMEXKUPANG.FAJAR.CO.ID-PT Indomarco Prismatama mengajak dan memberikan kesempatan bagi pelaku UMKM di Kota Kupang untuk memasok produknya ke gerai Indomaret.

Dengan dibukanya kerja sama ini, ditindaklanjuti dengan pelatihan kewirausahaan mandiri UMKM yang digelar Indomaret dengan melibatkan Lemonilo, Bank NTT dan Pemerintah Kota Kupang di Rumah Jabatan Wali Kota Kupang, Kamis (9/3).

Hal ini dilakukan agar wawasan pelaku UMKM bisa memahami produk yang bisa dijual di gerai Indomaret.

Branch Manager Indomaret cabang Kupang, Ridwan Syahroni menjelaskan selama ini pelaku UMKM terkendala kelengkapan hingga kemasan yang menghambat produk masuk ke gerai modern seperti Indomaret.

"Karena kami coba beberapa jenis barang yang mereka produksi secara kualitas dan rasa bagus, cuma secara kemasan kemudian kelengkapan sering kurang. Maka kami coba adakan pelatihan ini," kata Ridwan.

Pelatihan ini juga menurut dia, bisa lebih banyak produk yang dijual di Indomaret. Sejak awal buka di Kota Kupang, kata dia, Indomaret sudah menjual empat produk lokal dari NTT. Kini sudah ada tambahan tujuh produk lokal.

Ridwan mengatakan, pihaknya terus berkoordinasi dengan stakeholder lain yang memiliki binaan UMKM seperti Bank NTT dan Dinas Perdagangan dan Industri agar produk yang ada bisa dijual di gerai Indomaret.

Dengan begitu maka Indomaret dan para pihak lain akan membantu produk UMKM untuk bersaing di pasar modern. Secara prosedur, Indomaret berkoordinasi dengan mitra yang memiliki binaan dan mengirim sampel produk.

Dari sampel itu kemudian diseleksi. Jika memenuhi secara persyaratan maka diusulkan ke kantor pusat Indomaret untuk proses pendaftaran. Setelah itu produk mulai dijual di toko Indomaret.

"Sebenarnya prosesnya tidak terlalu rumit, cuma memang perlu waktu saja untuk proses, sejauh ini pasokan produk UMKM masih berjalan lancar. Memang pasokan sering menjadi kendala, sebab, produk UMKM biasa rajin memasok diawal, namun dalam waktu berikutnya mulai berkurang. Hal ini menjadi kendala juga bagi Indomaret," ungkapnya.

Manajemen, kata Ridwan, melakukan evaluasi berkala terhadap kendala seperti ini. Bila memungkinkan produk yang ada bisa dijual pada toko Indomaret yang ada di luar Kota Kupang.

Menurutnya, produk lokal yang telah dijual sebelumnya sangat diminati konsumen, diharapkan dengan adanya tambahan produk lokal maka akan lebih banyak lagi produk NTT yang bisa dijual di Indomaret.

"Jadi makin terbuka, mereka (konsumen) juga tahu kalau mau cari oleh-oleh untuk mereka pergi keluar Kupang, itu cukup datang ke Indomaret," jelas Ridwan.

Secara persyaratan, Indomaret tidak mengenakan biaya bagi produk UMKM lokal dengan tempat khusus pada bagian depan toko Indomaret. Tujuannya agar konsumen bisa lebih tahu dengan produk lokal.

Ke depan, Indomaret juga sedang berupaya untuk membuka jejaring untuk memperkenalkan produk seperti tenunan, melalui aplikasi milik Indomaret.

Aplikasi itu bisa menampung produk lokal yang barangnya tidak perlu ditaruh di gerai. Konsumen Indomaret dan pengrajin langsung melakukan transaksi. Indomaret hanya memfasilitasi pola itu.

Selain membawa produk UMKM lokal masuk ke dalam toko, Indomaret juga menyediakan tempat khusus di teras. Pelaku UMKM bisa menyewa tempat itu untuk berjualan produk.

Sementata itu, Penjabat Wali Kota Kupang Geprge Hadjoh mengatakan, sangat diperlukan strategi dalam usaha, perlu adanya kerja kolaborasi.

"Bagi pelaku UMKM harus bisa memenuhi standar yang ditetapkan oleh Indomaret, sehingga bisa diterima di Kota Kupang dan standar nasional, sehingga produk dari Nusa Tenggara Timur dan Kota Kupang," ujarnya.

Dia meminta agar UMKM harus berupaya memenuhi standar yang ada di Indomaret. Jika UMKM kuat maka ekonomi pasti kuat. Hal ini menjadi tantangan, karena itu perlu adanya kerja kolaborasi.

Dia berharap, pelatihan ini bisa digelar tiga bulan sekali, agar bisa meningkatkan kualitas pelaku UMKM, sehingga produk yang dihasilkan terus ditingkatkan kualitasnya.

Untuk pembiayaan, kata George, UMKM bisa memanfaatkan dana dari Bank NTT, untuk peningkatan dan pengembangan usaha. (r2)

Editor: Intho Herison Tihu

  • Bagikan