KUPANG, TIMEXKUPANG.FAJAR.CO.ID-Pemerintah Provinsi NTT akan melakukan riset lanjutan untuk kelor yang akan disiapkan menjadi pangan dari program Pemberian Makanan Tambahan (PMT) Tahun 2023.
Dukungan kelor sebagai PMT nasional ditegaskan langsung oleh Menteri Kesehatan (Menkes) RI, Budi Gunadi Sadikin, telah mencoba sendiri berbagai produk kelor saat berkunjung ke NTT 4 Maret 2023 lalu.
Ketua Dewan Kerajinan Nasional (Dekranasda) Provinsi NTT, Julie Laiskodat mengatakan Menkes mendorong dilakukannya riset terpadu mengenai khasiat tanaman ini agar dimanfaatkan sebagai pangan PMT nasional.
"PMT ini waktu Pak Menteri datang kita kasih sampel tentang produk UMKM kita. Contoh PMT nasional itu banyaknya produk impor, sedangkan secara gizi produk kita tidak kalah, lebih bagus. Pak Menteri sudah setuju jadi kita atur untuk PMT nasional itu ada kelor NTT," ungkap Julie.
Menurutnya, anggaran untuk PMT ini bisa mencapai ratusan miliar rupiah. Dia mencontohkan, NTT mendapat 10 persen atau sekitar puluhan miliar dari total anggaran dari pusat, maka program ini dapat berjalan dengan keuntungan bagi pelaku UMKM NTT.
"Sehingga anggaran tersebut bisa bergulir di UMKM. Apa lagi dua tahun Covid-19, banyak UMKM yang berkembang dan sudah mulai ikut produkai UMKM," ujarnya.
Dia mengatakan, berbagai produk olahan kelor yang diproduksi UMKM NTT berupa susu, sereal, teh kelor, serbuk kelor, biskuit, mie dan berbagai olahan lainnya.
Julie berharap saat pemesanan dari pusat dimulai untuk program PMT ini maka produk-produk itu akan segera didistribusikan. Kepastian suplai ini memang masih membutuhkan proses di nasional dan riset. Ia berharap tahun ini sudah terealisasi.
Sementara ini, kata Julie, sudah berjalan pemberian PMT di 431 puskesmas di seluruh NTT, sesuai dengan petunjuk teknis dari pusat, yaitu memanfaatkan PMT bersumber dari kelor sebagai pangan lokal. Instruksi Gubernur NTT juga dikeluarkan untuk memanfaatkan serbuk kelor dalam PMT ini.
Pasalnya, kata Julie, gizi kelor lebih baik dan UMKM di daerah langsung menawarkannya kepada puskesmas se-NTT. Ke depan akan lebih banyak UMKM terlibat bila program ini sudah berjalan. Berdasarkan datanya, kurang lebih 50 sentra UMKM aktif berproduksi dengan anggaran Pembinaan Kesejahteraan Keluarga (PKK) sebesar Rp 9 miliar lebih.
"Seandainya bila lebih dari puluhan miliar dari pusat maka pasti akan lebih banyak yang terlibat," sambung Julie.
Selain sampel untuk Menkes Budi, Julie juga akan membawa sampel produk ini ke Ibu Negara, Iriana Jokowi, di Labuan Bajo. "Kita bawa sampel apa saja yang kita kasih untuk puskesmas selama ini. Hari Senin ini Presoden Jokowi dan Ibu Negara akan ada di Labuan Bajo," tambahnya. (r2)
Editor: Intho Herison Tihu