Berburu Beras Murah, Warga Pulang dengan Tangan Hampa

  • Bagikan
ANTREAN. Warga sedang antrian untuk membeli sembako pada Pasar Murah yang digelar di Kelurahan Fatululi, Rabu (14/3). (FOTO: ISTIMEWA).

Pasar Murah Hanya Sediakan 250 Kupon

KUPANG, TIMEXKUPANG.FAJAR.CO.ID-Pemerintah Provinsi NTT dan Kota Kupang bekerja sama Perum Bulog NTT dan Kantor Perwakilan BI NTT menggelar pasar murah sebagai upaya menekan lonjakan sembako yang melonjak beberapa bulan terakhir di wilayah NTT.

Demi memenuhi kebutuhan keluarga, warga sangat antusias mendatangi lokasi pasar murah yang digelar pemerintah itu. Namun sayang, stok yang disediakan terbatas sehingga banyak warga pulang dengan tangan hampa.

Bagaimana tidak, pasar murah yang digelar berpindah-pindah di semua kecamatan itu hanya melayani sesuai dengan stok kupon. Sedangkan semua warga berlomba-lomba berburu beras murah.

Terpantau, operasi pasar murah yang digelar di Kantor Lurah Fatululi, Rabu (15/3) hanya menyediakan kuota 250 kupon. Tak membutuhkan waktu lama, sembako murah itu ludes diborok warga.

Madgalena Un, salah satu warga RT 37/RW 12, Kelurahan Fatululi mengaku, dirinya memang tidak mendapat informasi tentang pengambilan kupon sebagai syarat membeli sembako murah.

Dia hanya mengetahui informasi bahwa akan diadakan pasar murah, sehingga dia hanya datang dan ikut mengantre.

Madgalena mengaku datang dari pukul 8.30 Wita, hanya ingin membeli bawang merah dan putih serta beras dan minyak goreng. "Saya butuh beras dan bawang dengan minyak goreng. Kita tidak tahu harus ambil kupon," katanya.

Ia juga menyebut, sudah mencoba untuk bernegosiasi dengan petugas untuk bisa mendapat sembako murah tersebut namun hasilnya nihil.

Menurutnya operasi pasar murah ini ditujukan bagi semua warga sehingga, mestinya cukup menunjukkan KTP tanpa harus mendapat kupon karena ini merupakan operasi pasar murah, barang yang disiapkan juga harus lebih banyak.

"Kalau pake kuota seperti ini malah semakin mahal beras di pasaran dan akan membuat warga saling berebutan," pintanya.

Dia berharap agar operasi pasar murah berikutnya bisa lebih optimal, terutama dalam memberi pelayanan bagi masyarakat. "Jadi kalau mau bantu masyarakat jangan pake batas karena persoalan harga beras dan sembako tidak sama dengan masalah lainnya," tegasnya.

Charles warga Kelurahan Oesapa juga mengaku datang sejak pukul 09.00 Wita, namun tidak bisa membeli sembako murah. Tetapi tidak mendapat kupon sebagai syarat utama membeli sembako murah.

"Kalau memang mau bantu masyarakat, harusnya siapkan dengan optimal, semua masyarakat harus bisa akses, jangan pakai kupon lagi, kasihan yang lain tidak dapat," ujarnya.

Dia meminta agar pemerintah memperluasan operasi pasar. Jangan anggap bahwa operasi pasar itu hanya untuk warga setempat saja, tetapi untuk semua masyarakat.

"Ini pasar murah, bukan penyaluran bantuan sehingga ada yang mendapat ada yang tidak," tambahnya.

Untuk itu, kata dia, operasi pasar ini harus terus dilakukan di berbagai tempat di Kota Kupang. Pasalnya, dengan adanya operasi pasar murah ini akan membantu masyarakat yang memiliki ekonomi menengah kebawa.

Lurah Fatululi, Fremy Dae menyampaikan ucapan terima kasih bagi penyelenggaraan operasi pasar murah, dalam upayan mengendalikan inflasi.

Menururnya, operasi pasar murah itu sangat membantu masyarakat. Untuk itu ke depan agenda semacam ini harus terus dilakukan, tidak saja dari pemerintah, namun dari kelurahan juga melakukan hal yang sama.

Fremy menegaskan, kuota yang disiapkan hanya 250 dan jumlah sangat kurang sehingga tidak bisa mengakomodir semua masyarakat. Bahkan, pada pukul 10.40 Wita, beberapa sembako seperti gula pasir dan bawang sudah habis.

Lanjutnya, Kelurahan Fatululi memiliki sebanyak 3.006 KK dengan jumlah jiwa ada 13 ribu lebih. Artinya, kuota yang disiapkan dalam pasar murah akan sangat jauh berbeda perbandingannya dengan penduduk, khususnya di Kelurahan Fatululi.

Dalam operasi pasar murah ini, disiapkan beras medium 400 karung kemasan lima kg, Gula 100 Kg, Terigu 50 Kg, Minyak Kita 120 liter, bawang merah 50 Kg, bawang putih 50 Kg dan Telur 60 Rak. (r2)

Editor: Intho Herison Tihu

  • Bagikan