KUPANG, TIMEXKUPANG.FAJAR.CO.ID - SMA Kristen Mercusuar Kupang mulai memberlakukan jam pelajaran pada pukul 09.00. Namun, siswa wajib masuk sekolah pukul 08.00. Kegiatan awal diisi dengan apel, menyanyikan lagi perjungan dan yang terpenting adalah membaca sekitar 30 menit. Lalu berdoa dan tepat pukul 09.00 mulai pelajaran.
Hal ini bertujuan memperkuat literasi membaca dan menulis bagi peserta didik. Ini sesuai dengan program Pemerintah Provinsi NTT. Ini juga untuk meningkatkan budaya literasi siswa dalam rangka mendukung program nasional.
Hal itu sesuai dengan visi SMA Kristen Mercusuar Kupang, yakni “Mewujudkan Sekolah yang Unggul dalam Penguasaan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK), memiliki Iman dan Taqwa serta Budi Pekerti dan Berwawasan Internasional berdasarkan Iman Kristen”. Maka, salah satu upaya untuk mencapai visi tersebut adalah mendorong warga sekolah untuk gemar membaca dan menulis, yang dikenal dengan istilah literasi.
Kepala SMA Mercusuar Kupang, Soleman Dapa Taka menjelaskan ini, Kamis (16/3). Dia mengatakan, untuk meningkatkan budaya literasi siswa, maka SMA Mercusuar Kupang melakukan pergeseran jam pembelajaran.
Pergeseran tersebut bukan tanpa pengkajian yang matang. Pasalnya, SMA Mercusuar sendiri, sejak masa pandemi Covid-19, telah melaksanakan pembelajaran secara daring (online) selama hampir 4 semester. Durasi waktu pembelajaran pun dipersingkat, dari yang semula mulai pukul 07:30 dan berakhir pukul 14:30, menjadi pukul 09:00 sampai pukul 12:30.
Hal itu dilakukan agar siswa dan guru tidak terlalu lelah dan imun tubuh mereka tetap kuat untuk menangkal pengaruh Virus Covid-19.
"Saat awal pembelajaran tatap muka (offline) di sekolah sudah diijinkan kembali di awal tahun 2022, kami masih mempertahankan jam belajar yang dipersingkat (09:00 – 12:30). Setelah itu, kami secara bertahap mulai mengadakan penyesuaian kembali jam belajar siswa ke jam normal. Tahap pertama waktu itu kami majukan jam mulai pelajaran dari jam 09:00 menjadi jam 08:00, sedangkan jam selesai pelajaran masih tetap pada jam yang dipersingkat, yaitu jam 12:30," jelas Soleman.
Namun, setelah Indonesia dinyatakan bebas dari pandemi Covid-19, maka Mercusuar mulai melakukan sedikit penyesuaian dan pergeseran, hal itu untuk mengakomodir kegiatan literasi pada pagi hari sebelum pelajaran pertama dimulai.
Sehingga, jam masuk sekolah akan dimulai pukul 08.00 pagi, dan pukul 08.00-08.10 akan diadakan apel pagi yang dimana juga fokus menyanyikan lagu-lagu nasional. 08.10-08.40 kegiatan literasi dan pukul 08.40-09.00 ada ibadah bersama.
"Apel pagi itu selain arahan, kita fokus menanamkan lagu-lagu nasional bagi siswa. Kegiatan literasi kami kasih porsi lebih banyak karena memang itu fokus kami, dan kegiatan ibadah juga butuh waktu karena kami sekolah Kristen, jadi ada puji-pujian, renungan dan doa bersama," jelas Soleman.
Menurut Soleman, SMA Mercusuar tidak memiliki motif tertentu dalam menerapkan pergeseran waktu tersebut. Pasalnya, Mercusuar hanya berfokus dalam meningkatkan budaya literasi dan juga penerapan profil pelajar Pancasila sebagaimana yang digalakkan pemerintah. Sehingga, satu jam pertama sebelum jam pelajaran dimulai, difokuskan untuk kedua hal tersebut.
"Kalau dua hal itu dimasukkan dalam pelajaran, bisa saja, tapi tidak begitu efektif karena akan memotong jam pelajaran, makanya kami utamakan dalam satu jam awal itu," ucap Soleman.
Dirinya juga menambahkan, baru mulai menerapkan jam literasi tersebut lantaran, baru cairnya anggaran dana BOS yang digunakan untuk menyediakan pojok baca dalam mendukung kegiatan literasi tersebut.
"Jadi kalau ditanya motivasinya apa, ya tidak ada. Hanya fokus pada program pemerintah itu saja, peningkatan literasi dan profil pelajar pancasila itu," ungkapnya.
Penerapan tersebut pun tidak berdasarkan keputusan sepihak sekolah saja, melainkan telah melibatkan Komite dan juga Yayasan.
"Jadi kami sudah ada rapat dan pengkajian matang secara internal dengan guru, orangtua dan yayasan sebelum menerapkannya," sambungnya.
Apalagi, tidak ada aturan yang mengatur jam masuk sekolah, melainkan hanya berapa lama jam belajar. Sehingga, dalam menerapkan jam tersebut, telah melalui pertimbangan yang matang.
Ia melanjutkan, siswa dan orangtua menyambut hangat penerapan tersebut. Dengan begitu, upaya mendorong program pemerintah dapat terwujud dengan lebih baik. (cr1/ito)