KUPANG, TIMEXKUPANG.FAJAR.CO.ID-Kepolisian Daerah (Polda) NTT siap menerapkan sistem pelayanan yang ramah terhadap disabilitas. Fasilitas pendukung dan hak-hak disabilitas terus dibenah termasuk penterjemah.
Hal ini diungkapkan Kapolda NTT Irjen Pol Johni Asadoma usai mendengar curhatan dari para disabilitas di Gerakan Advokasi Transformasi Disabilitas untuk Inklusi (Garamin) yang beralamat di Jalan Noelmina Dalam, Kelurahan Naikoten I, Kecamatan Kota Raja, Kota Kupang, Jumat (17/3).
Diakui, sejauh ini pelayanan kepolisian belum sepenuhnya ramah disabilitas sehingga dirinya ingin mendengar secara langsung aspirasi dan kondisi disabilitas.
Ditegaskan kepada para difabel yang tergabung dalam Garamin bahwa sarana prasaran menjadi catatan penting bagi Polda NTT.
"Kita akan menindaklanjuti apa yang menjadi kebutuhan difabel. Kami sangat siap melaksanakan dan menyalurkan aspirasi difabel yang memang bukan kewenangan Polri kepada instansi terkait," katanya.
Ditegaskan bahwa dengan terpenuhinya kebutuhan dan hak-hak atas difabel, akan menciptakan situasi yang inklusi bagi seluruh masyarakat sehingga mendapat kewajiban yang sama.
Terkait instruksi ke polres jajarannya, ia meminta kepada Garamin untuk bersurat secara resmi agar ada dasar untuk mengeluarkan kebijakan dan memerintahkan kepada jajaran sehingga menghormati hak-hak dan penyebutan untuk disabilitas atau difabel.
"Hal ini perlu dilakukan untuk mengedukasi secara luas agar disabilitas mendapat perlakuan yang adil," katanya.
Jenderal dua bintang itu juga mengaku akan melibatkan penerjemah bagi divabel yang sedang dalam masalah hukum.
"Penerjemah ini sangat penting karena jika terlibat masalah hukum, dan divabel tersebut merupakan divabel rungu atau tuli maka akan sulit dimintai keterangan," punyanya.
Direktur Garamin, Yafas Aguson Lay mengaku dirinya bersama kurang lebih 10 orang telah merintis organisasi Garamin sejak tiga tahun terakhir.
Kehadiran Geramin dengan visi misi untuk menjadikan NTT sebagai Provinsi inklusi. Berbagai program telah digelar untuk mewujudkan visi dan misi organisasi.
"Kami gencar melakukan kegiatan kampanye dan sosialisasi ke semua daerah namun perlu ada pertemuan bersama Polda NTT sehingga bisa mengakomodir kepentingan difabel," katanya.
Dikatakan fasilitas infrastruktur dan penerjemah juga harus diterapkan secara baik terutama pada instansi pelayanan publik.
"Kedepan kami bekerja sama dengan Polda NTT untuk memastikan infrastruktur terpenuhi di Polda NTT," sebutnya.
Garamin juga bersedia melakukan pelatihan dan terlibat dalam perencanaan pembangunan yang ramah disabilitas. Disebutkan pula bahwa pihaknya juga beker jasama dengan UGM melakukan pemenuhan hak-hak difabel dengan menggelar sejumlah penelitian.
"Kita siap bekerjasama memberikan pelatihan kepada Polda NTT dan jajaran. Kami berterima kasi atas kesempatan baik ini. Ini sangat terhormat bagi kami karena tidak ada perhatian seperti ini sebelumnya," tuturnya. (r3)